Ketua Osis Dingin Itu Suamiku

"Kakak yang ganteng ada yang mau ngaterin Rara pulang gak", ucap Rara mendekat ke arah ketiga sahabat Kenzo. Dan mengabaikan suaminya begitu saja.

"Kami bertiga mau kalo ngaterin Rara pulang, ya Ka, Tam. Ya udah ayo kita pulang", ajak Reza diangguki Azka dan Tama.

"Tapi kak Reza gak mungkin kan kalo kalian bertiga sekaligus ngaterin Rara pulang. Gini deh Rara pilih kak Azka aja soalnya rumah kita searah terus kak Azka kan bawa motor, jadi Rara ikut kak Azka pulang ya boleh kan", tanya Rara

"Oke. Ayo kita pulang sekarang", balas Azka langsung Rara bergelayut di lengan Azka seperti hal yang dilakukan oleh Dea di lengan Kenzo.

Kenzo yang melihat istrinya yang bergelayut di lengan sahabat nya itu pun membuatnya merasa kesal. Sontak Kenzo menarik tangan Rara yang satunya untuk mencegah Rara pulang bersama Azka.

"Yank...kamu apaan sih kenapa pulang sama Azka. Aku bisa anter kamu pulang gak perlu ikut Azka segala", kesal Kenzo pada istrinya sambil menahan tangan Rara.

"Lepasin kak. Mending kakak anterin tuh si Dea yang tinggal di rumah kakak, aku bisa pulang sendiri sama kak Azka karena satu arah", Rara berusaha melepaskan tangannya dari genggaman suaminya.

"Gak Ra. Kamu ikut kakak pulang sekarang juga", ucap Kenzo dengan nada sedikit tinggi. Rara hanya membulatkan matanya begitu juga yang lainnya mendengar nada bicara Kenzo.

"Ayo kak Azka kita pulang sekarang. Rara udah ngantuk mau cepat-cepat tidur", ajak Rara yang sudah berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo.

Rara menarik tangan Azka untuk cepat ke parkiran diikuti Reza, Tama, Kenzo dan Dea yang berjalan di belakangnya. Sesampainya di parkiran Rara langsung naik ke motor dan memakai helm yang sudah Azka sediakan, Kenzo masih memperhatikan Rara hingga ia ingin sekali menarik turun Rara yang terlihat memeluk pinggang Azka agar tidak jatuh namun telat untuk menghentikannya karena motor yang dikendarai Azka telah melaju meninggalkan parkiran sekolah tersebut.

Akhirnya mereka pulang dengan kendaraan masing-masing. Kenzo masih harus mengantarkan adik sepupunya ke rumah besar keluarganya yang tak lain kediaman Aditama. Kenzo mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang di jalan Raya yang kelihatan cukup ramai, karena pada jam segitu memang pada dasarnya adalah jam pulangnya anak-anak sekolah.

•••

30 menit Kenzo menyetir mobilnya kini telah sampai di halaman luas rumah orangtua nya dan memarkirkannya di sana. Dea yang sudah membuka seatbelt nya langsung turun dan menunggu kakaknya agar masuk ke rumah bersama, usai turun dari mobil Kenzo langsung ditarik oleh adiknya agar mempercepat langkahnya.

Keduanya masuk ke dalam rumah yang langsung disambut hangat keluarganya, karena Kenzo belum mengunjungi orangtuanya setelah tinggal di kediaman mertuanya.

"Assalamu'alaikum", ucap Kenzo dan Dea

"Wa'alaikumsalam", jawab semua orang.

"Eh ada Kenzo, sini sayang duduk sama mama. Kenapa kamu datang sendirian, mana mantu mama?", tanya mama Lydia

"Rara marah sama Ken ma gara-gara itu bocah. Karena dia ngerjai Rara yang ngira Dea itu pacar atau mantan Ken dan dia gak bilang kalo dia itu adik sepupu Ken, jadi Rara sekarang salah paham sama Ken ma. Dan tadi Ken gak sengaja bentak istri Ken, pasti Rara gak mau maafin Ken ", dengan nada sedih Kenzo menceritakan jika istrinya kini sedang marah padanya.

"Kamu harus minta maaf dan jelasin semuanya sama istri kamu kalau Dea itu sebenarnya adik sepupu kamu bukan pacar atau mantan kamu sayang. Kebetulan malam ini ayah mertua kamu undang keluarga kita untuk makan malam di rumahnya sekalian kamu jelasin semuanya sama Rara siapa sebenarnya Dea itu, nanti kamu ajak Dea untuk jelasinnya. Paham!", ujar mama Lydia

"Iya ma, Ken paham. Ya udah kalo gitu Ken pamit pulang dulu ma, salam sama mami papi", ucap Kenzo pamit pada mamanya.

"Iya sayang. Kami hati-hati ya di jalannya jangan ngebut bawa mobilnya bahaya", kata mama Lydia yang diangguki cepat oleh Kenzo. Kemudian mencium tangan mamanya.

•••

Rara yang sudah sampai rumah lebih awal daripada Kenzo karena ia pulang bersama Azka, sedangkan Kenzo harus mengantar Dea ke rumah keluarga Aditama.

Dengan wajah yang ditekuk Rara memasuki rumah hingga mengabaikan sang mommy yang berada di ruang keluarga. Melihat anak perempuannya berjalan menuju kamarnya dengan wajah cemberut dan ditekuk membuat mommy Indira bingung dibuatnya. Sampai akhirnya mommy Indira membiarkan anak perempuan satu-satunya istirahat terlebih dahulu.

Hingga selang 30 menit terdengar suara mobil yang terparkir di halaman rumah. Ternyata Kenzo yang pulang langsung masuk ke dalam rumah. Melihat ada mommy Indira di ruang keluarga, Kenzo menanyakan keberadaan istrinya pada ibu mertuanya itu.

"Mom, Rara udah pulangkan?", tanya Kenzo

"Iya ken. Istri kamu itu sudah pulang dari tadi, tapi kenapa dia gak pulang bareng kamu nak? Malah tadi mommy liat dia pulang bareng teman kamu katanya", ucap mommy Indira pada menantunya.

"Itu mom, Rara salah paham sama Kenzo, terus dia marah sama Ken", jawab Kenzo

"Ya sudah kami istirahat gih sana. Ntar malam kita akan makan malam bersama keluarga kamu", mommy Indira menyuruh Kenzo untuk beristirahat terlebih dahulu.

"Iya mom", singkat Kenzo berlalu ke kamar yang mana ada istrinya yang sedang terbaring tidur dengan pulasnya. Hingga ia tak tega untuk membangunkannya.

•••

Malam hari pun telah datang, mommy Indira, Rara dan bik Asri tengah disibukan dengan menyiapkan semua masakan telah selesai mereka masak untuk makan malam bersama.

Kenzo dari sejak Rara bangun, ia langsung meminta maaf tetapi selalu diabaikan oleh istri kecilnya itu. Ia terus-menerus meminta maaf sama Rara walau terus diabaikan, ia tidak akan menyerah sampai menunggu keluarganya datang dan menyuruh adik sepupunya untuk menjelaskan semuanya.

Tepat pukul 7 malam semua keluarga Aditama telah sampai di kediaman keluarga besan mereka. Terlihat semuanya begitu tampan dan cantiknya malam ini. Bik Asri mempersilahkan tamu sekaligus besan dari majikannya untuk di persilahkan duduk di meja makan. Daddy Woo Joon begitu antusias menyambut keluarga sahabatnya yang telah datang ke rumahnya.

Semua hidangan telah siap dimeja makan. Satu per satu orang duduk di meja makan berukuran besar tersebut. Rara duduk disebelah suaminya, namun saat melihat ada Dea yang juga duduk di sebelah suaminya langsung pindah di kursi tengah-tengah antara kedua kakaknya, jadi ia dihimpit kedua kakak kembarnya. Kenzo yang melihat itu pun hanya diam agar mereka tidak terjadi perdebatan.

Makan malam dimulai dengan penuh nikmat tanpa ada percakapan disela-selanya, mereka makan tak bersuara hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Mereka menikmati semua makanan dari mulai makanan pembuka, makan utama sampai dessert manis yang telah disajikan tuan rumahnya. Selesai makan, semuanya berkumpul di ruang keluarga yang cukup luas menampung mereka semua sekedar berkumpul. Rara masih saja mengabaikan suaminya dan memilih untuk selalu bersama kedua kakaknya. Rara berbaring dipangkuan sang kakak dan Jayden seraya mengelus lembut rambut adiknya dengan sayang.

"Jayden oppa, gimana hubungan oppa sama Lily eonni. Apa kalian sudah pacaran?", Rara begitu penasaran akan hubungan kakak tertuanya dengan kakak kelasnya.

"Belum sayang. Oppa bingung untuk nembak Lily, oppa takutnya nanti ia akan menolak cinta oppa", balas Jayden yang masih mengelus kepala adiknya.

"Belum apa-apa aja oppa udah nyerah gimana nantinya. Ayo dong oppa jangan nyerah terus kejar cintanya Lily eonni sampai dapat, bila perlu sampe jadi kakak iparnya Rara", ucap Rara yang begitu bahagia jika kakak kelasnya yang bernama Lilu akan menjadi kakak iparnya.

"Do'a kan oppa ya", kata Jayden meminta dukungan dari sang adik. Rara hanya berdeham memeluk tubuh Jayden dan menyembunyikan wajah sedihnya dibalik dekapan itu.

Kenzo yang melihat istrinya memeluk Jayden dengan eratnya membuat ia tidak tahan lagi melihatnya walaupun Jayden adalah kakan kandung dari istrinya. Ia juga sudah menyerah diabaikan oleh Rara karena kesalahpahaman diantara keduanya. Sontak Kenzo bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri Rara yang berbaring di pangkuan kakak iparnya, Kenzo menarik tangan Rara agar ikut dengannya.

"Yank...kamu ikut aku sebentar", ajak Kenzo menarik tangan Rara.

"Mau kemana sih", sinis Rara

"Ke taman belakang. Ada yang mau kakak jelaskan sama kamu", Rara pun akhirnya menurut ikut dengan suaminya, sebelumnya Kenzo juga menarik tangan adik sepupunya untuk juga ikut dengannya ke taman belakang.

Sesampainya di taman belakang, Rara menghempaskan tangan Kenzo agar melepaskan tangannya.

"Mau ngapain sih ke sini. Mau ngomong apaan buruan gue ngantuk mau tidur", tegas Rara

"Yank... Kamu dengerin dulu penjelasan kakak", ucap Kenzo

"Apa lagi yang perlu dijelasin sih kak. Kalo kakak emang ada cewek lain gak apa-apa kok Rara ikhlas melepaskan kakak dan kita cerai aja agar kakak bisa sama cewek itu", ucap Rara menahan tangisnya seraya menunjuk Dea.

"Enggak sayang, sampai kapanpun kita gak bakalan cerai. Makanya kamu dengerin dulu penjelasan kakak dan Dea.", kata Kenzo

"Sebenarnya Dea itu adik sepupu kakak sayang, kamu liat kan tadi ada aunty Alice dan uncle David. Aunty Alice itu adik kandung dari papa sayang. Tadi di sekolah Dea mau ngerjai kamu dengan cara buat kamu cemburu, jadi kakak setuju dengan idenya untuk buat kamu cemburu karena kakak juga ingin liat gimana kamu cemburu liat kakak sama perempuan lain. Kakak gak nyangka kalo kamu sebegitu marahnya sama kakak, kalo kamu gak percaya tanyakan aja sama ni bocah", jelas Kenzo sambil menunjuk Dea

"Iya kakak ipar. Dea itu sebenarnya adik sepupu kak Kenzo bukan selingkuhannya kak Kenzo yang dingin ini. Dea minta maaf sama kakak ipar karena ngerjai kakak ipar sampe marah sama kak Kenzo. Mungkin kakak ipar baru liat Dea hari ini sebab waktu kalian menikah Dea dan keluarga berhalangan hadir ke pernikahan kalian", jelas Dea seraya memegang kedua tangan kakak iparnya tersebut. Rara yang mendengar itu membulatkan matanya tak percaya dengan penjelasan dua orang dihadapannya itu.

"Kalian gak bohong kan, apa kalian masih mau ngerjai aku lagi", Rara memastikan agar tidak ada yang mengerjai nya lagi.

"Iya sayang, kakak gak bohong", Kenzo mendekat untuk memeluk tubuh mungil istrinya ke dalam pelukannya dan mencium pucuk kepala Rara.

"Kakak ipar jangan marah lagi ya, Dea minta maaf", kata Dea menyesal

"Iya aku maafin kok asal kalian gak mengulanginya lagi", ujar Rara dan keduanya menganggukan kepala.

Setelah kesalahpahaman diantara mereka hilang. Mereka pun terus mengobrol di taman belakang sambil menikmati langit malam yang indah.