NovelToon NovelToon
Benih Random Tuan Arogan

Benih Random Tuan Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tukar Pasangan
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Diambang putus asa karena ditinggal sang kekasih saat hamil, Evalina Malika malah dipertemukan dengan seorang pria misterius. Adam Ardian Adinata mengira gadis itu ingin loncat dari pinggir jembatan hingga berusaha mencegahnya. Alih-alih meninggalkan Eva, setelah tahu masalah gadis itu, sang pria malah menawarinya sejumlah uang agar gadis itu melahirkan bayi itu untuknya. Sebuah trauma menyebabkan pria ini takut sentuhan wanita. Eva tak langsung setuju, membuat pria itu penasaran dan terus mengejarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Hana

Terlihat seseorang melambaikan tangan dari jauh. "Pak, lihat aku, gak? Eh, Mas." Eva berjinjit hingga melambaikan tangannya tinggi-tinggi sambil meletakkan ponsel di telinga. Suaranya terdengar dari ponsel Adam.

"Oh, ya. Aku lihat." Adam mematikan ponsel dan mendatangi istrinya.

Eva tengah berdiri bersama seorang gadis. "Mas, seharusnya gak usah ke sini, aku bisa daftar sendiri, kok. 'Kan tinggal bayar pakai kartu ATM yang dikasih sama ... Mas." Ia masih canggung dengan sebutan baru suaminya.

"Gak bisa, itu ada limitnya. Bagaimana kalau kamu diminta sumbangan? Misalnya 10 juta?"

"Eh? 10 juta?" Eva melirik temannya di samping. "Emang gitu ya, Ning?"

"Iya." Gadis berkerudung abu-abu itu mengangguk.

"Wah, duitnya cukup gak, Mas?" Eva menoleh lagi ke arah suaminya.

"Ya, enggak. Duit di kartumu itu bahkan gak cukup untuk uang pangkal, makanya aku datang."

"Ya udah." Eva menggoyang-goyangkan tubuhnya karena senang. Ia sedikit tersipu karena temannya di samping memperhatikan dirinya bicara dengan sang suami. Tiba-tiba ia ingat belum memperkenalkan gadis itu pada Adam. "Eh, iya, Mas. Ini Wening. Temen sekelasku waktu SMA. Dia udah tingkat dua sekarang di sini."

Adam hanya menganggukkan kepala pada Wening.

Gadis itu cukup kagum melihat Eva bisa menikah dengan pria mapan dan juga tampan, padahal ia sendiri yang bisa dibilang lebih cantik dari Eva malah belum punya pacar sampai sekarang. "Kalau begitu, kita langsung ke bagian administrasinya, bagaimana?"

"Oh ... iya." Adam segera mengikuti Wening bersama istrinya ke bagian tata usaha. Kebetulan saat itu di ruang administrasi, tak banyak orang karena sebagian dosen tengah mengajar.

Setelah itu Wening pamit. "Aku ada kelas sebentar lagi. Aku duluan ya."

"Oh, iya. Makasih ya, Ning."

Wening melambaikan tangan pada Eva sebelum pergi. Adam lega. Baru saja istrinya ada di sana, ia sudah menemukan teman yang setidaknya bisa dipercaya. Kemudian Adam mengurus pendaftaran.

"Adam?"

Pria itu menoleh. Ia terkejut melihat seseorang yang sangat dikenalnya. "Hana?"

Eva memperhatikan wanita itu. Tubuhnya tinggi semampai dan cantik. Namun, ada lagi tambahan di tubuh indahnya. Perutnya besar, seperti sedang hamil.

"Hana, kamu di sini? Sudah menikah ya." Adam juga memperhatikan tubuh wanita itu.

Wanita itu mengangguk dengan enggan. Ia kemudian melirik Eva. "Kamu datang dengan siapa? Sepupumu?"

"Oh, bukan. Dia istriku."

Mata Hana melebar. "Istri? Dia sudah menikah?" "Oh ...," jawabnya sedikit kecewa.

"Iya, dia mau kuliah di sini. Ngambil bidang IT."

"IT? Aku ngajar kelas itu."

"Oya? Kamu dosen di sini?" Adam terkejut. Ia beranjak berdiri. "Tapi kamu hamil besar begini ...." Ia memperhatikan perut Hana yang besar.

"Oh, ini juga sebentar lagi mau cuti. Aku gak mungkin ngajar terus, 'kan?"

"Wah, pasti suamimu senang ya."

Eva memperhatikan saja keduanya bicara. Walau Adam belum memperkenalkan Eva pada wanita itu, Eva sedikit tidak percaya diri karena dirinya tidak secantik Hana.

Hana mengangguk pelan. Wajahnya tampak sedih.

"Hei, kamu kenapa?" Adam heran melihat perubahan wajah Hana.

"Suaminya baru meninggal tiga bulan yang lalu karena kecelakaan." Petugas administrasinya memberi tahu.

Adam terkejut. "Oh, maaf."

"Eh, tidak apa-apa." Walau begitu, wajah Hana tampak sendu.

"Oh, iya. Aku lupa memperkenalkan istriku. Ini Eva." Adam melirik istrinya. "Eva, ini mantan pacarku, Hana."

Eva membulatkan matanya. "Mantan pacar?" Dilihatnya sang suami bicara dengan wajah datar. Ia menoleh pada Hana yang tersenyum padanya. "Pantas aja ... cantik. Jadi ini tipenya Mas Adam?" Eva semakin tak percaya diri.

"Kenapa Adam bisa menikah dengan perempuan kayak gini? Cantik, enggak, masih kecil pula. Kenapa seleranya jadi berubah drastis seperti ini? Apa yang dimilikinya sampai Adam ingin menikahinya? Apa ... Adam bertemu Eva dulu hingga minta putus dariku?" Hana menatap Eva dengan pandangan tidak senang. "Atau ... gadis ini yang mengejar-ngejar Adam?" "Kapan kalian saling kenal?" Ia mulai penasaran.

"Oh, belum lama," jawab Adam menyentuh bahu Eva. "Setelah itu aku memutuskan untuk menikahinya."

Ada rasa iri dalam hati Hana pada Eva. Ia masih tak percaya Adamlah yang berinisiatif menikahi Eva, sedang dulu ia diputuskan sepihak oleh Adam dengan alasan yang tidak jelas.

"Aku titip Eva, ya. Dia masih baru dan masuk di tengah semester. Aku harap kamu bisa membantunya."

"Oh, tentu saja." Hana berusaha tersenyum. "Aku boleh, 'kan, kapan-kapan datang ke rumahmu?"

"Oh, iya. Silakan saja. Kalau tidak ada aku, mungkin ada Eva di rumah."

Hana tersenyum miring. Ia penasaran dengan Eva. Apa sebenarnya yang membuat Adam tergila-gila pada gadis yang wajahnya terlihat biasa saja ini. "Pasti ada sesuatu yang membuat mereka bersama."

***

"Kita tidak boleh tinggal diam, Shanti. Kita harus memikirkan sesuatu!" Lindon tampak frustasi dengan menjammbak rambutnya yang setengah pirang itu. "Kita mau tak mau harus menyingkirkan Eva!"

"A-apa maksudnya, Daddy?" Shanti terkejut.

"Daddy rasanya ingin membbunuhnya saja!" Wajah Lindon terlihat geram dengan kedua tangan terkepal erat.

Shanti menyentuh bahu sang ayah, cemas. "Daddy, jangan begitu. Ini sudah berlebihan. Sebaiknya kita lupakan saja Kak Adam."

Lindon melirik Shanti. "Apa kamu mau kembali pada Garan!? Sudah kubilang, kau takkan sanggup miskin!!" Emosinya kembali tersulut ketika kembali mendengar nama pria itu.

"Ya, tapi 'kan gak harus Kak Adam. Percuma. Dia memang dari awal tidak menyukaiku." Wajah Shanti terlihat sendu.

"Lalu kamu mau sama siapa!? Apakah ada kenalan priamu yang cukup kaya yang mau sama kamu!? Gak ada 'kan!?" Lindon semakin emosi.

"Gak harus buru-buru, Daddy." Shanti menghela napas pelan sambil berusaha meredakan emosi sang ayah dengan meraih lengannya. "Aku masih muda, dan gak ingin juga buru-buru menikah."

"Itu terlalu lama. Yang pasti-pasti aja." Lindon tampak gusar. "Aku tahu kalau Adam mau, kamu pasti mau menikah dengan Adam!"

"Tapi kenyataannya dia gak mau, Daddy."

"Mau, pasti. Lihat Eva. Masa kamu kalah sama dia? Padahal anak yang dikandungnya bukan anak Adam, tapi dia bisa menarik perhatian Adam untuk menikahinya. Apalagi sekarang, anak itu sudah tidak ada. Tidak ada penghalang antara kamu dan Adam sebenarnya. Adam hanya merasa bertanggung jawab saja dengan Eva karena dia sudah menikahinya."

Shanti tak langsung menyahut. Ia kembali menghela napas. Betapa sulitnya bicara dengan sang ayah.

Lindon menarik tangan Shanti dan menggenggamnya. Ia menatap kedua manik mata putrinya yang tampak ragu itu, dalam. "Dengar ya. Daddy tahu yang terbaik buat putrinya, yaitu kamu menikah dengan Adam. Daddy tahu seperti apa Adam. Walaupun dingin, tapi dia peduli. Karena itu, Daddy ingin menitipkan kamu padanya."

"Tapi bagaimana caranya, Dad?"

"Kalau Adam menidurimu, dia pasti tanggung jawab, 'kan?"

"Apa?"

***

Baru saja Adam dan Eva sampai di rumah, pria itu menggandeng istrinya untuk menaiki tangga.

"Eh, Mas ... kita mau ke mana?" Kedua mata Eva melebar.

"Ke kamarku. Kamu belum pernah, 'kan?"

"Eh ...."

Saat keduanya naik, dua orang pembantu Adam, Rinah dan Uning mengintip mereka sambil berbisik.

"Nah, tuh, lihat! Aku gak bohong 'kan? Kemarin-kemarin aku lihat pak Adam masuk ke kamar Bu Eva malam-malam. Sekarang siang-siang malah membawa Bu Eva ke kamarnya. Aku rasa mereka sudah tidur bersama, kayaknya," sahut Uning curiga.

Bersambung ....

1
Fariz Alfatih
akak othor, mangaaaatts!!💪🏼💪🏼💪🏼
Nur Adam
lnjut
Fariz Alfatih
lu kalo nggak napas Uda beda alam sama Eva🙄😭😭
Nar Sih
sabarr dan tenang adam ,doa kan smoga eva dan byi nya selamat sgra lhir
Nur Adam
lnjut
Nar Sih
suami posesif eva nih ,tpi sipp lah moga eva dan adam terus bahagia
Mrs.Riozelino Fernandez
biasa aja lagi gandengan Eva, apalagi kamu sedang hamil besar...
Nur Adam
lnjut
Nar Sih
klau gitu ngurus ank sambil kuliah ya eva
Nar Sih
hahaha kasihan ayah mu yg ngk punya ahlak ya eva ,di kejar,,nenek mu ,moga nenek rodiah cpt sembuh
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
lnut
Mrs.Riozelino Fernandez
dapat imbang ya pak 😆😆😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
lebih bagusnya " tadi ibu sudah makan mbak" karena kan sudah nenek²...
Mrs.Riozelino Fernandez: ma sama kk Thor 🙏
Baby_Miracles: makasih/Good/
total 2 replies
Nar Sih
pasti grgr uang nih eva ayh mu datg ke rmh mu
Nar Sih
wahh...selamat ya eva bntr lgi jdi ibu
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
lnjur
Mrs.Riozelino Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣
Nar Sih
biang rusuh udah hadir nih ,moga ayah dan kakak mu ngk berhasil menemui mu ya eva
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!