NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:75.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Undangan Jamuan

Kereta kuda keluarga Mei akhirnya berhenti di depan gerbang kediaman mereka. Sore itu langit mulai memerah, dan aroma bunga dari taman depan membuat suasana terasa tenang. Begitu turun dari kereta, Wei menoleh ke arah sang adik dan tersenyum lebar.

“Mei’er, adik kecil kami ternyata punya bakat spiritual yang luar biasa,” kata Wei sambil mengacak rambut Mei lembut. “Kau benar-benar mengejutkan semua orang tadi.”

Dao ikut menimpali sambil terkekeh. “Bukan cuma mengejutkan, bahkan membuat para tetua hampir pingsan. Bola spiritual meledak? Itu pertama kalinya aku melihat hal seperti itu!”

Mei tersenyum tipis, tapi senyum itu cepat memudar, wajahnya tiba-tiba tampak murung. Bayangan masa lalunya melintas senyum licik Mei Lin, saudari kembarnya di kehidupan sebelumnya, yang dulu menatapnya penuh iri sebelum menusuk dari belakang, secara harfiah maupun batin.

Hatinya bergetar, takut jika kali ini, sejarah akan terulang. Mei takut Wei dan Dao akan seperti itu, meski saudara tetap saja akan menimbulkan kebencian apalagi jika mereka tahu, jika jiwa Mei telah digantikan oleh jiwa dari masa depan.

Melihat adiknya tiba-tiba terdiam, Wei langsung berkerut kening. “Ada apa, Mei’er? Kau terlihat tidak baik-baik saja.”

Mei tersentak kecil, buru-buru menggeleng. “T–tidak, Kak Wei. Hanya lelah saja, mungkin.”

Namun Chen yang duduk di sebelah Mei menatapnya tajam, lalu dengan polosnya berkata, “Apa A-Mei takut kalau Wei dan Dao akan iri pada A-Mei dan membenci A-Mei?”

Ucapan itu membuat semua orang terdiam seketika. Mata Mei membulat kaget, sementara Wei dan Dao menatap Chen yang masih berwajah polos tanpa dosa.

Wei menarik napas pelan, lalu tersenyum lembut. “Mei’er, dengar ya. Kami tidak akan pernah iri padamu. Kami justru bangga, sangat bangga punya adik seperti kamu.”

Dao mengangguk setuju, suaranya hangat. “Benar. Kami bukan keluarga Qing yang saling menjatuhkan demi kekuasaan. Kita keluarga yang tumbuh bersama, bukan saling menyingkirkan.”

Mereka pikir, ketakutan Mei dengan hal itu berhubungan dengan keluarga Qing. Padahal, Mei trauma pada kehidupan pertamanya yang selalu tersingkirkan oleh saudaranya sendiri.

Mata Mei langsung berkaca-kaca. Ia berusaha tersenyum, tapi air matanya jatuh juga. Kenangan buruk di kehidupan sebelumnya perlahan pudar, digantikan rasa hangat yang belum pernah ia rasakan.

“Terima kasih, Kak Wei, Kak Dao,” ucapnya pelan.

Wei menarik sang adik ke dalam pelukannya, sambil berpura-pura berdecak kesal. “Kenaoa berterima kasih? Kau adik kami, Mei’er. Tidak ada yang bisa mengubah itu.”

Dao ikut mendekat dan merangkul mereka berdua.

Namun suasana haru itu seketika terusik oleh suara Chen yang berceletuk keras sambil menarik Mei, “Jangan peluk A-Mei! A-Mei hanya milik Chen!”

Wei dan Dao langsung melepaskan pelukan mereka dan menatap Chen dengan tatapan dingin yang kompak. “Kau bilang apa, bocah?” Wei mendengus pelan.

Chen memanyunkan bibirnya dan bersembunyi di belakang Mei. “Chen tidak suka ada yang peluk A-Mei,” katanya seperti anak kecil yang merajuk.

Mei terkekeh kecil, menggeleng lembut. “Chen, mereka kakakku, bukan orang lain.”

“Tetap saja,” gumam Chen lirih, masih cemberut.

Rong, sang ibu, yang sedari tadi memperhatikan dengan senyum lembut, akhirnya ikut bicara.

Wanita paruh baya itu mendekat dan mengusap kepala ketiga anaknya Wei, Dao, dan Mei. “Ibu senang melihat kalian akur seperti ini. Tapi ingatlah satu hal, anak-anakku .…” suaranya melembut.

Rong melanjutkan ucapannya, “Jika nanti ibu sudah tidak ada di dunia ini, jangan pernah kalian bertengkar. Arwah ibu tidak akan pernah tenang jika melihat kalian saling berselisih.”

Mei langsung memegang tangan ibunya. “Ibu, jangan bicara begitu,” katanya pelan.

Wei menimpali cepat, “Benar, Bu. Ibu akan tetap bersama kami. Ibu akan melihat kami tumbuh, menikah, dan punya keluarga.”

Dao tersenyum, meski matanya ikut berkaca-kaca. “Dan ibu akan jadi nenek yang paling disayang cucu-cucunya.”

Rong menutup mulutnya menahan haru. “Anak-anak Ibu,” ucapnya lirih.

Rong mengatakan seperti itu, karena di luaran sana, banyak saudara saling menjatuhkan hanya karena harta, kedudukan dan rasa iri pada saudara sendiri.

Suasana kembali mencair ketika Chen tiba-tiba angkat suara dengan polosnya, “Benar, Ibu! Ibu akan melihat Chen menikahi A-Mei!” serunya yakin.

Mata semua orang langsung membulat. Wei dan Dao hampir serempak menatap Chen dengan ekspresi antara tidak percaya dan kesal.

“Bocah ini benar-benar.” Wei mendengus, menahan tawa.

Dao menyipitkan mata. “Kau masih kecil, beraninya bilang mau menikahi Mei’er?”

Chen dengan wajah serius menatap mereka. “Chen tidak main-main.”

Mei akhirnya tidak tahan lagi dan tertawa kecil, suaranya lembut namun tulus. “Sudahlah, kalian jangan menggoda Chen.”

Rong ikut tertawa, mengusap kepala Chen yang tampak serius. “Kau memang lucu, Nak.”

Suasana yang tadinya tegang berubah hangat dan penuh tawa. Akhirnya mereka bersama-sama melangkah masuk ke kediaman mereka. Di belakang Chen tersenyum sangat tipis, bahkan tidak ada yang menyadari hal itu.

Begitu pintu terbuka, terlihat seorang pria paruh baya telah menunggu mereka.

“Selamat datang kembali, Nona, Tuan Muda, dan Nyonya,” ujar pria paruh baya itu sambil menunduk hormat. “Hamba, Fu Bo, telah menunggu.”

Rong tersenyum lembut. “Ah, Fu Bo, terima kasih sudah menjaga tempat ini selama kami pergi.”

Fu Bo tersenyum tulus, lalu menoleh ke samping. Di sana berdiri dua sosok wanita, seorang wanita berusia empat puluhan dengan wajah lembut, dan seorang gadis muda berumur sekitar tujuh belas tahun yang menunduk sopan.

Fu Bo memperkenalkan mereka dengan hormat, “Nyonya, Nona, ini istri hamba, Li Shi, dan putri kami, Fu Lian. Mereka akan membantu di kediaman ini. Li Shi pandai mengurus rumah tangga, dan Lian akan menjadi pelayan pribadi jika Nona berkenan.”

Wanita itu, Li Shi, menunduk sopan. “Salam hormat, Nyonya, Tuan Muda, Nona. Mohon bimbingannya.”

Putrinya, Fu Lian, mengikuti ibunya dengan suara lembut, “Salam hormat, Nona. Saya Fu Lian, akan melayani dengan sebaik mungkin.”

Rong tersenyum ramah dan mengangguk. “Baiklah, kami senang menerima bantuan kalian. Terima kasih, Fu Bo.”

Li Shi dan Fu Lian kemudian pamit undur diri dengan hormat menuju paviliun belakang untuk menyiapkan teh.

Setelah mereka pergi, Fu Bo kembali menatap Mei dan keluarganya dengan wajah sedikit serius. Ia menundukkan kepala sambil mengeluarkan sebuah gulungan merah bersegel emas dari lengan bajunya.

“Nona, Tuan Muda, Nyonya,” ucap Fu Bo dengan nada hati-hati. “Baru saja, utusan istana datang membawa undangan dari Yang Mulia Kaisar Zhu.”

Semua orang langsung terkejut. Wei melangkah maju, mengambil gulungan itu dari tangan Fu Bo. “Dari Kaisar Zhu?”

Fu Bo mengangguk pelan. “Benar, Tuan Muda. Utusan istana mengatakan Yang Mulia mengundang kalian sekeluarga untuk menghadiri jamuan makan malam malam ini di Istana Naga Emas.”

Mei yang sedari tadi diam, tiba-tiba mengerutkan keningnya. Ia menatap undangan itu dengan mata sedikit melebar. “Ah, malam ini memang ada jamuan kerajaan. Aku hampir melupakannya.”

Wei membuka gulungan itu, membaca isinya cepat. Huruf-huruf emas berukir di atas kertas merah. “Di sini tertulis,” katanya, “Yang Mulia Kaisar Zhu ingin bertemu dengan Nona Mei beserta keluarga secara langsung di jamuan malam nanti.”

Dao mengangkat alisnya, heran. “Kaisar sendiri yang ingin bertemu denganmu, Mei’er? Itu cukup mengejutkan. Padahal jika hanya memberikan sambutan atas jasamu, Kaisar hanya perlu membuat jamuan sederhana.”

Chen yang sedari tadi memegang ujung jubah Mei, tiba-tiba berkata dengan wajah polos, “Kalau Kaisar itu berani menatap A-Mei terlalu lama, Chen yang akan marah,” ucapnya serius.

Dao menepuk kepala Chen pelan sambil tertawa. “Kau ini benar-benar, bocah.”

Rong ikut tertawa kecil, lalu berkata, “Baiklah, kita harus bersiap. Ini undangan kerajaan, tidak boleh dianggap enteng. Fu Bo, tolong siapkan pakaian resmi dan kereta untuk malam nanti.”

Fu Bo langsung menunduk hormat. “Baik, Nyonya. Segera hamba siapkan.”

1
ratu
penasaran Thor tambah lagi dong please
Zea Rahmat
penasaran karna nya apa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Flashbacknya agak panjang dkit kak. Biar dapet feelnyaa 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
wah enak ada bestie didunia kuno bisa ngerumpi bareng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Fkpg
tiga sahabat sejati dipertemukan didunia kuno
Ririn Santi
oh syukurlah ternyata bestiannya
Ariska26
waahhhh trnyata bestie nya ya,,, senang ath klo ada teman dri dunia modern
mama_im
waaahh gak nyangka ternyata sahabatan 😅😅😅
Zea Rahmat
akhirnya ada tmn km Mei dr dunia modern. . bisa koleb km nanti Mei sm mereka
Tiara Bella
ternyata temen²nya mei dr dunia modern.....
愛の光 (Ai no Hikari)
moga aja bpknya qingmei org yg baik. klw sm serakahnya kyk keluarga qing hah mengecewakan
Wahyuningsih
yaaah d gantung thor bikin penasaran aja kok tau ya mei dri masa depan d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu jga keshtn tetp 💪💪💪💪💪💪💪
Narimah Ahmad
mampir
Wahyuningsih
betul2 penuh dgn misteri n bikin orang penasaran dgn jln critanya d tnggu upnya kmbli yg buanyk thor n hrs tiap hri sehat sellu jga keshtn thor n tetp 💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪
Heni Setianingsih
Luar biasa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Makasih akak 🤗🤗
total 1 replies
Novara Krisnha
jn bilang sodara nya
vj'z tri
wow Chen pintar betul main drama nya 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
stopppp tahan disettt ,jangan nanti hancur lagi kalau Chen sentuh 😅😅😅😅😅
vj'z tri
wajahmu mengingatkanku pada kekasihku dulu wajahmu mengingatkanku pada masa laluku kekasih yang dulu hilang kini datang kembali pulang🤣🤣🤣🤣🤣🤣 tarikkk ses semongko 🎉🎉🎉
vj'z tri
Chen gak usah di suruh auto nempel 😅😅😅
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 langsung di lamar depan ibu nya 🤣🤣🤣🤣🤣sat set lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!