Maggie adalah seorang gadis kecil yang tidak pernah dianggap oleh daddynya karena ia terlahir dari rahim wanita yang tidak diinginkan yaitu rahim seorang gadis desa yang bekerja sebagai pembantu.
Gadis berusia 2 tahun ini mencoba mengambil hati daddynya dengan berbagai cara namun sia-sia. Sampai suatu saat ia lelah dan menerima tawaran mommynya untuk pergi ke tempat yang jauh disanalah mereka memulai hidup baru dan mengubah takdir hidup mereka, saat itulah gadis kecil ini perlahan-lahan mulai melupakan sosok daddy yang begitu ia idamkan.
Apakah mereka akan bertemu kembali? ikuti terus novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lala Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Emosi Alfa
"Bersiap-siaplah untuk menyesal sampai ke liang lahat. Aku yakin putri kecil yang tidak pernah kau anggap itu saat ini sedang menonton tingkah bejad daddynya yang selama ini dia idamkan" ucap Mey penuh kemenangan yang langsung mengulurkan tangannya ke arah ayah untuk mengajaknya pulang.
Alfa merasa teriris saat wanita yang dulu berstatus istrinya kini memilih memggandeng pria lain dibanding dirinya yang walaupun ketampanannya tidak bisa dikalahkan oleh siapapun.
*****
Alfa terdiam di dalam kamar mandi sambil membiarkan tubuhnya disiram air dingin yang mengalir dari shower dan kembali merenungkan setiap kata-kata Mey yang seperti teka teki buat dia.
(Apa maksud semua itu, lalu siapa pria tua yang kamu bawa ke mana-mana, bahkan kamu sering bermesraan di tempat umum. Bukannya kamu sudah bahagia? aku pikir kamu gadis kampung yang aku renggut mahkotanya, aku pikir kamu lain dari wanita di luar sana yang tenang dan diam di rumah. Ternyata aku salah, aku melihat sendiri bagaimana kamu memperlakukan pria hidung belang itu. Kamu bahkan lebih rendah dari Nina, jadi itu alasan kamu pergi dari rumah karena tidak bebas tinggal di sini atau takut orang tuaku tahu akan kebusukanmu? Aku yakin anak itu bukan anakku karena kita hanya melakukan semalam dan tidak mungkin kamu langsung hamil) batin Alfa bertanya-tanya
Alfa baru keluar dari kamar mandi setelah satu jam dan bersiap untuk menghadiri acara tuan Alexander.
(Semoga aku tidak lagi bertemu dengan wanita itu) Alfa kembali membatin sambil melihat bayangannya di cermin.
Alfa melangkah keluar dari kamar mencari isterinya untuk pamit pergi dan ternyata Nina berada di kamar putranya. Wanita itu sementara memgajak putranya berbicara, melihat itu Alfa menjadi senang karena akhir-akhir ini Nina mulai berubah.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak, bekerja di dapur dan sering mengantarkan makanan kepada suaminya di kantor. Tanpa Alfa tahu kalau alasannya mengantar makan siang buat suaminya adalah supaya dia bisa bertemu dengan ayah tirinya sebelum pulang ke rumah.
"Sayang. Aku pamit ya!" ucap Alfa mendekat lalu memberi satu kecupan sayang dipucuk kepala sang isteri.
"Pulangnya jangan kemalaman ya sayang!" ucap Nina
"Iya sayang aku akan pulang lebih awal" balas Alfa sambil melangkah pergi
*****
"Ayah, yuk kita berangkat" ajak Mey yang baru saja keluar dari dalam kamarnya
"Ayo sayang kita jalan sekarang karena sudah di tunggu sopirnya" ucap ayah
"Apakah Maggie dan Novi menelponmu?"tanya ayah lagi
"Belum ayah, sebentar pulang aku kan menghubungi mereka" jawab Mey dan seperti biasa keduanya bergandengan tangan meninggalkan apartemen mereka menuju ke tempat acara
Alfa yang lebih dahulu tiba di parkiran kembali menyaksikan adegan yang menyesakkan dada saat seorang pria tua membuka pintu mobil dan keluarlah seorang wanita yang sangat cantik.
Siapa lagi kalau bukan mantan isterinya yang pernah dia abaikan.
Padahal tadi dia baru berharap tidak bertemu dengan wanita ini tapi rasanya dunia sangat sempit hingga dia selalu ada di mana-mana dan dengan orang yang sama.
Dan yang lebih membuat Alfa memandang rendah Mey karena tahu dari orang-orangnya yang melihat Mey dan tuan Devid tinggal di apartemen yang sama.
Mey dan ayahnya yang memang tidak melihat Alfa melangkah pergi tanpa peduli.
Mereka melangkah masuk ke dalam ballroom dengan Alfa yang mengikuti mereka dari belakang.
Banyak orang yang menyapa tuan Devid dengan hormat apalagi pemilik acara yang sangat bersyukur karena walaupun jauh tapi tuan Devid meluangkan waktu untuk hadir di acara ini.
Acara terus berjalan. Mey yang merasa tidak nyaman dengan perutnya meminta ijin pada ayahnya untuk ke toilet.
"Aku ke toilet sebentar yah" ucap Mey
"Oke hati-hati ya" ucap ayah memberi senyum pada putrinya
Melihat Mey yang melangkah pergi dari sisi pria tua itu, Alfa langsung mengikutnya kemana Mey pergi.
Mey menyelesaikan ritualnya di dalam toilet dan kembali melangkah keluar dari dalam toilet. Namun saat di lorong tiba-tiba tangannya dicekal dan ditarik oleh seseorang yang tak dikenal karena cahayanya agak remang, Mey yang menguasai ilmu bela diri langsung menjalankan aksinya. Namun saat tangannya hampir mengenai wajah orang itu, tiba-tiba ia menghentikan pukulannya dengan kepalan tangan yang menggantung tepat di wajah pria itu.
"Apa yang membuatmu terus mengikuti aku?" ucap Mey dingin sambil menurunkan tangannya.
"Berapa tarif yang dia bayar kepadamu sehingga dimanapun kamu pasti selalu bersama dia" ucap Alfa penuh selidik
"Hahaha tarif? aku bahkan tidak pakai tarif karena semua hartanya akan jatuh ke tanganku, luar biasa bukan? dan ternyata selama itu kamu memantauku tapi ada satu rahasia yang kamu tidak tahu tentang aku" ucap Mey tenang
"Ternyata harga diri kamu hanya sebatas harta, cihh rendah sekali" ucap Alfa tajam
"Setidaknya aku bisa membiayai anak haramku itu, apapun kata orang aku tidak peduli" ucap Mey menusuk
"Aku hanya mengasihani dirimu yang dulu alim tapi setelah menikahiku ternyata kamu ular beludak" ucap Alfa kasar
"Jangan mengasihani aku. Tapi kasihanilah dirimu sendiri yang sebentar lagi akan menangis darah. Salam buat tuan Alberth dan nyonya Ratna. Dan semoga ini pertemuan terakhir kita, bye,," ucap Mey sambil melambaikan tangan le arah Alfa dan melangkah kembali ke tempat ayahnya berada.
Alfa merasa emosi karena tidak bisa mempermalukan wanita rendah itu.
Alfa yang terus disudutkan oleh Mey melangkah pergi meninggalkan tempat acara tanpa pamit.
Dalam perjalanan dia terus bergumam mengutuki Mey si gadis kampung yang dengan berani menentangnya. Alfa lebih memilih pergi ke sebuah klub untuk menenangkan dirinya dari pada pulang ke rumah.
Di klub yang sama, di sebuah kamar VIP ada sepasang pria dan wanita beda usia tengah memadu kasih. Siapa lagi kalau bukan Nina dan ayah tirinya.
"Sayang... sepertinya perusahaan suamimu bukan atas namanya" ucap ayah tiri Nina
"Maksudnya?" tanya Nina kaget
"Orang-orangku yang bekerja diperusahaan itu sudah berusaha untuk mengambil berkas aslinya yang atas nama Alfa tapi setelah di coba ternyata itu bukan yang asli" ucap pria itu menjelaskan
"Kamu harus memancingnya berbicara karena jangan sampai dia sendiri tidak menyadari jika perusahaan yang dia kelolah bukan miliknya" lanjut pria itu
"Pasti itu kerjanya si tua bangka dua itu, iya pasti ulah papa dan mamanya" ucap Nina marah
"Antar aku pulang karena mungkin dia sudah mau kembali" ucap Nina lagi
"iya sayang tapi sekali lagi" ucap pria tua itu sambil mengedipkan matanya genit.
Ritual terlarang itu kembali terjadi sebelum ayah tirinya mengantar Nina pulang ke rumah.
(Aku harus membuat Alfa buka mulut. Kenapa dia begitu bodoh mengelolah perusahaan yang bukan atas namanya?)
-Bersambung-