Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Rania
Mansion Rei
Kini Rania sudah kembali ceria, walau tubuhnya masih terasa lemah. Namun, senyuman tak pernah pudar dari wajahnya. Dan hal ini, tentu saja membuat Rei ikut merasakan kebahagiaan yang di tularkan oleh sang istri kesayangan.
Rania kini mau turun ke bawah untuk makan siang bersama, para pekerja rumah tangga yang sudah lama ikut sang tuan besar pun ikut tersenyum. Melihat sang nyonya kini ssudah mau kembali beraktifitas.
"Nyonya, anda sudah baik-bak saja?" tanya Miriam, wanita yang 5 tahun di atas Rania. Mereka sangat dekat, karena semenjak Rania di boyong oleh sang suami. Miriam merupakan teman pertama yang di miliki oleh Rania.
"Miriam, aku baik. Sangat baik" jawab Rania seraya memeluk Miriam
"Syukurlah, sudah beberapa tahun aku tidak melihatmu tersenyum. Apa ada berita baik?" tanya Miriam
"Ya, Miriam apa kamu tau?" tanya Rania
"Tentu saja aku tidak tau" jawab Miriam
"Kamu tidak akan tau, karena aku belum memberitahukannya. Bagiamana sih kamu ini?" gerutu Rania
Rei hanya tersenyum mendengar istrinya kembali cerewet seperti dulu, ini salah satu yang ia rindukan selama ini. Rei membiarkan Rania bersama Miriam, ia pun berpamitan untuk ke ruangan kerja miliknya.
"Sayang, aku akan memeriksa beberapa email yang di kirim oleh Ben." ucapnya
"Baiklah, aku di sini bersama Miriam." Rania menjawab dengan tersenyum
"Titip istriku" ucap Rei setelah ia mencium kening Rania
"Baik tuan"
"Miriam, 2 minggu ke depan kami akan pindah ke negara kelahiranku. Kami akan pindah" ucap Rania bercerita dengan riangnya pada Miriam
"Benarkah? Tunggu, kamu bilang akan pindah? Itu artinya tidak akan kembali?" tanya Miriam
"Ya, kamu benar. Rei sudah menemukan keberadaan putriku, walau kami belum tahu ada dimana tepatnya. Tapi Ben mengatakan bila putriku ada di Indonesia,dan kami akan tetap mencarinya." jawab Rania
"Lalu aku akan di tinggalkan?" tanya Miriam sedih
"Tentu saja tidak, kalian akan ikut kami pindah ke sana. Aku tidak ingin mengganti anggota keluargaku, karena itu aku mengatakan hal ini dari sekarang. Agar kamu dan yang lainnya bisa mengurus kepindahan kalian." jawab Rania
"Tapi, bagaimana dengan suami dan putra kecilku Ran? Yang lain juga pasti akan berpikiran sama." tanya Miriam lagi
"Aku dan Rei sudah membicarakannya, kami akan membawa semuanya. Putramu masih kecil, kita bisa lanjut menyekolahkannya di sana. Begitu pun yang lainnya, putra putrinya akan di pindahkan di sana." jawab Rania semangat
"Ran, bahasa kami berbeda, begitu juga dengan budaya kami. Apa kamu yakin kami bisa menyesuaikan diri dengan baik?" tanya Miriam
"Bukankah sejak aku pindah ke sini, kalian sudah mempelajari bahasaku? Kita akan sama-sama belajar. Rei sudah membeli sebuah mansion yang sama besar seperti di sini, agar kita semua bisa tetap berkumpul. Di belakang mansion pun ada paviliun untuk kalian, sama seperti di sini. Kamu mau kan? Aku saja bisa beradaptasi di sini, aku percaya bila kalian juga bisa. " jawab Rania, Miriam yang melihat kebahagiaan di wajah Rania pun akhirnya mengangguk
"Bagus, beritahu yang lainnya. Aaaaa... aku bahagia Miriam, sangat bahagia." ucap Rania, tanpa terasa ia kembali meneteskan air matanya
"Hei, kalau bahagia kenapa kamu menangis?" tanya Miriam, ia mengusap air mata di pipi Rania. Namun, ia sendiri ikut meneteskan air matanya.
Miriam paham, sangat paham dengan apa yang di rasakan oleh Rania.
"Aku sangat bahagia Miriam, walau kesempatan bertemu dengan putriku sangat kecil. Tapi, aku sangat senang memiliki harapan ini. Aku sangat meridukannya, setiap malam aku selalu bermimpi bertemu dengannya." jawab Rania
"Aku yakin kalian akan bertemu, Tuhan sudah membukakan jalan utama untuk kalian bertemu. Ahhh... aku jadi tidak sabar ingin bertemu dengan putrimu, pasti ia cantik. Karena memiliki ibu yang cantik juga imut dan memiliki seorang ayah yang tampan. Sifatnya pasti lemah lembut sepertimu dan sikapnya akan tegas dan berwibawa seperti tuan Rei. Demi Tuhan, aku sangat ingin bertemu dengan nona muda, Ran" ucap Miriam tak kalah bahagia
Rania hanya tersenyum mendengar ucapan Miriam, begitu juga dengan Rei yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Sayang, aku akan keluar mengurus kepindahan kita semua. Apa kamu akan ikut?" tanya Rei
"Ya, bolehkah?" tanya Rania balik
"Tentu saja, aku akan senang bila di sampingku ada bidadari menemaniku." jawab Rei
"Hmm.. makin pintar menggombal suami mafiaku. Ayo!!" canda Rania, Miriam terkekeh mendengarnya
"Tuan, apakah anda membutuhkan berkas kami?" tanya Miriam
"Tidak perlu, sebelum masuk ke rumah ini. Kalian sudah menyerahkan berkas tersebut, kini kalian cukup bersiap dan membereskan barang yang akan kalian bawa ke Indonesia nanti." jawab Rei
"Baik tuan"
"Beritahu yang lain, istriku ingin kalian semua ikut pindah. Jadi usahakan semuanya harus ikut" titah Rei
"Baik tuan"
"Miriam, aku pergi dulu ya. Pokonya kamu harus bisa membuat mereka semua ikut, ok!! Bye.." ucap Rani dan di angguki oleh Miriam
Rei dan Rania melangkahkan kaki mereka keluar dari tuang keluarga tersebut.
"Hubby, apa aku tidak perlu berganti pakaian? Apa kamu tidak malu membawaku seperti ini?" tanya Rania seraya melangkah mengikuti sang suami.
Rei menarik pelan tangan Rania, agar berjalan beriringan di sampingnya.
"Di mataku, kamu sudah cantik sayang. Seperti apapun dirimu, hanya kamu yang paling cantik." jawab Rei
"Baiklah" ucap Rania
Saat keluar, di samping mobil sudah ada Ben yang menunggu tuan dan nyonya nya keluar dari mansion. Ia tersenyum kecil melihat sang nyonya sudah mau keluar dari persembunyiannya selama ini, binar di wajah sang nyonya pun sudah kembali.
"Selamat siang nyonya." sapa Ben
"Hai Ben, bagaimana kabarmu?" tanya Rania
"Baik nyonya, silahkan" Ben membukakan pintu dan menunggu Rania dan Rei untuk masuk, lalu ia pun segera melangkahkan kakinya untuk duduk di sebelah kursi kemudi.
Ben memerintahkan supir untuk ke kantor kedutaan Jerman.
.
.
Sedangkan di lain tempat, yang masih satu negara dengan Rei.
"Aaaaaaaaa... aku tidak terima. Aku akan menghabisi Rania, bila aku tidak bisa memiliki Rei. Maka siapapun tidak ada yang boleh memilikinya" ucap Jen, setelah ia berhenti membuat kamarnya seperti kapal pecah.
"Aku harus menemukan putrinya terlebih dahulu dan langsung menghabisinya, hal itu pasti akan membuat Rania semakin gila. Si bodoh Juan, kemana ia membuangnya? Dia benar-benar bodoh, aku menyuruhnya menghabisi bayi itu. Tapi ia malah tak tega, dan memilih membuang ke asal tempat. Sekarang aku harus mencarinya kemana?" Jen menggigiti kuku jarinya seraya duduk di atas ranjang.
"Aku harus mulai mencarinya dimana? Di negara mana Juan membuang bayi itu? Br*ngsek, S*alan, B*jingan, kamu benar-benar bodoh Juan. Seandainya kamu belum mati, aku akan memb*nuhmu." ucapnya lagi
Jen menghubungi seseorang
"Aku butuh bantuanmu"
"......"
"Aku ingin kamu menemukan seorang... gadis, ya pasti bayi itu sudah tunbuh menjadi seorang gadis."
"...."
"Tidak ada, aku tidak memiliki foto atau mengetahui ciri-ciri gadis itu."
"...." orang di sebrang di sana kesal dan langsung menutup sambungan teleponnya
"Haishhh.... br*ngsek."
...****************...
Sekali lagi maaf ya, part nya bolak balik Jerman-Indonesia. Hari ini double up lagi ko, soalnya 1 part orangtua Nai.. satunya Nai😣🙇♀️
...Happy Reading all💞💞💞...