NovelToon NovelToon
KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Menjalani keseharian hanya berdua dengan putriku, membuat ku merasa jenuh, sementara mas Tio kalo pulang pun sikap nya begitu dingin, ia akan menyentuh ku jika dia perlu, namun jika tidak ia abai, di antara kami bahkan tak ada obrolan manis.

Semakin hari aku merasa semakin kurang perhatian, mas Tio terlalu sibuk bekerja.

Dian putri ku kini sudah berusia empat tahun setengah. Aku membuka usaha warung kopi kecil-kecilan sejak Dian berusia tiga tahun setengah, sedikit demi sedikit hasil nya aku tabung.

Rumah papan sederhana yang dulu kami kontrak, kini sudah menjadi hak milik kami, karna pemilik nya sudah berbaik hati mengkreditkan rumah dan tanah tersebut.

Sampai pada suatu ketika mas Tio berniat merenovasi rumah papan yang kami tinggali.

"Dek, uang tabungan mu ada berapa?" tanya mas Tio padaku, sebenar nya uang mas Tio lumayan banyak, namun aku faham kalo merenovasi rumah butuh uang yang tidak sedikit.

"Cuma ada 8 juta mas" jawab ku.

"Nanti semisal uang mas kurang, nggak papa ya uang kamu mas pake" ujar mas Tio, aku pun mengiyakan permintaan mas Tio, karna menurutku tak ada salah nya membantu suami, toh ini untuk kepentingan bersama.

Kebetulan di belakang rumah kami ada sekolah TK , jadi aku tak perlu mengantar Dian sekolah TK jauh-jauh.

Mas Tio mulai membongkar rumah papan yang kami tinggali.dan di kerjakan oleh tetangga kami sendiri.

"Mas boleh aku beli cincin? Cincin kawin kita dulu sudah nggak muat di tangan ku, seperti nya berat badan ku naik" ujarku di suatu malam pada mas Tio.

Namun jawaban mas Tio sungguh mengecewakan.

"Orang tu ya dek, di lihat dulu pantes apa enggak kamu pakai" ucap mas Tio, sungguh mulut nya itu tajam sekali.

"Jadi mas pikir, aku satu-satu nya wanita yang nggak pantas pakai perhiasan?" sahut ku, aku nggak nyangka ternyata mas Tio selama ini menilai ku buruk sekali.

"Maksud ku, hidup itu jangan banyak gaya dek, coba pandang tubuh mu di cermin di jual pun kamu itu sudah nggak laku" ucapan mas Tio itu bagai tamparan yang begitu keras, sungguh rasa nya sakit sekali.

"Apa kamu bilang? Nggak laku di jual? Baik lah mas terima kasih" ucap ku setelah itu, aku memilih tidur dengan memeluk Dian yang sudah terlelap.

Sejak saat itu aku ingat semua perkataan mas Tio.

Semenjak tetangga kami menukang rumah kami, entah kenapa aku merasa tertarik pada nya, tubuh yang tinggi besar, kulit bersih wajah nya juga tidak jelek.

"Tes" sebuah sms masuk di HP jadul yang kini aku miliki sendiri.

"Siapa ya?" jawab ku lewat sms.

"Aku Fadil" notif sms masuk lagi.

"Mas Fadil? Kok bisa tau nomor aku dari mana?" tanya ku lewat sms.

Bagaikan kata pepatah, pucuk di cinta ulam pun tiba, atau gayung bersambut. berawal dari sms iseng, kini kami sering sms an dengan kata-kata mesra sederhana, namun bisa membuatku lebih berarti dan di perhatikan.

Mas Fadil, seorang pria beristri memiliki dua orang putri yang masih kecil-kecil. Sering kali kami ngobrol di kursi depan warung. Mas Fadil menceritakan kalo dia tak pernah di hargai oleh istri nya. Hanya karna usia istri nya lebih tua dari nya.

Dari obrolan itu kami saling perhatian, dan rasa cinta yang dulu begitu besar terhadap mas Tio, kini mulai memudar, sikap mas Tio pun yang cuek sampai kini, tak lagi aku permasalahkan.

Aku dan mas Fadil semakin dekat, sampai suatu hari mas Fadil berani menyentuh ku. awal nya aku tak biasa dengan sentuhan mas Fadil, namun lama-lama aku ketagihan.

Hampir setiap bertemu kami bercumbu, walau hanya sekedar bercumbu dan saling sentuh bagian intim masing-masing. Kami tak pernah berfikir untuk bercinta.

Suatu malam, entah kenapa aku merasa tak tahan membayangkan sentuhan mas Fadil, rasa nya tak terima hanya dengan sentuhan, aku menginginkan lebih.

"Mas kemarilah, aku ingin kan itu mas" ujar ku melalui telfon.

"Nanti kalo aku ke situ trus kita di gerebek warga gimana? Mas nggak mau itu terjadi, kalo mas bisa pulang kampung untuk menghindari rasa malu, sedangkan kamu? Rumah mu di sini, mau pergi ke mana kamu untuk menghindari rasa malu" jawab mas Fadil.

"Baik lah mas, kalo begitu aku tidur dulu" kataku, jujur ada sedikit kecewa, tapi aku pun mempertimbangkan ucapan mas Fadil ada benar nya.

"Eh tunggu dulu, mas masih kangen dengan suara mu" kata mas Fadil.

Malam itu kami bercinta lewat sambungan telfon.

Hari demi hari berlalu, aku merasa semakin sayang dengan mas Fadil. Hingga suatu pagi mas Fadil datang kewarung ku, dengan alasan membeli rokok.

Dian putri ku memergoki kami yang sedang berpelukan. Saat sadar ada Dian di belakang kami, mas Fadil pun pergi.

"Eh Dian butuh apa nak?" tanya ku dengan wajah gugup. Dian yang usia nya hampir lima tahun tentu saja tak bisa di sepelekan.

"Mama ngapain tadi sama om itu?" tanya Dian.

"Ee...itu, om itu tadi beli rokok" jawab ku.

"Kenapa om tadi peluk mama?" tanya Dian dengan polos nya.

"Ssttt, jangan kencang-kencang sayang nanti papah dengar, om tadi bukan nya peluk mama, tapi dia mau ambil rokok yang di beli, karna mama taruh di sebelah mama, jadi terkesan seperti memeluk" jelasku panjang lebar.

Aku nggak tau dari mana mas Tio tau tentang rahasia ku. Yang jelas mas Tio kini sedang memeriksa HP jadul ku.

Malam itu aku menggunakan baju tidur yang tipis, namun tiba-tiba mas Tio mengajak ke rumah bapak dan mama. Aku pikir hanya sebentar, aku tak sempat berganti pakaian mas Tio seperti terburu-buru.

Sampai di rumah bapak, kami duduk manis. Mama dan bapak pun heran ada apa kok malam-malam datang.

"Begini pak, ma... Putri...anak bapak dan mama saat ini dia berselingkuh di belakangku" kata mas Tio.

"Duarrr!!!" bagai di sambar petir rasa nya seluruh dunia ku terasa gelap.

"Apa?...Putri jelaskan apa benar begitu?" tanya bapak.

Namun tak ada jawaban dari ku, aku hanya menunduk. Sementara mas Tio terus mengungkapkan protes nya terhadap bapak atas tingkah ku.

"Aku nggak mau tau pak...anak bapak sudah buat aku kecewa, selama ini aku nggak pernah selingkuh, tapi entah aoa salahku sehingga Putri tega berbuat begitu pada ku" kata mas Tio penuh rasa kecewa.

Ya..memang benar mas Tio tak pernah melakukan hal yang seperti aku lakukan. Dan aku mengakui kesetiaan mas Tio, walau selama ini sikap nya selalu mengecewakan aku.

"Tolong nak Tio maf kan kesalahan Putri, bapak janji, kalo Putri akan memperbaiki diri" ujar bapak.

"Sudah lah pak, aku pusing memikirkan tingkah anak bapak" sahut mas Tio, ia pun keluar rumah, tak ku sangka mas Tio malah pulang, aku dan Dian di tinggal di rumah bapak.

Bapak dan mama tak memarahiku mereka hanya memberi nasehat , untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Selama inu di setiap ada masalah aku selalu mengadu pada kedua orang tuaku. Walau mereka tak pernah ikut campur, namun mereka menjadi pendengar yang baik buatku, dari situ lah mereka faham sikap mas Tio padaku.

1
Ds Phone
macam macam dugan hidup nya
Ds Phone
hamil ke dia
Ds Phone
nakit betul dia
Ds Phone
macam mana dengan rumah tangga meraka
Ds Phone
suami apa macam tu nak beban sama isteri
Ds Phone
itu jalan tak baik tu
Ds Phone
sangup metua kata macam tu
Ds Phone
muking ada yang tak kena
Ds Phone
tinggal kan aja
Ds Phone
laki tak ber tangung jawab
Ds Phone
apa nasib rumah tangga nya
Ds Phone
dia tak tahu orang hamil macam mana
Ds Phone
ada tukang hasut
Ds Phone
dapat laki macam tu memang susah
Ds Phone
laki nya kaki mabuk
Ds Phone
malu pulak tapi ikut
Ds Phone
sebenar dia suka pada kamu
Ds Phone
yake macam tak ada keputusan aja
Ds Phone
sakit hati sebenar nya
Ds Phone
dah masa sendiri tahu apa pun nak dimasak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!