Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peringatan Pertama
Pagi pagi Aleesya sudah berkutat didapur. Dia sudah lebih segar daripada kemarin. Dia tengah memasak sarapan pagi untuk Alarich.
"Selesai, susunya juga udah, hmm apalagi yah." Aleesya mengecek lagi makanan yang sudah dia tata. Dirasa tidak ada yang terlewat, Aleesya segera mengetuk kamar Alarich.
TOK TOK TOK
"Mas, sarapan udah siap." Ucap Aleesya didepan pintu.
Alarich membuka pintunya dia baru selesai mandi belum pakai baju, dia hanya menyembulkan kepalanya saja.
"Iya nanti aku kesana." Alarich segera menutup pintunya. Aleesya menaikan bahunya. Dia menunggu Alarich di meja makan.
Alarich akhirnya keluar dari kamar. Dia menuju meja makan. Dia juga mengajak Aleesya makan bersama pagi itu.
"Oh iya, aku hari ini pulang malam. Kamu jangan kemana mana yah, tetap di sini. Aku enggak mau kamu terluka lagi kayak kemarin." Ucap Alarich dengan lembut. Aleesya mengangguk patuh.
"Dan ini ponsel baru untuk kamu." Aleesya kaget untuk apa dia memberinya ponsel. "Tapi aku punya mas." Aleesya dengan hati hati menolak pemberian Alarich.
"Ponsel kamu jadul, pakai ini yang baru, disana cuma ada nomer aku. Satu lagi, om dan tante kamu enggak perlu tahu nomer kamu yang baru. Satu lagi, nanti Bastian akan jemput kamu siang, untuk bertemu dokter Kayla." Ucapnya, sambil mengelus kepala Aleesya.
"Iya mas." Jawab Aleesya lembut dia juga akhirnya menerima ponsel baru itu.
Alarich mengecup ubun-ubun Aleesya "Aku pergi ke kantor dulu yah." Alarich pamit kerja dulu. Aleesya yang di perlakukan seperti itu jelas saja merasa sangat bahagia. Dia tersipu malu dan kembali ke dalam melanjutkan kegiatannya.
-
-
-
Diperjalanan menuju kantor "Gimana bas, kamu sudah tarik beberapa persen saham kita dari perusahaan Lukman?"
Bastian yang sedang menyetir menoleh ke arah kaca spion. "Sudah Boss. Sepertinya Lukman akan datang ke kantor."
"Dia pasti akan murka hahaha! Baik...kita tunggu saja kedatangannya." Seringai Alarich.
"Benar bos, tindakan Lukman sangat keterlaluan. Dia tidak tahu diri, setelah mengambil perusahaan itu dia juga membiarkan istrinya menyiksa nona Aleesya!"
Bastian sangat geram ketika mendapatkan video penyiksaan Aleesya dari orang suruhannya. "Kamu benar, ditambah lagi dia bermain curang diperusahaan!" Lanjut Alarich dengan smirknya.
-
-
Sampailah mereka berdua di perusahaan yang sangat besar milik Alarich. Orang tua Alarich sendiri menetap di Aussie. Biasanya sebulan sekali kembali ke Indo. Jadi Alarichlah penerus perusahaan itu. Ditangannya perusahaan itu berkembang pesat, dan sudah membuka cabang di mana mana.
Sesuai perkiraan Bastian, benar Lukman datang dengan wajah yang penuh amarah. Alarich dan Bastian lewat begitu saja ke ruangannya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Lukman.
Lukman diantar sekertarisnya bernama Rani. "Maaf Tuan ada pak Lukman dari perusahaan Subagyo Grup!" Kata Rani. Lalu Alarich memberikan kode tangannya.
"Tuan langsung saja. Kenapa anda menarik 50% saham dari perusahaan saya?" Geram om Lukman.
"Hmmm di minum dulu tuan Lukman." Alarich malah berbasa basi. Lukman semakin geram. Dia meminum segelas air putih itu dengan sekali tenggak.
"Bukankah terdapat dana aliran gelap? Ini lihat sendiri." Alarich melemparkan amplop coklat besar. Berupa laporan keuangan di perusahaan Lukman. Alarich tidak ingin uangnya dibawa kabur Lukman.
Lukman sendiri kaget bagaimana bisa Alarich tahu jika dia melakukan kecurangan?
"Ini ...Ini tidak benar tuan, anda salah sangka!" Lukman takut jika sumber uangnya ini benar benar mencabut semua sahamnya. Baru saja 50% tapi Lukman sudah ketar ketir.
"Silahkan dibawa. Dan...silahkan keluar dari sini. Saya ada meeting penting." Alarich memberi kode mata pada Bastian.
Bastian dengan sigap membawa Lukman keluar. Lukman sendiri kesal dengan sikap arogan tuan Alarich. Kalau saja dia tidak butuh, dia tidak akan mengemis seperti ini.
-
-
-
Didalam mobil Lukman marah marah dia memukul-mukul setir mobilnya dengan penuh emosi.
"BRENGSEK !!! Gimana bisa dia tahu? Ini pasti gara gara mamah seenaknya ambil uang tanpa persetujuanku!" Geram Lukman segera menyalakan mesin mobilnya dan pergi ke perusahaannya.
Sampainya di ruangan kerja, Lukman menyandarkan dirinya di kursi kebesarannya. Lalu sekertarisnya masuk dan mengunci pintu itu. Dia adalah Anita. Sekertaris juga sekaligus pemuas nafsu bossnya.
"Kenapa om kok marah-marah?" Ucap Anita dengan manja.
"Aku lagi pusing, Tuan Alarich menarik 50% sahamnya!"
Anita duduk dipangkuan Lukman. Dia juga melonggarkan dasi bossnya itu. "Om kayanya butuh di charge deh!"
"Kamu tahu aja sayang... !" Lukman langsung menyambar bibir seksi itu, dan memainkan gunung kembar sekertarisnya.
Dia membawa sekertarisnya ke dalam kamar yang ada diruangan itu. Disanalah Lukman melampiaskan hasratnya pada sekertarisnya yang sangat seksi.
"Ahhhh ... Om ... Lebih dalam." Anita terus mendesah dibawah Lukman. Sungguh menjijikan kelakuan omnya Aleesya ini. Sudah tua juga tapi masih doyan selingkuh.
"Begini sayang...ahhh...ouch.. Kamu seksi sekali." Lukman terus menghentakan miliknya makin dalam. Suara desahan keduanya menggema di kamar pribadi Lukman.
"Jangan lupa transfer om...!" Anita terus meracau, dia tidak peduli jadi simpanan om-om yang penting dia mendapatkan uang yang banyak. Setelah memakai Anita, Lukman akan langsung transfer ke Anita.
"Pasti cantik...!" CUP
Lukman terus memompa wanita itu hingga laharnya keluar di atas perut Anita. Begitupun wanita itu yang melakukan pelepasannya. "Ahhh ...om enak banget ...!" Anita lemas om Lukman pun ambruk di atas Anita.
"Minggir om berat!" Om Lukman tertawa pelan, sungguh menggemaskan sekali Anita dimatanya. Beda dengan istrinya yang setiap hari hanya marah-marah dan arisan sana sini tanpa pernah memperdulikan suaminya ini.
Itulah kenapa om Lukman mencari kesenangan diluar bersama Anita. Om Lukman juga sering bermain di club bersama wanita wanita lain. Tante Mira hanya tahu kalau suaminya ini bekerja dan bekerja
"Sudah aku transfer ya sayang!" Anita segera mengecek mbanking ponselnya, benar sudah masuk 50juta.
"Terima kasih om...makin sayang deh." CUP Anita mengecup pipi Om Lukman.
Sebenarnya Anita juga agak jijik sih dengan om Lukman yang sudah tua itu, tapi dia butuh duitnya. Tidak peduli tua atau muda, yang penting bisa memberikan uang dan kepuasan.
Anita sendiri wanita yang cukup agresif jika dekat dengan lelaki. Hanya kenalan sejam di club saja, Anita bisa langsung tidur dengan pria itu. Sungguh memalukan!!