Demi untuk membalaskan dendam kepada orang - orang yang telah menghancurkan kebahagiaannya, sehingga seorang remaja pria berpetualang untuk mencari sebuah sekte yang akan di jadikan tempatnya mendalami ilmu bela diri.
Akhirnya dia bertemu dengan seorang pendekar serta sekte untuk tempatnya bernaung.
Karena kejeniusannya, dia dengan cepat bisa menjadi seorang pendekar yang kuat.
Akhirnya dia mulai memburu setiap murid sekte yang telah menghancurkan desa dan keluarganya serta setiap murid sekte aliran hitam lainnya.
Hal itu pula yang membuat dirinya juga di buru oleh sekte aliran Hitam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baryodo Aman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Dimulainya Kompetisi Di Ibu Kota Kekaisaran
Akhirnya hari yang di tunggu - tunggu datang juga.
Pagi itu terlihat di setiap sudut wilayah istana Kekaisaran, orang - orang sedang di sibukkan untuk persiapan mereka menuju ke arena tempat untuk di adakannya kompetisi tersebut.
Tidak terkecuali dengan rombongan dari sekte Bambu Kuning.
Ma Guang beserta tiga orang lainnya berjalan menuju ke tempat arena kompetisi.
Setelah sampai di lokasi arena, Patriak langsung berjalan menuju ke podium utama yang di siapkan bagi setiap Patriak yang hadir sesuai dengan tingkatan sekte.
Sedangkan tetua Ying Zhao langsung menuju ke podium yang telah di tentukan bagi seorang tetua sekte.
Ma Guang dan Duan Jun berjalan ke arah tempat duduk peserta.
Xia Jiao sudah lebih dahulu duduk di bangku peserta sambil matanya melihat - lihat ke arah peserta yang lain.
Akhirnya tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata seorang pemuda yang di lihatnya saat selesai latihan kemarin.
Tatapan mereka berdua bertahan selama beberapa detik, dan di saat bersamaan Ma Guang sudah duduk tanpa terlihat oleh Xia Jiao.
Ma Guang tidak bisa mengenal Xia Jiao walau pun mereka berdua akan berpas- pasan di jalan, sebab gadis itu sedang memakai cadar.
Terkecuali Xia Jiao yang melihat Ma Guang, gadis itu akan cepat untuk dapat mengenalinya.
Setelah Kaisar tiba dan duduk di atas kursi kebesarannya yang di sambut dengan penghormatan dari seluruh yang hadir di tempat itu.
Akhirnya Kaisar membuka acara tersebut dan menyerahkannya kepada seorang Jendral untuk memimpin jalannya kompetisi tersebut.
" Baiklah, Kompetisi kali ini akan segera kita mulaikan."
" Setiap peserta di harapkan mengambil setiap nomor yang berada di depan itu." Ucap Jendral tersebut sambil menunjuk tempat yang di maksud.
Para peserta pun langsung menuju ke tempat yang di maksud Jendral tersebut dan mengambil satu nomor untuk diri mereka masing - masing.
Ma Guang dan Duan Jun mengambil satu nomor untuk mereka dan langsung kembali ke tempat duduk asalnya.
" Bagi nomor yang saya sebutkan, segera menuju ke tempat yang saya arahkan." Ucap Jendral itu lagi.
Tjia Annchi terus menatap ke arah Ma Guang, namun pria itu sedetik pun tidak membalas tatapannya itu.
Jendral pun mulai menyebutkan nomor - nomor peserta yang akan naik ke panggung yang telah di siapkan.
Empat panggung sudah terisi oleh 20 orang pendekar muda.
Setiap panggungnya terdapat 5 orang peserta.
" Setiap panggung arena, hanya satu orang saja yang bisa melanjutkan ke tahap berikutnya. Ucap sang Jendral.
" Untuk peraturannya, jika sudah terjatuh dari atas panggung, di nyatakan gugur. Jika salah satu peserta sudah menyerah, lawannya tidak bisa lagi menyerangnya. Dan untuk peserta yang sudah terluka namun masih melanjutkan pertarungan, kami yang akan menilainya, apakah masih bisa di lanjutkan atau tidak."
" Dan yang harus di perhatikan bagi setiap peserta untuk tidak menyerang lawannya sampai meninggal serta membuat kelumpuhan."
" Ada empat orang Komandan yang akan mengawasi ke empat panggung yang ada."
" Pertarungan di mulai." Ucap sang Jendral lagi yang di ikuti pertarungan dari ke empat panggung arena tersebut.
Setelah salah satu panggung arena telah selesai dan mendapatkan satu orang untuk maju ke babak selanjutnya. Arena itu langsung di isi lagi oleh peserta yang lain.
Nomor Xia Jiao sudah di panggil dan gadis itu sedang bertarung di atas panggung. Namun perhatian Ma Guang terfokus ke arena tempat Duan Jun berada.
Duan Jun sangat beruntung, karena panggung arena tempatnya bertarung, hanya di tempati oleh pendekar tahap awal tingkat keenam dan tingkat kelima, sehingga dirinya masih bisa lolos ke babak selanjutnya.
Sedangkan Xia Jiao sudah lolos juga ke babak selanjutnya.
Akhirnya nomor Ma Guang juga di sebutkan. Remaja itu langsung berjalan naik ke atas panggung yang sudah di tentukan.
Xia Jiao setelah selesai bertarung, langsung di arahkan ke ruangan pemulihan.
Akhirnya, dari 320 peserta yang ikut, kini hanya tersisa 64 peserta.
" Baiklah, kita akan memulai babak ke dua. Di babak ini, setiap peserta akan mengambil kembali nomor untuk mereka masing - masing. Dan bagi nomor yang di panggil agar supaya menaiki panggung arena yang di sebutkan." Ucap Jendral tersebut.
Peserta yang lolos ke babak itu langsung mengambil nomor mereka masing - masing.
Setelah itu Jenderal tersebut memanggil nomor yang akan naik bertarung di atas panggung.
Empat pasang pendekar sudah berada di atas panggung arena.
Duan Jun salah satunya dan mendapatkan lawan yang berada di tingkat yang sama dengannya.
Pertarungannya pun begitu menarik, sebab lawan yang di hadapinya adalah peserta yang berasal dari sekte menengah tingkat pertama, yaitu sekte Pedang Terbang.
Pedang dari lawannya bisa di lemparkan dan bisa juga di tarik kembali.
Di bagian dekat gagang pedang tersebut memiliki tempat khusus untuk di ikatkan sebuah tali yang di ikatkan juga di pergelangan tangan si pemakai.
Duan Jun begitu kesulitan menghadapi lawannya itu, dirinya harus mengantisipasi serangan pedang yang datang dari belakang setelah serangan pedang lawannya dari depan dapat di hindarinya.
Hal itu di karenakan, pedang lawannya akan kembali menyerang dari arah belakang saat lawannya menarik kembali pedang yang diikat dengan tali tersebut.
Setelah menggunakan jurus pedang Penebas Karang namun tidak mendapatkan hasil yang maksimal, kini Duan Jun beralih menggunakan jurus Pedang Hampa.
Dengan menggunakan jurus tersebut, akhirnya Duan Jun dapat mengelabui serta mulai menekan lawannya.
Tubuh lawan Duan Jun kini sudah di penuhi dengan sabetan luka yang di akibatkan oleh serangan jurus Pedang Hampa milik Duan Jun. Yang akhirnya di hentikan oleh Komandan yang bertugas mengawasi pertandingan.
Duan Jun akhirnya lolos ke babak selanjutnya dengan mendapatkan beberapa luka sabetan pedang milik lawannya.
Patriak serta tetua Ying Zhao sangat senang dengan pencapaian Duan Jun itu.
Ma Guang pun sedang bertarung dengan murid peringkat ke tiga dari sekte Harimau Putih.
Kedua pendekar muda itu saling bertukar serangan jurus tangan kosong yang mereka miliki.
Dan yang lebih menarik, keduanya menggunakan cakar untuk menyerang lawan mereka.
Walau pun Ma Guang hanya menggunakan kekuatan seorang pendekar tahap awal tingkat ke lima, tetapi keadaan tubuhnya yang sudah berada di tahap pendekar ahli tingkat puncak, membuat lawannya yang berada di tingkat ke tujuh awal itu tidak bisa untuk mengimbanginya, sehingga lawannya terlempar keluar dan terjatuh dari atas panggung arena.
Hal itu membuat Patriak serta tetua yang lain merasa tidak percayah utusan sekte tingkat menengah mampu mengalahkan murid ketiga terbaik mereka.
" Sepertinya kemampuan murid dari sekte Bambu Kuning sudah semakin meningkat." Gumam Patriak dari sekte Harimau Putih.
Ma Guang pun langsung bergerak turun dari atas panggung.
Akhirnya babak itu pun selesai dan juga pertanda pertandingan untuk hari itu telah selesai.
" Pertandingan untuk hari ini sudah selesai, dan nanti akan di lanjutkan pada besok hari, jadi diharapkan kepada semua hadirin untuk kembali ketempat kalian masing - masing." Ucap Jendral itu.
Ma Guang dan rombongannya kembali ketempat mereka dengan wajah yang ceria, karena kedua utusan mereka bisa menembus babak selanjutnya.
" Guang' Er...walau pun kamu bertarung dengan menggunakan kekuatan di tingkat ke 5 pendekar tahap awal, akan tetapi mereka masih tetap bukanlah lawan bagi dirimu." Ucap Patriak.
Akhirnya mereka tiba di tempat kediaman yang telah di siapkan oleh Kekaisaran.
Tidak kusangka Duan Jun juga bisa menembus ke babak 32 besar dan tentunya menyisahkan pendekar - pendekar yang tangguh.
~Bersambung~