Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Cerita Lisa
"Nah pasti ini rumah nya dia." gumam Lisa setelah menemukan tempat laundry.
Rumah Laras memang tidak seberapa besar tapi bagian tanah yang kosong masih banyak, Lisa turun dari motor nya dan perlahan mendekati bagian depan yang sangat banyak baju baju. memang cuma Laras yang punya tempat laundry di kampung ini, jadi ya mereka semua pada lari kesini.
Terutama orang berduit yang malas mau mencuci sendiri maka pasti akan lari kesini, Lisa menatap sekeliling rumah yang banyak di tanami bunga dan juga sayuran lain, terlihat jelas bahwa Laras adalah orang yang sangat kreatif sekali dalam mengurus rumah nya, karena jarang ada orang yang rajin untuk bercocok tanam.
"Subur sekali tanaman nya, sayuran nya pun banyak buah." gumam Lisa menatap sayuran milik nya Laras.
Timbul pula niat di hati nya untuk berkebun juga kalau nanti sekeliling rumah sudah di bersihkan oleh Harun, sebab tanah di rumah Eyang juga luas sehingga mau di tanami apa saja akan bisa. tergantung orang nya saja lagi, apa bisa atau tidak mau bercocok tanam.
Sebab kadang kala ada juga yang tidak mau hidup saat menanam sesuatu, itu hal yang lumrah dan kata orang orang karena tangan panas sehingga mau menanam apa pun tidak akan hidup. kalau Laras memang tipe yang tangan adem, sehingga apa pun yang di tanam nya selalu hidup dan berbuah lebat.
"Cari siapa?"
Sebuah suara uang terdengar sangat lah tidak ramah menegur Lisa yang sedang melihat lihat kebun nya Laras, memang bagus semua dan kalau di perhatikan yang tidak pernah lihat maka akan membuat kepengen memetik nya.
"Ah maaf, saya mau cari Mbak yang punya laundry." Lisa agak kikuk.
"Mau apa cari Ibu saya?" Purnama memperhatikan Lisa dari ujung kaki hingga kepala.
"Cuma mau main saja, kami pernah ketemu dan dia suruh saya datang kesini." Lisa rasa panik melihat tatapan nya Purnama yang sangat tajam.
"Siapa, Pur?"
Untung lah tak lama kemudian Laras keluar dari rumah dan menengahi percakapan yang sangat kaku itu, Lisa menarik nafas lega karena tadi sudah tidak tau lagi mau jawab apa bila Purnama tanya hal lain. kalau bicara dengan orang jutek memang susah sekali mau jawab, seolah jawaban itu hilang begitu saja.
"Oh masuk, Dik." Laras menyambut Lisa ramah sekali.
"Iya, Mbak." Lisa mengulurkan tangan nya dulu untuk salaman.
"Belum kenalan ya, nama saya Laras.
"Lisa."
"Ayo masuk, kita ngobrol di dalam sambil saya petik sayur." ajak Laras sangat ramah sekali.
"Terima kasih, maaf ya kalau saya ganggu sampean." Lisa masih tidak enak akan tatapan Purnama.
"Ah mana ada ganggu, aku loh tidak kerja apa apa." Laras membuka pintu lebar.
"Usaha sendiri ya, Mbak?" Lisa menatap tumpukan laundry.
"Iya, di bantu anak juga karena kalau sendiri maka tidak akan sanggup." jawab Laras.
Lisa duduk di lantai dengan nyaman karena rumah Laras sangat bersih, sedangkan Purnama tadi sudah membuang muka karena tidak ada kepentingan dengan dia. lebih baik kembali kerja, memang begitu lah sikap anak Laras yang paling tua.
"Itu tadi anak ku yang pertama, memang sikap nya begitu kalau sama orang tidak di kenal." Laras menjelaskan sikap Purnama.
"Cantik sekali anak mu, Mbak." Lisa memang tidak bohong.
"Alhamdulilah, adik nya juga ada laki laki satu. kamu sendiri udah punya anak?" Laras menghidangkan teh dan juga roti kering untuk tamu nya.
"Aduh kok repot begini sih, Mbak." Lisa tidak enak pula jadi nya.
"Enggak repot, minum lah selagi hangat." Laras pun duduk di depan Lisa.
"Anak ku ada satu, baru usia jalan lima tahun." ujar Lisa.
"Tinggal di mana to kamu?" tanya Laras lagi.
Lisa menjelaskan di mana dia tinggal sekarang dan tentu saja Laras langsung kaget karena dia baru tau bahwa Lisa adalah istri nya Harun, Purnama juga sebenar nya mendengarkan percakapan mereka berdua itu.
"Oh kamu istri nya Harun." seru Laras.
"Mbak kenal sama suami saya ya?" Lisa agak kaget juga.
"Dulu kan Harun kecil tinggal sama Eyang sekitar lima tahunan kalau enggak salah, tapi bukan kecil sekali sih." ucap Laras.
"Oh pantas Mbak nya kenal, karena Mbak orang lama juga di sini." Lisa mengangguk paham.
Laras masih melirik karena mau tanya langsung tidak enak pula, tapi hati nya sudah yakin ada sesuatu. namun dari pada bertanya maka ia pun memilih untuk menunggu saja, sampai nanti Lisa mau cerita sendiri soal rumah yang sangat di takuti banyak orang itu.
"Mbak." Lisa memanggil Laras pelan karena dia ingin cerita soal keresahan hati nya.
"Iya?"
"Apa benar tadi malam tidak ada orang yang meninggal?" tanya Lisa lagi.
"Tidak ada, apa ada yang meninggal memang nya? kok tidak dengar ya!" Laras malah bingung juga.
"Tadi pas di jalan sata tanya sama orang, kata nya memang tidak ada yang meninggal. tapi tadi malam saya melihat rombongan orang membawa keranda!" jelas Lisa.
Laras tertegun menatap Lisa yang juga nampak bingung, dia paham apa yang sedang Lisa lihat tapi mau mengatakan nya tidak enak pula. bukan nya Laras ingin wanita ini celaka, tapi dia takut bila Lisa nanti nya tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
"Jelas sekali tadi malam itu sekitar dua puluh orang membawa keranda, suami saya juga melihat nya kok." ujar Lisa.
"Yang kau lihat itu bukan manusia!" Purnama yang menjawab.
"Purnama." Laras tidak ingin Lisa ketakutan sekarang.
"Mbak, apa saya memang sudah melihat hantu?" Lisa agak ragu bertanya.
Laras mengangguk pelan karena mau bohong juga tidak mungkin, apa lagi Lisa bakal lama tinggal di rumah itu sehingga dia harus tau semua kisah kisah di rumah Eyang. bukan mau menakuti, tapi kalau tau maka akan lebih baik dam bisa jaga kaga tentu nya.
Apa lagi Lisa ini orang yang kosong tidak punya pegangan apa apa sehingga mudah saja setan mendekati dia, di bilang rajin ibadah pun tidak juga karena sholat Lisa banyak yang bolong sehingga pasti akan susah mau selamat dari gangguan setan.
"Rumah Eyang itu apa Mbak tau sesuatu?" Lisa menatap Laras.
"Kamu pernah menemukan hal yang aneh tidak?" tanya Laras.
"Malam aku sering mimpi buruk, bahkan aku pernah mimpi di dalam mimpi." jawab Lisa.
Purnama yang sedang fokus menggosok saja sampai menolah karena mimpi di dalam mimpi itu bukan lah hal yang bagus, banyak hal buruk akan terjadi dan yang paling bahaya untuk semua orang.
Selamat pagi menjelang siang ya guys, up kedua ini dan kalau nanti kuat akan up lagi. pokok nya doa kan saja biar othor kuat dan sehat, ini alhamdulilah agak baikan, tinggal sakit pinggang saja.
aturan mah biarin ja Lisa mati di tangan Om Wowo