Zian jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis berwajah manis yang kemudian hari dia ketahui gadis itu bernama Alula. Kisah cinta nan manis pun terajut. Namun, sisi kelam kehidupannya Alula membuat Alula akhirnya memilih pergi tanpa alasan.
Lima tahun kemudian mereka dipertemukan kembali sebagai komandan Zian Wibisana dan Dokter Alula Putri Tanoe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hoodie Hitam
Ada kelebatan bayangan dan Zian berteriak, "Om di sana!" Zian menunjuk ke jendela besar yang ada di seberang mereka bertiga berdiri.
Jendela dibuka paksa dan terdengar suara keras, brak! Saat daun jendela bertabrakan dengan tembok bagian luar kafe La Tanoe.
"Woiiii! Berhenti!" Teriak Yoda.
Namun, orang yang ditunjuk oleh Zian mengabaikan teriakannya Yoda.
"Sial! Jaga pacar kamu dan jangan beranjak dari tempat kamu berdiri!" Teriak Yoda sambil berlari mengejar seseorang dengan jaket Hoodie warna hitam yang melompat dari jendela besar yang ada di seberang. Seorang pria sepertinya, kalau dilihat dari tinggi dan perawakannya.
Alula dan Zian saling pandang. Lalu, Zian bergumam, "Untung aku sempat menghapus jejak kaki dan tangan kita di daun jendela dan di pijakan kaki kita di kusennya"
"Astaga! Tas aku?" Alula meraba pundaknya.
Zian menepuk pundak kirinya. "Ada di sini. Kamu dari tadi nggak lihat kalau tas kamu aku sampirkan di pundakku?" Zian menautkan kedua alisnya di depan Alula.
"Itu karena kamu rewel terus dari tadi" Sembur Alula.
"Ish! Itu salah kamu kenapa nggak langsung jawab pertanyaanku"
Alula terkekeh geli. "Aku akan jawab nanti"
"Janji?" Zian mengulas senyum lebar di wajah cantiknya.
Alula mengangguk dengan senyum lebar.
"Syukurlah kalau tasku ada di kamu" Gadis manis itu mengusap dada dengan wajah lega.
"Kamu seenaknya melempar tas kamu ke bawah tadi. Kena di muka aku.....sakit" Zian merengut lancip.
"Kenapa baru sekarang terasa sakitnya?" Alula menautkan kedua alisnya.
"Kamu juga baru inget kalau tas kamu ada di aku" Protes Zian dengan bibir yang masih merengut lancip.
Alula mendengus geli lalu mengusap pipi Zian yang sebelah kanan, "Sini aku usap biar nggak sakit lagi"
Zian menggelengkan kepala, "Bukan pipi kananku yang sakit"
"Lha, salah, ya? Lalu yang sakit yang mana?"
"Tas kamu tadi mengenai hidung dan bibirku.....sakit" Zian memonyongkan bibirnya.
Alula tertawa ngakak.
"Ish! Malah ketawa lihat pacarnya kesakitan"
Zian memalingkan wajahnya dan cowok tampan itu tersenyum senang.
Alula sangat cantik kalau tersenyum lepas. Aku nggak kuat liat tawanya. Batin Zian.
Alula menggoyang wajahnya ke arah Zian memalingkan muka. "Kamu tersenyum, ya?"
Zian menatap Alula dengan wajah datar, "Nggak. Mana ada tersenyum kalau sakit"
"Aku beneran lihat kamu tersenyum tadi" Alula menangkup wajah Zian.
Zian mendongak sambil menekuk bibir lalu menggoyangkan wajahnya ke kanan dan ke kiri.
Alula berkata dengan mendengus geli, "Aku usap sini hidung dan bibirnya bisa nggak sakit lagi"
Zian masih mendongak, menekuk bibir, dan menggoyangkan wajahnya.
Alula menurunkan wajah Zian lalu berkata dengan wajah penuh senyum geli, "Oke, katakan bagaimana caranya aku obati hidung dan bibir kamu karena kejatuhan tasku tadi"
Zian sontak bersorak di dalam hatinya, Yes! Aku bisa dapatkan ciuman Alula di bibirku.
"Cium hidung dan bibirku"
"Apa?! Kalau Om Yolo tiba-tiba datang gimana?" Alula menoleh ke belakang.
"Ya udah kalau nggak mau" Zian menarik wajahnya dan.......cup......cup! Alula mendaratkan kecupan singkat di pucuk hidung dan bibirnya Zian.
Zian membeliak senang lalu dia memeluk erat Alula, "Kamu memang dokter terhebat di dunia ini. Selalu bisa ngobati aku"
Alula menepuk dada Zian, "Aku belum lulus. Aku belum jadi dokter"
Zian memeluk erat Alula, "Kamu dokter terhebat di mataku"
"Iya, iya, sekarang lepas pelukan kamu! Kalau Om Yolo lihat, aku malu"
Zian melepaskan pelukannya tepat di saat Yoda masuk dari pintu depan yang didobrak.
Zian dan Alula tersentak kaget dan menoleh ke pintu depan dengan kompak.
"Kalian tidak beranjak dari situ dan tidak menyentuh apapun, kan?" Tanya Yoda.
Zian dan Alula menggelengkan kepala dengan cepat.
"Daun jendela dan kusennya udah Zian lap tadi" Zian menunjuk ke jendela besar yang berada tidak jauh di belakangnya.
"Bagus, karena ada yang gantung diri di lorong selatan kafe ini dan orang berhoodie yang tadi Om kejar, dia lolos. Sial!" Yoda menyisir kasar rambut gondrong sebahunya lalu dengan cepat komandan satuan intelejen TNI AD itu mengucir rambut gondrongnya yang tebal dan sedikit berombak.
"Apa?!" Alula membeliak kaget.
"Kenapa ada yang bunuh diri lagi dan kebetulan bunuh dirinya di kafenya mendiang papanya Alula?" Sahut Zian.
"Om sudah manggil polisi setempat dan tim forensik juga timnya Om" Ucap Yoda sambil memakai sarung tangan.
Lalu, Yoda membagikan sarung tangan plastik ke Alula dan Zian, "Sebelum mereka sampai di sini, bantu Om mencari sesuatu"
"Sesuai pesannya mendiang papanya Alula" Sahut Alula.
"Tul" Sahut Yoda sambil melompat ke bar utama kafe La Tanoe.
"Siap, Komandan Yoda!" Teriak Zian sambil berlari ke mini bar dan Alula berlari ke dapur.
"Aaaaaaa!!!!!"
Zian sontak berlari ke dapur saat dia mendengar suara teriakannya Alula. Zian berteriak sambil berlari kencang, "Luna! Kamu kenapa?!"
Yoda juga langsung melompat dari balik bar utama dan berteriak, "Ada apa?!"
Sedangkan di dalam sebuah mobil Van hitam, seseorang dengan jaket kulit berwarna cokelat tengah menampar seseorang dengan jaket Hoodie hitam.
"Dasar bodoh! Kau hampir saja ketangkap dan buku hariannya Christian belum kau temukan!" Orang berkata kulit coklat mengeraskan gerahamnya dsn kembali menampar orang berjaket Hoodie hitam.
"Saya tidak akan mengulanginya"
"Alula.........kau dekati gadis itu, rayu gadis itu dan bawa dia kepadaku, bagaimana pun caranya kalau kau masih ingin kuliah dan tidak ingin ibu kamu mati di ruang ICU" Geram pria berjaket kulit coklat.
"Baik" Orang berjaket Hoodie hitam menyahut dengan cepat sambil menundukkan kepala.
ck ck ck