Kisah seorang pemuda yang dikhianati tunangannya Lin Qionye yang lebih memilih pangeran mahkota Ming San , yang lebih tragisnya lagi, ia dipukul habis habisan oleh bawahan pangeran mahkota atas permintaan Lin Qionye
Xion Cen yang baru menginjak usia 15 tahun , tak kuasa menahan derita , berulang kali ia memohon ampun untuk di lepaskan namun tak satupun dari mereka yang mau mengampuninya, mereka baru berhenti menyiksanya, setelah melihat tubuh Xion Cen terluka hingga babak belur, tulang rusuknya banyak yang patah baik pergelangan tangannya bahkan tulang kakinya juga patah hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri.
Tanpa belas kasihan Lin Qionye memerintahkan mereka semua untuk menghancurkan Meridian serta dantiannya akibat perbuatan mereka, tubuh Xion Cen langsung lumpuh seketika,gadis itu tampak tersenyum puas.Ia menatap Xion Cen dengan jijik dan meludahinya.
"Sampah sepertimu tak sadar diri , kau sungguh tak pantas bersanding denganku...!!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marco Hry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengikuti Perlombaan Antar Klan 6
Xion Cen bergerak dengan cepat ketika serangan mereka hendak mengenai tubuhnya , melihat banyaknya pemuda yang menyerang Xion Cen , Xion Di dan yang lainnya ikut serta membantu Xion Cen menyerang mereka semua, melihat mereka semua ikut serta membantu menolongnya, ia jadi terharu, dengan gerakan cepat Xion Cen balas menyerang mengunakan jurus kecepatannya mengejar angin menciptakan badai, dengan menggunakan pedang kegelapan yang tampak haus darah .
Ia melesat dengan cepat , tubuhnya nyaris tak terlihat oleh mata biasa, itu di karenakan ranahnya yang sudah tinggi di tambah, jika di banding dengan mereka semua yang tampak seperti semut di matanya, dalam setiap serangan langsung mencabut nyawa korbannya, hanya butuh waktu singkat ia dapat membunuh semua musuh ya dalam kondisi yang mengenaskan , mereka semua mati terbunuh dengan kondisi mayat yang termutilasi.
Xion Cen memeriksa berapa tubuh yang sudah di pindainya, lalu menggeledah tubuh beberapa orang pemuda, ia kemudian mengambil tas penyimpanan mereka , setelah semua beres , ia bersama tim nya dengan cepat meninggalkan tempat, itu semua di karenakan oleh tanah yang mereka injak bergetar layaknya seperti gempa, di kejauhan , Xion Cen melihat banyaknya binatang monster tengah berdatangan dari segala arah setelah mencium bau anyir darah.
Xion Cen tak tau mereka semua dari klan mana , mungkin saja dari klan yang berotak licik menggunakan berbagai macam cara untuk merampok inti monster orang orang tanpa mau bekerja keras .
Setelah sampai ketempat aman , Xion Cen memeriksa tas penyimpanan mereka , ia menemukan inti monster rata rata tingkat 1 dan 2 berjumlah puluhan berada dalam tas penyimpanan yang ia ambil , mungkin semua semua inti monster itu mereka dapatkan dari klan klan lain yang menjadi korbannya.
Setelah itu Ia melanjutkan perjalanannya masuk kedalam hutan kegelapan .
"Saudara Cen apakah tidak berbahaya kita memasuki hutan lebih dalam .?" Xion Di, menatap Xion Cen guna mencari jawaban yang telah ia pertanyakan .
"Tidak apa apa .. selama bersamaku kalian akan baik baik saja , asal jangan ceroboh , apa yang ku sarankan baiknya ikuti saja ." ucap Xion Cen dengan tegas menatap mereka semua .
"Baiklah saudara Cen .. aku mempercayaimu," mereka kembali melanjutkan perjalanan
Baru saja mereka ingin melangkah masuk ke dalam hutan yang sudah terlihat agak gelap karena tertutup oleh rimbunnya pepohonan , Xion Cen melihat sesuatu yang mengeram dengan mata terang menuju kearahnya .
Gerrrrrhhhhhh...!!!
terdengar suara erangan suara binatang monster.mendengar itu mereka semua jadi ketakutan, tak lama kemudian munculah binatang tinggi besar yang menghadang perjalanan
Mereka melihat seekor binatang tinggi besar sedang menatap ke arah mereka.
"saudara Cen itu binatang leopard tingkat 7 , ucap Xion Di dengan tubuh gemetar menatap ke arah binatang monster itu, jika ia sendiri mungkin akan tewas menjadi makanan binatang monster itu.
Gerrrrrhhhhhh!!!
Leopard itu menatap dengan menampakan taringnya yang tajam, bukan hanya Xion Di saja , Xion Regue dan kedua pemuda lainnya terlihat cemas , tubuh mereka juga terlihat gemetaran dengan keringat dingin menetes di kening mereka .
sedangkan Xion Cen tetap tenang tanpa sedikitpun memiliki rasa takut, Sebuah pedang hitam tiba tiba muncul di tangannya , ia menatap binatang monster leopard itu tajam, leopard itu melihat Xion Cen seperti tengah meremehkannya ia terlihat marah .
Ia langsung bergerak cepat menggunakan cakarnya untuk mengoyak tubuh Xion Cen, ketika cakar itu hampir mengenainya , ia menangkisnya dengan menggunakan pedang kegelapan miliknya .
Ting..... !!!"
bunyi suara pedang kegelapan beradu dengan kuku leopard yang tajam besi, hingga menimbulkan percikan bunga api.
Melihat serangannya gagal mengenai , Xion Cen dengan cepat ia bergerak menyerang ke arah Xion Cen kembali, namun tetap saja ia tak dapat menyentuh tubuhnya , apa lagi melukainya , Leopard itu pantang menyerah , ia tetap terus menyerang hingga ia kehabisan tenaga yang di milikinya semakin berkurang , melihat Leopard itu semakin melemah, Xion Cen mulai menyerang balik ke arah Leopard , hingga satu kesempatan datang , dengan gerakan cepat , Xion Cen menebas lehernya hingga kepalanya terlepas dari tubuh ya , darah berceceran kemana mana , Xion Cen menggunakan kekuatan jiwanya agar darah Leopard itu tak mengenai pakaian nya.
Ia dengan cepat menguliti tubuh monster Leopard itu seluruh bagian binatang tingkat 7 itu sangat berharga di pasaran, setelah memisahkan inti monsternya , ia memasukan seluruh daging Leopard itu kedalam cincin surgawi miliknya .
"ayo kita pergi ."ucap Xion Cen mengagetkan mereka semua yang masih terpukau dengan kehebatan Xion Cen.
"apa yang kalian pikirkan , kenapa kalian semua termenung di dalam hutan kegelapan ini , jika ada binatang monster bisa kalian mati di mangsa nya.
"Saudara Cen sekarang kau adalah idolaku ." ucap Xion Di tampa malu, begitu juga dengan yang lainnya , sekarang mereka senang karena ada orang terkuat yang berada di klannya , dari Sampah kini menjelma menjadi permata yang akan bersinar.
Melihat hari sudah mendekati malam , mereka mencari tempat untuk beristirahat, akhirnya mereka menemukan goa yang lumayan besar yang tak berpenghuni, Xion Cen membuat api unggun , ia tak lupa membakar daging serigala tingkat 4 yang ada di cincin surgawi nya , setelah di cucu di dekat sungai ada di dekat goa , ia tidak lupa mengoleskan bumbu racikan ibunya , setelah itu lalu membakarnya di bara api yang menyala.
Sambil membakar Xion Cen tak lupa membolak balik daging yang sedang di panggang nya , mereka berempat menatap daging itu sambil meneguk liur karena sangking wanginya, termasuk Xion Regue yang selalu anggun dan sopan namun kini berubah menjadi gadis yang lebih terbuka dan tak .aku malu .
"Saudara Cen... Sepertinya itu enak.. " menatap ke Xion Cen berharap di beri sepotong .
"em . Ini enak sekali, apa lagi binatang tingkat 4 merupakan sumberdaya yang baik untuk kultivator , bagi yang baru memakannya ia akan mengalami naik ranah atau tingkat , karena daging monster tingkat 4 ini cd-nya mengandung Qi, semakin tinggi tingkatannya maka semakin tinggi pula Qi yang terkandung di dalam dagingnya ."
Mendengar ucapan Xion Cen mereka semua ternganga lalu meneguk air liurnya.
"benar apa yang Saudara Cen katakan aku juga pernah di beritahu ayahku , jika binatang monster yang tingkatannya tinggi , ia akan menjadi sumberdaya yang tinggi bagi kultivator , bahkan inti monsternya yang tinggi , dapat meningkatkan tingkatan kita dengan cara memurnikannya.
"apakah itu benar..?" Xion Regue menatap mereka dengan mata besarnya .
"itu benar sekali menurut buku yang pernah ku pelajari , tapi aku belum mencobanya ." ucap Xion Lee pemuda yang biasanya diam kini membuka suara , karena ia termasuk kuru buku yang kurang suka bergaul , lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan ketimbang berkumpul dengan teman temannya .
Setelah daging itu matang , Xion Cen menyerahkannya kepada teman temannya , mereka menerima dengan senang hati dan berterimakasih kepada Xion Cen, lalu memakannya dengan lahap.