Armell, mahasiswi semester 6 yang mempunyai kehidupan pas-pasan dan tinggal di sebuah kamar kost yang sempit. Berbekal otak yang cerdas, dia berhasil mendapatkan beasiswa di sebuah universitas ternama di ibukota. Di suatu pagi, ia menemukan seorang bayi lucu di depan kostnya.
Bayi itu membuatnya bertemu dan berkenalan bahkan menikah dengan seorang polisi tampan meski dia masih berstatus mahasiswi.
Bagaimana jadinya jika ternyata sang polisi tampan telah memiliki kekasih? Akankah sang polisi meninggalkan kekasihnya dan bertahan untuk tetap menjadi suami Armell? Akankah ada cinta di antara mereka? Atau justru perpisahan yang akan mereka hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alarice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu negara ngambek
" Lepas! " Armell menepis gandengan tangan Seno saat mereka sudah sampai di luar kantor.
" Ayo kita makan siang. " ajak Seno. Meskipun moodnya sekarang sedang buruk, tapi ia tetap berniat mengajak istrinya untuk makan siang. Padahal biasanya, saat moodnya sedang buruk, Seno paling malas untuk makan.
Seburuk apa mood Seno siang ini, tidak seburuk moodnya yang kemarin dulu saat Mariana juga menghampirinya di kantor. Karena saat ini, ada Armell di dekatnya.
" Makasih. Mell mau sholat duhur aja. Males makan." jawab Armell ketus. Entah kenapa suasana hatinya begitu buruk saat ini. Panas yang ia rasakan sedari saat Mariana memeluk lengan suaminya tadi, sampai saat ini masih terasa panas.
Armell berlalu meninggalkan Seno yang masih bengong melihat tingkah Armell yang sepertinya sedang kesal kepadanya menuju ke musholla yang ada di kantor polisi itu. Oh Seno......sadar nggak sih, kenapa istri kamu marah sama kamu????
" Tunggu...." teriak Seno. Armell tetap cuek saat mendengar panggilan Seno. Ia terus berjalan menjauh dari Seno.
Sampai di musholla, Armell segera mengambil wudhu. Ia berharap rasa panas di dadanya ini akan hilang karena tersiram air wudhu dan bacaan sholat. Senopun melakukan hal yang sama. Karena saat ia sampai di musholla, ia sudah tidak melihat Armell.
Setelah beberapa waktu, Seno keluar dari musholla. Ia melihat ke sekeliling, dan ia tidak menemukan Armell. Lalu ia melihat sepatu Armell masih ada disitu. Dan itu berarti Armell masih ada di dalam musholla.
Cukup lama Seno menunggu, sampai akhirnya ia melihat Armell keluar dari dalam musholla. Ia tetap menunggu di tempat ia menunggu dari tadi. Tanpa menyapa ataupun menegur Seno, Armell berjalan melewati tempat Seno menunggunya. Seno kemudian mengikutinya dari belakang sambil menghembuskan nafas panjang. Sepertinya Armell masih kesal kepadanya.
" Ayo kita cari makan siang dulu. Tadi pagi kamu cuma sarapan roti. " ajak Seno sambil memegang tangan Armell.
Armell menepisnya sambil berkata, " Udah Mell bilang, Mell nggak lapar. "
" Please, don't be so childish like this. Kita makan siang dulu, oke. Jangan membuatku selalu mengulangi kata-kataku baby....Atau kamu mau melakukan apa yang aku suka kepadamu disini. " ancam Seno sambil berjalan mendekati Armell.
Meskipun Seno tahu istrinya itu marah sama dia, tapi ia tetap suka menggodanya. Kini Seno tahu kalau sedari tadi, Armell marah dan kesal kepadanya. Tapi kemarahan Armell malah membuatnya selalu ingin tersenyum. Bahkan ia sampai melupakan kekesalannya terhadap Mariana kala mengingat alasan Armell kesal kepadanya. Jika memang Armell kesal karena Mariana, maka Seno yakin kalau tidak lama lagi ia akan bisa menjadikan Armell istri yang sesungguhnya. Sehidup semati.
Mendengar ancaman dari Seno dan melihat gelagatnya, Armell segera berjalan cepat menuju mobil Seno terparkir. Daripada ia di mangsa oleh Seno di halaman kantor polisi.
Seno tersenyum pelik melihat Armell sudah berdiri di samping mobilnya terparkir. Seno memencet tombol remote mobil untuk membuka pintu mobil. Setelah kunci di buka, Armell segera naik dan mengenakan seat beltnya. Kemudian ia duduk manis di sana, sampai akhirnya Seno juga memasuki mobil dan memakai seat beltnya sambil melirik sekilas ke Armell yang membuang mukanya.
Seno tersenyum dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari halaman kantor polisi.
📞📞📞 Alif is calling....
" Halo. " sapa Seno setelah ia menaruh handsfree di telinganya.
" Lo kemana? Gue lihat tadi mobil Lo keluar dari kantor. " tanya Alif.
" Sorry. Gue lupa bilang ke elo. Ada masalah urgent. Ibu negara sedang mengeluarkan tanduknya. Gue harus memasukkan kembali tanduknya biar nggak main seruduk aja. " jawab Seno sambil melirik dan tersenyum ke arah Armell. Dan tentu saja dihadiahi tatapan tajam oleh Armell.
" Kenapa dia? " tanya Alif.
" Belum tahu. Belum sempat gue interogasi. Masih nunggu timing yang tepat. Gue juga harus ke panti asuhan. " ucap Seno.
" Oke. Gimana, udah ada kabar dari panti soal keputusan adopsi? " tanya Alif.
" Belum. Makanya habis makan siang, gue mau langsung ke panti aja. " jawab Seno.
" Ya udah, good luck menjinakkan ibu negara. " ucap Alif sambil terkekeh.
" Hem. " jawab Seno lalu ia menutup panggilan. Menaruh kembali handsfree nya di dashboard.
Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumah makan yang dituju Seno.
" Ayo turun. " ajak Seno dengan nada datar membuat Armell mengernyit karena selama menjadi istri Seno, Armell belum pernah mendengar Seno berbicara dengan nada datar kepadanya.
' Apa karena polisi yang cantik tadi? Apa polisi itu salah satu masa lalu mas Seno? Atau mungkin malah sampai sekarang mas Seno masih berhubungan dengan polisi itu? Dan karena harus menikah di denganku, hubungan mereka menjadi renggang? ' segala pertanyaan mampir di pikiran Armell.
Tanpa menunggu ajakan Seno dua kali, Armell turun dari mobil, menutup pintu mobil itu, dan segera berjalan masuk ke ke dalam rumah makan diikuti Seno dari belakang.
Suasana makan mereka berdua kali ini sangat lengang. Tidak seperti hari-hari biasanya yang selalu di selingi percakapan atau bahkan godaan dari Seno.
...Di panti asuhan...
" Ya ampun, maafkan saya pak Seno, mbak Armell. Baru saja saya mau menghubungi. Eh, kok malah sudah keduluan kalian berdua sampai sini. Ayo silahkan duduk. " sapa ibu panti sambil mempersilahkan Armell dan juga Seno untuk duduk.
" Iya Bu, tidak apa-apa. Tadi kami memang menunggu telepon dari ibu. Tapi akhirnya kami lebih baik langsung kemari saja. Biar lebih jelas kalau bisa ketemu langsung. " ucap Seno.
Ibu panti tersenyum sambil mengangguk.
" Jadi bagaimana Bu keputusan pengadilan? " tanya Armell sudah tidak sabar.
Ibu panti kembali tersenyum lalu berkata, " Selamat buat kalian berdua. Pihak pengadilan memutuskan hak adopsi Arvin ke tangan kalian. "
" Benarkah Bu? " tanya Armell memastikan apa yang ia dengar sambil menggenggam tangan ibu panti. Dan ibu panti menepuk tangannya sambil mengangguk dan tersenyum.
" Alhamdulillah..." ucap Armell dan Seno bersamaan dengan perasaan lega.
" Kapan kami bisa membawa baby Arvin pulang Bu? " tanya Armell kembali.
" Sekarang juga bisa. Kebetulan berkas-berkasnya sudah siap. Tinggal kalian berdua tanda tangan, dan setelah itu kalian bisa membawa Arvin. " ucap ibu panti menjelaskan.
" Baiklah Bu. Terimakasih banyak sudah membantu kami. " ucap Seno.
" Sama-sama pak. Sebentar, saya ambilkan berkas-berkas yang harus kalian tandatangani. " ucap ibu panti sambil berdiri lalu berjalan ke mejanya dan mengambil sebuah map berwarna biru dari atas mejanya.
" Ini. Kalian tandatangani disini, juga di sini. " ibu panti menunjukkan berkas yang harus di tandatangani oleh Armell juga Seno.
Setelah menandatangani semua berkas-berkas, ibu panti membawa Seno dan Armell ke kamar Arvin. Ibu panti menyuruh ibu-ibu pengurus panti yang lain untuk mempersiapkan semua baju-baju Arvin.
Arvin terlihat sangat senang saat melihat Armell juga Seno. Ia mengulurkan tangannya untuk meminta gendong ke Armell. Dengan senang hati Armell menggendong baby Arvin dan menghadiahi kecupan di seluruh wajah baby Arvin membuat Arvin tergelak geli.
" Kangen nggak Arvin sama kakak? " tanya Armell ke si kecil.
" Kok masih kakak manggilnya...Kan sudah resmi jadi anak mbak Armell si Arvin nya. " ucap ibu panti.
" Ah iya Bu. Belum terbiasa soalnya. " jawab Armell agak canggung.
Ibu panti tersenyum kemudian membantu ibu pengurus panti yang tadi membereskan baju-baju Arvin.
" Halo, Arvin...Mau di gendong Daddy? " Seno mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh baby Arvin tentunya.
Armell hanya diam saat Arvin dalam gendongan Seno. Sepertinya ia masih marah sama Seno. Apalagi di tambah sikap Seno yang terlihat dingin kepadanya. Membuatnya semakin kesal.
***
bersambung
lucu x pak supir