Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Makan Bersama
Iris dan Lucius berjalan berdampingan di lorong istana menuju ruang makan, berpapasan beberapa kali dengan pelayan dan kesatria yang berlalu-lalang. Para pelayan dan kesatria yang melihat moment aneh dan tidak biasa langsung menoleh ke arah belakang untuk memastikan.
'Kenapa semua orang memandangi seperti tidak pernah melihat orang? Apakah perlu memandangi orang lama-lama? Energiku rasanya sudah mau habis akibat harus bertahan tersenyum,' batin Iris dengan senyuman yang dipaksakan
"Iris, kamu baik-baik saja? Keningmu berkerut," ucap Lucius langsung dibalas gelengan kepala oleh Iris sampai keduanya akhirnya di depan pintu ruang makan
"Woah... Kakak Ipar dan kakak datang bersamaan untuk sarapan?"
"Apakah aku masih bermimpi? Jika tidak apakah ini adalah candaan yang dilakukan kakak?" ucap sosok laki-laki berambut panjang emas sambil nyengir dan menusuk-nusuk pipi sang kakak kiri dan kanan
Iris yang mengamati keakraban antara sang adik dan kakak yang begitu dekat membuatnya sedikit terkejut, sebab dimasa lalu keduanya terlihat saling berjauhan dan hanya dekat ketika ada gadis suci yang berada di dekat keduanya. Tapi, dugaan itu salah sebab saat ini terlihat jelas jika keduanya masih bisa saling bercanda dan tertawa.
"Kakak ipar sudah lama tidak bertemu dan tidak perlu malu-malu denganku sama seperti dulu saja," ucap sosok laki-laki berambut emas panjang itu dengan senyuman
"Cael, kamu sudah tumbuh besar saja, padahal dulu kamu masih sepinggang aku," ucap Iris sambil menepuk-nepuk kepala Cael yang sedikit menunduk sambil tersenyum
Iris yang tersenyum di depan Lucius dengan adiknya begitu mudah membuat Lucius langsung menarik tangan Iris masuk ke dalam ruangan makan. Walaupun tenaga yang digunakan tidak begitu kuat, tapi tubuh kecil Iris cukup mampu terseret mengikuti langkah sosok punggung di depannya.
Ruangan makan mewah dan meja panjang dengan berbagai macam hidangan mewah di atasnya ditemani para pelayan disudut ruangan yang siap untuk menunggu perintah raja, jika memerlukan sesuatu. Sang raja yang telah menunggu tersenyum lebar duduk di kursi melihat hubungan putranya dengan calon menantunya membaik.
"Ayah, selamat pagi, apakah ayah sudah menunggu lama?" tanya sang bungsu dengan riang dan lantang dari belakang Iris dan Lucius
"Tidak begitu lama, tapi sepertinya kalian berdua semakin romantis, aku akan menunggu kepastian kalian berdua ingin serius menikah," ucap sang raja sambil tertawa
'Beban hidupku sepertinya semakin berat, karena bagaimanapun raja sepertinya semakin ingin aku dengan putranya membaik dan menikah,' ucap Iris di dalam hatinya dengan ikut tertawa tidak nyaman
Sang raja melihat kedewasaan Iris semakin bertumbuh merasa pilihannya adalah hal yang tepat, walaupun sejujurnya banyak gadis lain dari keluarga yang lebih baik dari Iris jika tentang latar belakang bukan karena keluarganya menawarkan hal yang besar untuk pertunangan. Akan tetapi, pekerjaan kerajaan yang berat seperti ini Iris adalah pilihan yang tepat, sebab dia adalah gadis yang ceria dan untuk masalah kedewasaan itu masih bisa diperbaiki oleh waktu.
"Iris, makan yang banyak karena kamu terlihat kurusan setelah sembuh dari sakit,"
"Dan Lucius jangan terlalu serius bekerja, jangan lupa menghabiskan waktu dengan Iris jalan-jalan,"
"Bagaimanapun juga dia adalah tunanganmu yang suatu saat nanti akan menjadi pendampingmu," ucap sang raja menatap putranya yang menarik kursi untuk Iris
"Yang mulia, memang benar menghabiskan waktu bersama sangat baik,"
"Tapi, banyak tanggung jawab yang harus dibebankan oleh Lucius, saya tidak ingin membuatnya membuang waktu untuk belajar hanya untuk bersenang-senang dengan saya,"
"Ditambah lagi saat ini kita sudah kedatangan gadis suci utusan dari dewa, akan semakin banyak artinya yang harus di kerjakan,"
Chasing Gold And Avoid The Prince