NovelToon NovelToon
PENGGUNA BATU BINTANG

PENGGUNA BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Time Travel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran / Pulau Terpencil
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tenth_Soldier

Petualangan seorang putri dengan kekuatan membuat portal sinar ungu yang berakhir dengan tanggung jawab sebagai pengguna batu bintang bersama kawan-kawan barunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menangkap Penyusup

Setelah semua permasalahan tiap kerajaan di ajukan akhirnya saatnya membahas dan mencari solusinya.

" Untuk semua masalah yang ada mungkin sebaiknya kita serahkan pada pengguna bintang generasi baru saja, sebagai pengalaman baru buat mereka." Resi Sundek memberi saran.

" Tapi mereka masih terlalu muda, Sundek. " Kaisiepo berkomentar.

" Siepo apa kau tak ingat kita bahkan seusia dengan mereka sewaktu melawan kelompok pengguna batu bintang kegelapan," Kaayat mengingatkan Kaisiepo.

Raja Gajayanare ikut bicara, " Prajurit khusus Ghayankbara akan turut membantu mereka terutama desas-desus keberadaan ular raksasa di lereng Rembuba."

Raja Dunggaku juga menambahkan, " Sementara kami hanya memperingatkan warga kami di sepanjang pesisir sungai Tobari untuk tetap waspada. "

Ratu Aduyugayi berkata pada Kaisiepo

" Maukah kau membantu kami, di tempat kami ada semacam burung raksasa yang membuat kami resah, dia selalu mengganggu peternak kambing yang menggembalakan kambingnya di padang rumput terbuka." Sang ratu memohon pada Kaisiepo karena semua tahu kemampuan kakek bertubuh kecil itu.

" Baiklah, Ratu kita lihat apa yang bisa aku lakukan meski aku tidak yakin dengan ini semua, maksudku binatang-binatang berukuran besar itu,  sepertinya berasal dari wilayah lain," jawab Kaisiepo.

Piliang terlihat tersenyum sembunyi-sembunyi. Karena dia lah satu-satunya pengguna batu bintang kegelapan di tempat itu yang paling memahami darimana asal binatang-binatang raksasa itu.

Tanpa dia sadari Sundek melihat semburat senyum liciknya itu.

Kembali dia melakukan pembicaraan diam-diam dengan Kaayat.

" Kaayat kurasa ada penyusup di sini berhati- hatilah," Sundek memberi peringatan.

" Lalu apa yang harus kita lakukan, menangkapnya?" Kaayat membalas Sundek.

Raja Hadranindra kemudian menjelaskan kondisi di wilayahnya yang kurang lebih tidak berbeda dengan wilayah lain.

" Terdapat kesaksian terlihat semacam harimau berukuran besar dengan dua taring yang tidak biasa, yaitu lebih panjang dari taring harimau pada umumnya." jelasnya.

" Pengguna batu bintang dari Kerajaan Ragap Yungru, yang disebut Panglima Kumbang sedang bertindak mengatasi mereka bersama harimau-harimau setianya," sambungnya.

"Kaayat, jangan bahas masalah terakhir tentang hilangnya warga Janasaran, jangan dulu," masih dengan telepatinya Sundek memberi petunjuk pada Kaayat.

" Baiklah Sundek, aku mengerti akan ku coba hubungi Kaisiepo dan Lamaraeng," Kaayat pun membalasnya.

" Dengar kalian berdua, jangan singgung tentang masalah hilangnya warga Janasaran di dunia kita, paham?" Kaayat dengan telepatinya berbicara secara pikiran kepada Lamaraeng dan Kaisiepo.

" Paham! " keduanya langsung menjawab bersamaan.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, mereka sudah mengambil keputusan terbaik. Para pemimpin besar pun masing-masing mulai undur diri.

Tok.. Tok.. Tok...! Raja Dunggaku kembali mengetuk palunya.

"Sebelum saya akhiri pidato ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kalimat dan tutur kata yang kurang berkenan serta kurang layak didengar. Sekian dari saya, dan saya haturkan terima kasih."

"Dari banyak kata dan kalimat yang saya sampaikan pada peserta di acara ini, jika baik maka ambilah dan jika itu sesuatu yang buruk maka buanglah jauh-jauh, untuk itu mari kita saling mengingatkan. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih banyak dan semoga bermanfaat." Raja Dunggaku menutup rapat siang itu.

Kemudian kelima pemimpin itu berdiri bersama dan saling membungkuk  memberi hormat.

Ratu Aduyugayi langsung menuju ke gerbang biru sendirian, karena Lamaraeng sudah memberi pesan padanya untuk pergi ke istana Wasuwa lebih dulu.

Labosi ingin berada di kota gaib itu untuk melihat lebih banyak mengenai kota yang misterius itu. Tentu saja dia juga ingin menghabiskan waktu bersama Tihu.

Nenek Kaayat memohon raja Dunggaku untuk mengantar Qeva, meskipun tadinya Qeva ingin tinggal dan ikut neneknya itu, tapi Kaayat menganggap situasi dari masalah ini agak berbahaya baginya.

Sama halnya Sundek dan Kaisiepo mereka juga meminta ijin untuk tinggal sementara waktu di kota tersebut.

Karena mereka yakin Piliang juga tidak akan ikut pulang ke Wijiyasra. Dugaan mereka benar mereka melihat Piliang bercakap-cakap dengan raja Hadranindra sesaat dan raja itu lantas pergi meninggalkan dia sendirian.

Bahri Masiak langsung menuju ke Mawinei yang masih menemani neneknya.

Jaka Satya meminta ijin Resinya untuk bergabung dengan teman-temannya.

Sundek memberi ijin sambil beranjak berdiri diikuti Kaisiepo, Lamaraeng, dan Kaayat.

Sementara Putri Tihu, Labosi dan Andiek memberi tanda untuk mengikuti mereka pada Jaka, Mawinei, dan Bahri Masiak.

Putri Tihu yang sudah beberapa kali mengunjungi Janasaran memimpin di depan berjalan menuju koridor bangunan yang bertiang sangat tinggi itu.

Di depan mereka menunggu pintu berwarna keemasan. Dan ketika pintu terbuka terlihatlah pemandangan kota Janasaran yang sangat unik dan berbeda bangunannya.

Andiek justru ingat dengan tempat tinggalnya di Sahengidalaut, kota Janasaran seperti  berbentuk cincin, empat cincin dari luar hingga pusatnya adalah ibukota yang paling padat, dari cincin luar ke cincin  dalam terdapat beberapa kanal sebagai sarana perhubungan menuju laut lepas.

Secara fisik penduduk Janasaran berpostur tinggi, berkulit putih pucat dan bertelinga melancip ke belakang. Dan mereka sepertinya berkecukupan tidak kurang suatu apa, senja mulai menyelimuti wilayah tiba-tiba satu persatu nyala lampu menghiasi  setiap bagian cincin. Kota itu semakin indah terlihat.

Mereka penasaran dengan alat penerangan di kota itu yang mereka lihat seperti batu kristal bersinar berwarna kuning keputihan.

Sementara itu di ruang pertemuan para Raja dan Ratu Nasutaran. Sundek memberi pesan telepati pada pegawai Janasaran.

" Tolong menyingkir dari sini segala kerusakan akan kami tanggung dan ganti, sebab ruangan ini akan menjadi arena pertarungan dengan pengguna batu bintang kegelapan," Sundek memperingatkan.

Tanpa menjawab pegawai itupun langsung berlari ke pintu kecil samping untuk keluar dari ruangan tersebut.

" Wah... Wah bukan Sundek kalau tak mudah terkecoh," Piliang merasa kedoknya ketahuan dia merasa terjebak, namun berbagai jenis bela diri telah dipelajarinya, jadi dia tak merasa gentar apalagi menghadapi kakek nenek peyot.

Kaisiepo kali ini menggunakan bumerang nya dia tak mau membunuh lawannya dengan anak panah.

Sundek memberi mantra pendukung, mantra penambah kekuatan pada Lamaraeng dan dirinya serta mantra kecepatan pada Kaisiepo dan Kaayat.

Akhirnya pertarungan pun dimulai. Kaayat menumbuhkan ranting yang mencoba menangkap kaki Piliang, melalui meja kayu pertemuan yang ada di situ.

Piliang menyadari hal itu dan mundur kebelakang, nenek Kaayat sudah menduga hal itu makanya dia juga menumbuhkan ranting di tiang penyangga gedung itu menangkap tubuh Piliang, Berhasil!

Namun sayang  Piliang segera mengeluarkan golok dan membabat ranting-ranting yang menangkapnya itu.

Sekelebat benda berputar meluncur menyasar tengkuknya rupanya itu bumerang Kaisiepo,

Piliang menundukkan kepalanya bumerang itu mengenai tiang masih dalam kondisi berputar dan kembali pada pemiliknya, Kaisiepo berlari cepat ke depan menyambar bumerangnya kembali.

Nenek Kaayat semakin gemas dia merubah ruang pertemuan itu bagai hutan semua benda yang terbuat dari kayu dia tumbuhkan kembali mencoba mengurung gerakan Piliang.

Sundek dan Lamaraeng maju ke depan memukul dada Piliang, dia pun terpental kebelakang di mana tanaman sulur rotan bergerak cepat mengikat tangan dan kakinya.

1
Nitopeng
samurai showdown /Sneer/
Dwi Utomo
ok
Nitopeng
keren!
Nitopeng
Luar biasa
Nitopeng
gila!
Nitopeng
wuk wuk
Rosy
OK banget apalagi ada gambarnya
Rosy
Suromenggolo kurang gede badannya
Rosy
Garudaaaa!!!
Guns
nyummy
Guns
penempatan ilustrasinya kasih jarak Thor biar imbang
Guns
good night
Guns
kreatif, rumah pohonnya asyik
Guns
banyak pengetahuan baru, itu kan elf Thor? hhhh tapi bagus memperkaya etnis kita hhhh
Guns
/Good/
Guns
hhhhh Goblin itu Thor! hhhh sip!
Guns
jadi ingat Saur Sepuh
Guns
keren, pengetahuan baru nih /Good/
Guns
hhhhh
Guns
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!