Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Bertemu orang baik
Sampai pagi dan saat mengantarkan istri nya kepasar pun Harun tetap saja kepikiran soal Lisa palsu yang ia temui tadi malam, yang membuat Harun sangat resah itu adalah percintaan mereka yang begitu panas sekali. masih terbayang pula bahwa dia pun membuang benih di dalam, rasa takut kian bergelayut di pikiran nya pria ini.
Jelas takut apa bila nanti sampai anak nya tumbuh dalam perut wanita itu, namun di lain sisi hati nya masih berusaha menyangkal bahwa itu semua tidak lah benar. berharap bahwa semua hanya lah mimpi belaka, tidak ada hal seperti itu dan mungkin saja karena dia banyak pikiran sehingga malah membayangkan yang tidak tidak.
"Mobil yang tadi itu bisa di pakai apa, Mas?" tanya Lisa penasaran pula karena mobil nya memang masih bagus.
Harun tidak dengar apa yang istri nya tanyakan di atas motor, selain karena suara terbawa oleh angin. pria ini juga masih belum bisa lepas dari ingatan nya, pokok nya dia begitu resah karena rasa nikmat dan rasa sentuhan di tubuh wanita itu sangat terasa.
Namun jelas istri nya ada di dalam kamar dan sama sekali tidak keluar, yang tidak bisa di sangkal Harun lagi itu adalah. saat dia mau naik kelantai dua, Lisa pamit mau masuk kedapur dulu untuk mencari makanan atau minuman di dalam kulkas.
"Mas!"
"Ah iya!" Harun kaget dan agak oleng.
"Papa hati hati dong." Elia duduk di depan jadi agak takut.
"Ini Papa kaget." Harun mengusap kepala anak nya lembut.
"Maka nya kamu jangan melamun, bawa motor melamun gitu bisa nabrak! untung saja bukan di kota, jadi jalan nya sepi." rutuk Lisa.
Susah payah Harun menelan ludah karena jelas dia terlihat seperti orang bingung, mau cerita juga pada siapa. kalau cerita sama Lisa nanti yang ada bakal kena damprat dan di tuduh, mana mungkin Lisa akan terima saat Harun bilang di bersetubuh dengan iblis.
Jangankan ini yang seolah nyata, dia sedang tidur dan mimpi Harun dengan yang lain saja kena amuk. jadi jelas tidak mungkin bisa aman mau cerita, lebih baik di pendam saja dulu dan bila memang tidak perlu akan selama nya dia telan, semoga saja memang tidak ada yang aneh dari kisah nya.
"Itu pasar nya." Harun menunjuk kerumunan yang sangat ramai.
"Wah ramai juga yang bagian sini ya, Mas." Lisa saja sampai heran.
"Ini kan memang perkampungan jadi ya ramai, pasar sini murah murah kok." jelas Harun memarkirkan kendaraan nya.
"Ayo lah, aku tidak sabar mau belanja ini." Lisa girang sekali melihat sayuran yang segar segar sedang di jejer.
"Mas tunggu di sini atau bantu cari sayur juga?" tanya Harun melepas helm istri nya.
"Kamu bawa saja Elia cari jajan, aku agak susah mau pilih kalau bawa Elia." jawab Lisa yang memang susah apa bila bawa anak anak.
"Ya sudah, nanti kalau sudah selesai kamu langsung kesini saja ya." pesan Harun.
Lisa mengangguk dan segera pergi mencari sayuran yang dia sukai, kebanyakan pedagang pasar sini menanam sendiri sehingga harga nya lebih murah. ikan juga banyak yang di tangkap kemudian di jual sendiri, sehingga harga sudah pasti lah miring.
"Ikan kembung nya berapa sekilo, Bu?" Lisa mendatangi ikan duluan.
"Dua puluh saja." pedagang tersenyum ramah pada nya.
"Mau satu kilo dan ikan tongkol nya juga." Lisa menunjuk ikan yang dia mau.
"Aku ikan tongkol juga sekilo, Mbak." seorang wanita yang tidak tua dan tidak muda membeli ikan tongkol juga.
Lisa yang di sebelah nya melirik kagum, wajah wanita ini sangat cantik dan kulit nya juga bersih. beda kecantikan dari kota, kalau yang ini terlihat alami dan tidak ada bagian dempul nya, tapi memang kecantikan setiap wanita akan berbeda.
"Kok tumben beli ikan tongkol, Ras?" tanya pedagang.
"Arya mau minta ikan itu, dari tadi malam dia sibuk minta ikan tongkol sambal." jawab Laras tersenyum ramah juga.
"Tumben enggak bantu kau kepasar, lagi apa calon mantu ku?" tanya pedagang ikan.
"Laundry ku banyak, jadi ya tak suruh diam saja di rumah." jawab Laras lagi.
"Kakak buka laundry ya di sini?" Lisa bertanya ramah karena dari tadi melihat Laras sangat ramah.
"Iya, Dik." Laras mengangguk.
"Di mana rumah nya, Kak?" tanya Lisa lagi penasaran.
"Enggak jauh dari sini, mampir lah kapan kapan kalau mau melihat." ajak Laras.
"Ah iya, kebetulan saya baru pindah jadi belum tau daerah sini." Lisa menemukan teman yang pas untuk cerita.
Laras sebenar nya mau tanya pindah dari mana, tapi baru mau buka mulut sudah terlambat karena ikan Lisa sudah selesai dan dia segera pamitan. sebab Lisa juga mau mau belanja beberapa, takut sudah kehabisan.
"Kapan kapan aku mampir ya, Kak." Lisa segera menjauh.
"Oke, saya tunggu." Laras juga agak berteriak karena Lisa sudah jauh.
"Kau ini pada siapa pun sangat ramah, kita belum tau juga dia orang baik atau bukan." ujar pedagang ikan.
Laras hanya tertawa mendengar nya karena dia memang bisa di bilang sangat ramah pada siapa pun, entah itu orang baru atau pun orang lama karena memang itu sudah sifat nya pada siapa pun.
"Purnama jadi mau belajar mengaji di tempat Habib Amir?" tanya pedagang lagi.
"Jadi lah, biar dia bisa mengaji dan nanti sudah tua akan berguna." jawab Laras tentang putri nya.
"Hati hati ya untuk yang sekarang, aku suka takut kalau lihat dia." ucap pedagang ikan.
"Kenapa to, Mbak?" Laras bertanya pelan.
"Aku takut kalau dia akan mengalami nasib seperti Maharani, Ya Allah jangan sampai dia begitu!" pedagang ikan merinding jadi nya.
"Doa kan ya semoga tidak begitu, semoga saja Purnama selamat dan tidak mengalami nasib seperti Maharani yang di perkosa orang." Laras juga sedih pula.
"Dia kan cantik sekali, aku suka was was memang." pedagang ikan ini memang dekat dengan Laras.
Laras mengangguk karena memang dia punya trauma dengan anak gadis, anak nya yang pertama mati karena di bunuh dan di perkosa oleh orang satu kampung. pelaku utama tidak lain dan tidak bukan adalah Ayah tiri nya sendiri, bahkan satu tahun lebih Laras baru tau.
"Enggak usah bayar, ini buat Arya dan ini buat Purnama." pedagang ikan tidak mau menerima uang.
"Besok antar baju mu, Mbak!" Laras memang harus begini untuk membalas nya.
Pedagang ikan tertawa karena mereka sering pak pok saja, Laras akan memberi nya gratis cucian baju apa bila sudah di kasih ikan begini.
Kalian bertanya tanya kan?
Kok ada Bu Laras?
Kok Bu Laras masih hidup?
Yah karena ini kisah nya sebelum Purnama dan Arya menikah, ini kisah saat mereka masih di asuh oleh Bu Laras dan kabar tentang Maharani yang di perkosa sedanf hangat² nya.
tapi emng tergantung lakinya juga siii 😏
Aduh mata siapa lagi itu yg ngintip2? Bukannya Ki Lawu dah kalah sama Purnama?
semangat trus Thor,jngn bnyk pkiran Thor,biar cpt smbuh