+Cinta satu malam】Terjebak Cinta Tuan Presdir
Deskripsi Cerita:
Alana, seorang perempuan cantik yang tumbuh dalam lingkungan keras, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah dalam satu malam yang tragis. Sejak kecil, ia telah kehilangan kedua orang tuanya dan terpaksa tinggal bersama bibi serta sepupunya yang memperlakukannya dengan buruk. Meskipun hidup dalam tekanan, Alana selalu menjaga kehormatan dan kesuciannya.
Namun, segalanya berubah ketika Clara, sepupunya yang licik, bersama ibunya, Sandra, menjebaknya dalam sebuah rencana busuk demi uang. Dengan tipu daya dan obat bius, mereka menyerahkan Alana kepada seorang lelaki kaya yang haus nafsu. Namun, keberuntungan tampaknya masih berpihak pada Alana—lelaki yang seharusnya menjadi pemilik tubuhnya justru mengembalikan uangnya dan pergi.
Sayangnya, Alana tetap tidak bisa lepas dari jeratan takdir. Dalam keadaan setengah sadar akibat pengaruh obat, ia terbangun di kamar hotel bersama seorang pria asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku mencintai mu
Alana yang melihat Ponsel nya bergetar di atas meja, menampilkan nama Ronal yang baru saja mengirimi pesan ke dirinya.
"dia mengirim pesan apa ..?" batin Alana, dengan Jantungnya berdegup kencang. Ia menelan ludah, tangannya ragu untuk meraih ponsel itu.
Melinda yang melihat reaksi Alana langsung bertanya, "Siapa al"
Alana menghela napas, lalu menunjukkan layar ponselnya kepada Melinda.
"Ronal." jawab Alana singkat.
Melinda yang duduk di seberangnya langsung bersuara.
"Dia menghubungimu? Apa yang dia mau?"
Alana membaca pesan singkat dari Ronal, dahinya mengerut.
"Ini bukan tentang anak-anak… tapi tentang orang tuaku?" jawab Alana.
Melinda dan Melvin saling bertukar pandang.
"Apa maksudnya?" tanya Melinda penasaran.
Alana menggeleng, kebingungan melanda pikirannya.
"Aku juga gak tahu… Apa mungkin dia menemukan sesuatu yang aku sendiri gak tahu?" tanya Alana kepada sahabat nya.
"Jawab pesannya al, tanyakan apa maksudnya." sahut melvin
Alana menatap ponselnya dengan ragu, tapi akhirnya jemarinya mulai mengetik.
"Apa maksudmu, Ronal? Apa yang kamu tahu tentang orang tuaku?" tanya Alana.
Tidak butuh waktu lama, balasan dari Ronal muncul.
"Aku tidak bisa menjelaskannya lewat pesan. Kita harus bertemu. Aku janji, ini penting dan ini tidak bisa di bicarakan di dalam hp.!" jawab Ronal.
Alana yang membaca balasan pesan ronal. menggigit bibirnya, hatinya masih dipenuhi kebimbangan.
"emang kamu tau apa soal orang tua ku, Ronal aku tau kamu memiliki segala, jika hanya untuk bertemu anak-anak kamu menggunakan cara seperti ini, melibatkan orang tua ku yang sudah tiada aku tidak akan memaafkan kamu.!" balas Alana.
"Alana aku tau, di mata kamu aku lelaki yang buruk. Aku tau mana yang benar mana yang salah, aku tidak akan bercanda soal hal yang serius.! Aku mencintai kamu Alana." balas Ronal.
Alana yang membaca balasan Ronal, jantung nya berdegup kencang, hingga akhirnya ia bertanya ke sahabat nya.
"Bagaimana menurut kalian?"
"Aku rasa kamu harus menemui dia al. Kalau ini benar-benar soal orang tuamu, kamu berhak tahu kebenarannya" sahut Melinda.
Melvin menghela napas berat.
"Tapi aku tetap gak percaya sama dia. Kita harus berhati-hati." nasehati Melvin.
Alana merenung sejenak sebelum akhirnya mengetik balasan.
"Baik, kita bisa bertemu. Katakan di mana dan kapan."
Ronal membalas cepat.
"Besok siang, di kafe dekat kantorku. Aku akan menunggumu."
Alana menatap layar ponselnya lama. Besok, ia akan menghadapi Ronal lagi. Namun kali ini, bukan hanya tentang anak-anaknya tetapi juga tentang masa lalunya yang mungkin selama ini tersembunyi.
Ke esok kan hari nya. Alana yang sudah siap dengan pertemuan ini, setelah Ronal tau kalau Alana ibu dari anak -anak nya.
Alana duduk di dalam mobil dengan perasaan campur aduk. Ia menggenggam kemudi dengan erat, mencoba menenangkan debaran jantungnya.
"Apa sebenarnya yang ingin Ronal bicarakan?" gumam Alana yang masih fokus melihat jalan.
Setelah beberapa menit, ia tiba di kafe yang telah disepakati. Ia menarik napas panjang sebelum keluar dari mobil.
Sesampainya ia di dalam kafe. matanya langsung menangkap sosok Ronal yang sudah duduk di sudut ruangan, menunggunya dengan ekspresi serius. Dengan seorang lelaki setengah baya berdiri di belakang nya.
Alana melangkah mendekat, menjaga ekspresinya tetap tenang meskipun hatinya berkecamuk.
Ronal langsung berdiri saat melihat Alana tiba, memberikan isyarat agar Alana duduk di hadapannya.
"Terima kasih sudah datang," ucap Ronal, suaranya terdengar lebih tenang dari yang Alana bayangkan.
"Aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya ingin kamu bicarakan, tidak perlu membuang-buang waktu tolong cepat jelaskan.! " jawab Alana langsung ke intinya.
Ronal langsung menatap Tomy yang berdiri di belakang nya untuk segera menyerahkan penyelidikan nya yang Tomy dapatkan.
Tomy langsung mengeluarkan sebuah amplop dari jasnya dan menyerahkannya kepada Alana.
"Ini hasil penyelidikan yang saya lakukan tentang orang tuamu nona." kata Tomy dengan sopan, ia sudah mengetahui kalau Alana adalah ibu dari anak bos nya, yang nanti pasti akan menjadi istri bos nya itu.
Alana menatap amplop itu dengan ragu sebelum akhirnya membukanya. Pandangannya langsung tertuju pada foto-foto dan beberapa dokumen di dalamnya. Semakin ia membaca, semakin wajahnya memucat.
"Apa… apa ini?" suaranya bergetar, matanya membesar saat membaca informasi di dalamnya.
"Ronal bisa kamu jelaskan, apa ini.?“ tanya Alana memicing kan mata nya.
Ronal menatapnya serius Alana.
"Orang tuamu tidak meninggal karena kecelakaan biasa Alana. Ada seseorang yang menyabotase mobil mereka. Dan orang itu… adalah keluargamu sendiri."
Alana merasakan dunia di sekelilingnya berputar. Tangannya gemetar saat menggenggam kertas di tangannya.
"Ini tidak mungkin…" gumam nya.
. "Aku tahu ini berat untukmu al, tapi aku ingin kamu tahu kebenarannya. Aku ingin membantumu mendapatkan keadilan buat orang tua kamu.." ucap Ronal.
Alana menutup matanya, mencoba mencerna kenyataan yang baru saja ia terima. Orang tuanya… dibunuh? Oleh keluarganya sendiri?
Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang menggenang.
"Kenapa kamu melakukan ini, Ronal?" tanyanya pelan.
Ronal menatapnya dalam. "Karena aku peduli, Alana. Dan aku tidak akan membiarkan orang-orang yang telah menghancurkan hidupmu lolos begitu saja. Aku mencintai kamu Alana.!" kata Ronal dengan tulus.
1. Awal kalimat gunakan huruf kapital.
2. Penggunaan tanda baca yang tidak pada tempatnya contohnya di kalimat ini coba perhatikan lagi letak tanda bacanya.
3. Setelah ku baca chapter satu ini aku koreksi untuk penggunaan huruf kapital dan huruf kecilnya masih ada salah tempat
4. Saran aku sih banyak mampir dan baca karya-karya lainnya amati dan perhatikan penulis mereka
Sekian terimakasih🤗