Kisah ini bukanlah tentang perasaan yang timbul karena adanya ketertarikan pada seseorang, melainkan tentang adanya perasaan yang diawali dari kebencian, lebih tepatnya adalah balas dendam.
Semuanya dimulai dari Devano Alian Laxbara, seorang pemimpin geng motor besar sekaligus pengendali teknologi. Dia memiliki sikap dingin, tegas, dan wajah yang nyaris sempurna. Siapa sangka, seorang Vano yang tak ingin terjerumus ke dalam percintaan kini seketika berubah saat bertemu Azzura Hasnal Alexander, gadis yang dikenal ramah dan ceria, namun ternyata menyimpan banyak rahasia dalam dirinya. Ia sengaja mendekati Vano dengan alasan balas dendam melalui pembunuh bayaran. Seiring berjalannya waktu, ia malah terlanjur jatuh cinta berkali-kali sehingga ia lupa dengan rencana balas dendamnya, yang pada akhirnya ia masuk ke dalam perangkapnya sendiri.
Vano yang curiga akhirnya mengetahui bahwa Zura, yang selama ini ia prioritaskan, ternyata ingin menghancurkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidaAlhasyim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RANGGA BENGEK
Setelah pulang sekolah dan membersihkan diri, Zura langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil menatap plafon kamarnya, ia pun tiba-tiba tersenyum saat mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat di Youth Group bersama Vano.
"Apa jangan-jangan gue suka ya, sama dia?" lirih Zura, dengan berbicara sendiri, gadis itu pun menggelengkan kepalanya saat mengingat sesuatu.
"Gak, gue gak boleh suka sama musuh sendiri!"
Zura pun tersadar, saat ponselnya bergetar, ia pun mulai mengangkat telepon dari seorang bayarannya.
"Apalagi 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 gue hancurin?" tanya seseorang di seberang sana.
"Kayanya bakal seru deh, kalo kalian tawuran."
"Ha-ha, permainan lo semakin asik!"
" gimana?"
"Ok, selagi gue masih di bayar, gue bakal ngehancurin dia, bagaimanapun caranya!"
Panggilan pun terputus, Zura pun kemudian menuju dinding yang terpampang sebuah poto dirinya dan almarhum ayahnya.
"Sebentar lagi, Zura akan membalas semuanya!"
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦
-------------------------------------------------------------------
Grup 5G( ganteng, gila, gemoy, gesrek, ,goblok)
-------------------------------------------------------------------
Assalamu'alaikum
ahli kubur.
< RANGGA GILAK>
waalaikumsalam
titisan monyet.
Titisan oppa Korea
kaya gini, lo
katain monyet.
< ARIYAN GESREK>
Asu!
< AKMAL GEMOY>
Istighfar Yan!
< AKMAL GEMOY>
Vano mana?
< RANGGA GOBLOK>
Vano oh Vano!
< VANO GANTENG> Hmm...
< AKMAL GEMOY>
Van, gue numpang
di rumah lo semalam aja.
< VANO GANTENG>
Boleh, tapi jangan ajak yang laen.
< BARA GESREK>
Kamprett lo Van,
Pokoknya kita juga harus
ikut.
---------------------------------------------------------------------
Tak lama dari itu, suara bel rumah Vano berbunyi. Cowok iti menebak bahwa yang datang bukan hanya Akmal saja, tapi Bara, Rangga, dan Ariyan yang sudah menenteng koper mereka.
Akmal yang terlebih dahulu masuk, lalu di susul oleh Rangga dan yang lainnya. Namun segera di tahan oleh Vano.
"Hay, Vano yang gantengnya sejagat raya," puji Rangga, lalu menyenggol cowok itu agar memberi jalan masuk.
Saat berhasil masuk, ketiganya pun berlari menuju meja makan tanpa di persilahkan oleh Vano .
"Enak banget woi!"
"Emang Vano sahabat terbaik gue?"
"Sering-sering deh ngajak kita kesini!"
"Bunda mana, Van? " tanya Akmal, sembari mencari keberadaan wanita itu.
"Lagi keluar kota," jawab Vano saat Akmal yang berbicara.
"Pas banget nih, gue bawa sesuatu," ucap Rangga, sembari menaik turunkan sebelah alisnya.
Usai mengatakan itu, Rangga pun mengambil koper dan mengeluarkan sebuah lespeaker, kemudian menuju ruang tamu. Tidak hanya itu, ia juga menggantikan lampu ruangan menjadi berkedip- kedip layaknya berada di dalam club malam.
Karena tertarik, Bara pun menuju ke tempat Rangga, di susul pula oleh Ariyan yang ternyata juga sudah membawa mik, dan tidak lupa membawa minuman Cognac, dan remy martin.
"Sini cok, bareng kita,"ucap Rangga melalui telepon ke seseorang di seberang sana, tak lain adalah Jayvan.
"Lo dimana bang?"
"Gue dirumah Vano. Vano nyuruh kalian buat datang kesini," ucap Rangga dengan suara yang kecil, agar Vano dan yang lainnya tidak mendengarnya.
"Kita semua bang?"
"Iya. cepetan!"
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦
Vano kaget saat mendengar banyaknya deru motor di halaman rumahnya, ia pun berjalan ke pintu untuk memastikan siapa yang datang.
Terlihat disana seluruh anggota Albatross berjalan beramai-ramai dengan begitu semangat kearah Vano.
"Tumben banget bang ,ngajak kita ramai begini."
Jayvan membuat Vano bingung, sejak kapan ia mengundang semua anggota .
Merasa tidak enak hati, Vano pun menyambut kedatangan mereka dengan ramah seolah-olah dia lah yang meminta kedatangan mereka.
Cowok itu pun berpikir untuk memesan banyak makanan untuk hari ini.
Terlihat mereka sangat bersenang-senang dengan suasana seperti ini. Rumah Vano yang awalnya sangat rapi dan nyaman, kini berganti menjadi sebuah clubbing.
"Kayaknya ini lanjutan acara Albatross yang sempat tertunda!" ucap Vano kepada Akmal, yang mana cowok itu langsung menganggukkan kepalanya.
"Siapa yang ngajak sebanyak ini?" tanya Akmal, karena sedikit heran.
"Gue juga gak tau," ucap Vano.
Tak lama dari itu, Vano samar- samar mendengar seseorang berbicara.
"Makasih infonya bang,"
"Tadi, kita tuh bosen banget, untung bang Rangga ngajak kita kesini."
"Baik kan, gue," ucap Rangga dengan bangga. Namun, tak lama dari itu, seseorang datang menarik kerah bajunya.
"Oo, jadi lo yang ngajak mereka!"
"Sorry bos, gue cuma pen----."
"Gue gak mau tau, pokoknya lo yang bersihin ini semua dan jangan lupa, bayar semua yang gue pesan tadi" tegas Vano, masih mencengkram kerah baju Rangga dengan kuat.
"Soal ngebersihin gue sih gampang, tapi kalo buat bayar, kayaknya gue nabung dulu deh Van" .
Rangga melihat isi dompetnya, sembari menelan ludahnya dengan kasar. Jika saat ini adalah siaran kartun, maka di dalam dompet itu sudah bersarang Laba-laba karena tak pernah berisi uang. Hal itu membuat Ariyan, bara, terbahak- bahak menertawakan Rangga saat ini.
Sebenarnya, Rangga bukanlah seorang yang terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya juga sangat berpengaruh di kalangan masyarakat, karena berstatus sebagai wali kota. Namun, keluarga mereka lebih menyukai kesederhanaan, walaupun uang mereka sebenarnya tidak akan pernah habis.
Rangga sendiri terlalu sederhana, sehingga orang lain sering kali menyangka bahwa dirinya satu-satunya bukan anak seorang miliarder seperti temannya yang lain.
"Dasar, Rangga bengek!"
◦•●◉✿ 𝑣𝑎𝑛𝑜𝑟𝑎 ✿◉●•◦