AREA DEWASA+
"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.
Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.
Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.
Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
"Enak banget ya, Jadi simpanan om-om kaya," celetuk Sika dengan santainya saat Kiran hendak masuk ke dalam kamar.
Tidak ada Hasan dan Desi, mereka sedang pergi ke salah satu hajatan di desa sebelah malam ini.
"Ya enak lah. Kenapa, apa kamu iri?"
Sika mendengus kesal.
"Sudah berapa kali kau tidur dengan om-om itu?"
Darah Kiran langsung mendidih saat mendapatkan pertanyaan tersebut.
"Aku masih perawan. Meskipun aku dekat dengan orang kaya, tapi aku bekerja dengan halal!" sahut Kiran masih menahan emosinya.
"Halah, bilang saja lah Kiran. Ku perhatikan, semua pakaian yang kau kenakan mahal semua. Uang mu banyak, apa lagi kalau tidak menjual diri."
"Mending jual diri dapat duit. Dari pada kau, di tunggangi cuma di bayar dengan kata-kata cinta," sahut Kiran membuat Sika tidak terima.
"Jaga mulut mu Kiran,...!" sentak Sika marah, "jangan macam-macam kau dengan ku!"
"Kau juga jangan macam, apa kau ingin melihat kedua orang tua kesayangan mu itu menangis karena kecewa?" ancam Kiran membuat Sika terdiam.
Kiran terus mencibir, gadis ini kemudian membuka kunci kamarnya.
"Semua demi ayang. Aku rela di tunggangi asal ayang bahagia...!" ledek Kiran benar-benar membuat darah Sika naik turun memanas.
Bug....
Dengan sangat kasar Kiran menutup pintu kamarnya. Gadis ini tertawa puas karena berhasil membuat mulut Sika bungkam.
"Ini tidak bisa di biarkan. Kau lihat saja nanti Kiran, aku akan membuat hidup hancur," batin Sika penuh dengan dendam.
Sika kembali ke kamarnya, niat hati ingin membully Kiran malah dia sendiri yang sakit hati.
Malam berganti pagi, untuk hari ini Gama sudah kembali sehat dan kembali menjemput Kiran seperti biasa.
"Wah, ada tukang ojek. Mau aja sih di jadikan babu ama Kiran. Di bayar berapa kamu?" cibir Sika pada Gama.
"Dasar ratu biawak, kalau iri bilang!" sahut Gama membuat Kiran tertawa.
"Jaga mulut mu Gama...!" Sika marah.
"Yang harusnya menjaga mulut itu kamu. Mau nyenggol tapi giliran di senggol balik gak terima."
"Ehem,...!" suara berat Marvel tiba-tiba membuat mereka bertiga terkejut.
Sika yang semula tampak angkuh dan sombong mendadak berubah jadi pendiam dan anggun. Kiran yang melihat hal tersebut serasa ingin muntah.
"Gama, ayo berangkat!" ajak Kiran yang malas untuk bertemu dengan Marvel.
"Kamu berangkat sama mas aja ya," ujar Marvel.
"Gak, apaan sih?" Kiran risih.
"Em, mas. Mending berangkat sama aku aja. Kiran udah ada yang jemput kok." Sika menawarkan diri.
Wajah Marvel berubah dingin, pria ini sama sekali tidak tertarik untuk melihat Sika.
Tanpa basa basi lagi, Kiran dan Gama langsung pergi mengendarai sepeda motor.
"Mas, Kiran sudah pergi sama Gama. Kalau aku nebeng sampai kampus bisa dong."
Marvel sama sekali tidak menanggapi, pria ini acuh kemudian berlalu pergi begitu saja. Sika mengejar Marvel, berusaha merayu pria itu.
"Mas, bolehkan aku nebeng sampai kampus?"
Sekali lagi Sika meminta, saat ia hendak ikut membuka pintu mobil milik Marvel, pria ini langsung membentaknya.
"Siapa kau yang berani menyentuh mobil ku hah?" sentak Marvel.
Sika kaget, tanganya langsung menjauh dari pintu mobil Marvel.
Marvel langsung masuk kedalam mobil, melajukan mobilnya tanpa memperdulikan Sika lagi.
Sika mengumpat, perempuan ini tidak terima jika Marvel mengacuhkannya seperti ini.
"Semua ini salah Kiran, pasti dia sudah menghasut mas ganteng untuk tidak menyukai ku," ucap Sika malah menyalahkan Kiran.
Untung saja kejadian pagi ini berada di ujung jalan. Herannya, tumben sekali Sika berjalan sejauh ini ke ujung jalan.
"Sayang,....!" panggil seorang pria yang baru saja keluar dari mobil.
"Kenapa lama sekali?" tanya Sika dengan wajah cemberut.
"Aku kesiangan, ya udah ayo pergi...!"
Dia adalah selingkuhan Sika, sudah biasa jika dirinya gonta ganti pria karena Sika mencari yang kaya.
Sedangkan Kiran dan Gama, mereka berdua mulai sibuk mempersiapkan bahan untuk ujian sekolah yang akan di laksanakan dua minggu lagi.
"Ku lihat, kau semakin dekat dengan om Marvel. Kalian ada hubungan?" tanya Gama penasaran.
"Idih,...gak banget deh!" sahut Kiran geli.
"Sepertinya dia menyukai mu. Dia sangat peduli pada mu!"
"Yang muda banyak kenapa harus yang tua?"
"Mana tahu kalau jodoh!" sahut Gama dengan entengnya.
"Gak deh, mending aku kerja aja."
"Kau ini, apa salahnya kalau om Marvel suka pada mu. Dia ganteng dan kaya, pasti hidup mu akan terjamin."
"Udah ah, aku malas bahas dia. Aku geli dengan bewoknya."
"Bukannya perempuan pada tergila-gila ya dengan model pria seperti itu?"
"Tapi aku gak. Apaan, seperti hutan gambut yang di musim panas!" ujar Kiran membuat Gama tertawa.
Beda lagi dengan Marvel, akibat di acuhkan Kiran tadi pagi, Jeff lah yang menjadi sasarannya hari ini.
Marvel marah-marah tidak jelas, pria ini sangat malas untuk pergi meeting siang ini.
"Bos, ini meeting penting. Meta dan klien kita sudah menunggu di restoran Dahlia Bahagia."
Huft,....
Pusing dengan ocehan Jeff, akhirnya Marvel mau pergi juga. Tak banyak bicara, pria ini hanya duduk diam di dalam mobil.
"Pasti masalah Kiran lagi ya bos...?"
"Heran, susah sekali untuk meluluhkan hati Kiran. Yang ada aku malah di ejek terus sama dia."
"Yah, namanya juga anak sekolah bos. Jadi, pemikiran mereka belum dewasa."
"Jeff, apa kau ada nomor ponsel Kiran?" tanya Marvel malah membuat Jeff bingung.
"Lah bos, kok malah tanya saya yoo gak tahu saya...!" kata Jeff.
"Aduh,...aku itu loh Jeff, setiap mau minta nomor ponsel Kiran pasti lupa terus."
"Itu tandanya bukan jodoh bos. Mending cari yang lain aja."
Pletak,...
Marvel menjitak kepala Jeff yang sedang mengemudi.
"Aku maunya Kiran, kalau gak Kiran aku gak mau nikah lagi," ucap Marvel tegas.
"Ingat umur bos...!" seru Jeff dengan beraninya.
"Bodoh mamat!"
Tak berapa lama mereka tiba di restoran Dahlia Bahagia, Marvel dan Jeff masuk ke ruang VVIP yang sudah di tunggu Meta dan Kliennya.
Seorang perempuan muda berparas cantik tersenyum pada Marvel saat pria itu masuk kedalam.
"Kita mulai sekarang!" ujar Marvel yang tak ingin membuang waktu.
"Ehem, setidaknya kita minum kopi dulu...!" kata wanita tersebut dengan tatapan menggoda.
"Kalau niat kerja ya kerja. Kalau niatnya minum kopi silahkan batalkan kerja sama ini...!" ucap Marvel dengan suara dingin membuat wanita tersebut menahan malu di wajahnya.
Meta dan Jeff hanya bisa saling pandang tak berani membuka suara. Niat hati mencari keuntungan dengan bekerja sama sambil mencari jodoh, wajah wanita ini malah terasa tebal seperti di tabok dengan semen.