NovelToon NovelToon
Sistem Uang Tidak Terbatas

Sistem Uang Tidak Terbatas

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Sistem / Ahli Bela Diri Kuno / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: MZI

*Khusus Bacaan Dewasa*

Sinopsis: Make, pemuda tampan dan kaya, mengalami kebangkrutan keluarga. Dia menjadi "anak orang kaya gagal dan terpuruk" dan dibuang pacarnya yang berpikiran materialistis adalah segalanya. Namun, nasib baik datang ketika dia mendapatkan "Sistem Uang Tidak Terbatas".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Pembantaian Kelompok

Setelah beberapa kali pertemuan dan percakapan yang terarah dengan Risa, Make merasa telah mengumpulkan informasi yang cukup signifikan untuk memulai aksinya. Kombinasi dari petunjuk awal Sistem dan detail prosedur kepolisian yang ia dapatkan dari Risa memberikannya gambaran yang cukup jelas tentang kemungkinan lokasi dan jaringan sindikat perdagangan manusia tersebut.

Dengan 'Keahlian Assassin Tingkat Tinggi' yang ia miliki, Make bergerak dengan senyap bagai bayangan. Ia melacak beberapa lokasi yang dicurigai tanpa terdeteksi, memanfaatkan kemampuan penyusupan dan pengamatannya yang tajam.

Kekuatan fisik dan 'Keahlian Bela Diri Tingkat Tinggi' memberikannya keyakinan penuh bahwa ia mampu menghadapi kelompok mana pun yang ia temui. Baginya, ini hanyalah masalah waktu sebelum ia berhasil membongkar jaringan tersebut.

Dalam waktu kurang dari 72 jam sejak misi dimulai, Make berhasil mengidentifikasi lokasi utama operasi sindikat tersebut – sebuah gudang terpencil di kawasan industri di pinggiran kota. Ia juga berhasil mengumpulkan bukti-bukti awal tentang keberadaan para korban dan struktur organisasi sindikat.

Tanpa ragu, Make menyusun rencana penyerbuan seorang diri. Ia tidak membutuhkan bantuan pihak kepolisian yang prosedurnya lambat. Dengan kecepatan dan keahliannya, ia menyelinap melalui pintu belakang gudang yang minim penjagaan. Di dalam, rembulan samar yang menembus celah atap menerangi pemandangan mengerikan – puluhan orang meringkuk ketakutan di balik jeruji improvisasi. Beberapa penjaga bersenjata berjaga-jaga dengan wajah garang.

Make bergerak cepat dan mematikan, bagai hantu yang menari dalam kegelapan. Penjaga pertama bahkan tidak menyadari kehadirannya hingga merasakan sentuhan dingin di lehernya dan roboh tanpa suara.

"Sst... tidur nyenyak," bisik Make pelan.

Penjaga lain tersadar akan pergerakan aneh dan menoleh.

"Hei! Siapa kau?!" teriaknya sambil mengangkat senjata. Namun, sebelum ia sempat membidik, Make sudah melesat maju. Sebuah tendangan keras menghantam dadanya, membuatnya terhuyung mundur dengan napas tersengal.

"Argh...!"

Pertarungan pecah dengan cepat dan brutal. Tinju Make menghantam wajah dan perut para penjaga dengan kekuatan yang menghancurkan. Suara tulang berderit dan erangan kesakitan memecah keheningan malam.

"Jangan bergerak!" bentak seorang penjaga dengan pisau terhunus, namun Make dengan lincah menghindari serangannya dan membalas dengan pukulan mematikan ke titik vital. Penjaga itu tersungkur, pisaunya terlepas dari genggamannya.

"Lepaskan mereka!" geram Make kepada penjaga terakhir yang mencoba melarikan diri. Penjaga itu berbalik dan menembak membabi buta. Make dengan tenang menghindari peluru yang melesat, bergerak zig-zag dengan kecepatan luar biasa. Dalam sekejap, ia sudah berada di depan penjaga itu dan melayangkan pukulan keras yang membuatnya pingsan seketika.

Setelah melumpuhkan semua penjaga, Make segera membebaskan para korban yang menangis histeris. Ia mengumpulkan bukti-bukti berupa dokumen dan perangkat komunikasi yang bisa memberatkan para pelaku utama.

Setelah memastikan para korban aman dan para pelaku utama berhasil ia lumpuhkan, Make mengeluarkan ponselnya. Ia menghubungi nomor Pak Rido.

"Pak Rido," kata Make dengan nada datar namun penuh otoritas. "Saya sudah menemukan dan melumpuhkan sebuah operasi perdagangan manusia skala besar di gudang kawasan industri.

Lokasinya di koordinat [menyebutkan koordinat]. Anda bisa mengirimkan tim Anda untuk membersihkan sisanya dan mengamankan para korban. Ada banyak bukti di dalam."

Terdengar keheningan sejenak di seberang telepon. Kemudian, Pak Rido menjawab dengan nada terkejut namun patuh. "Baik, Tuan... akan saya kerahkan tim secepatnya. Terima kasih..."

Make menutup telepon. Ia tahu dengan keterlibatan Pak Rido dan kepolisian, hadiah dari Sistem pasti akan menjadi miliknya. Ia telah menyelesaikan bagian terberatnya dengan gaya yang efisien dan mematikan. Risa, tanpa sadar, telah menjadi katalisator keberhasilannya kali ini. 'Permainan' ini memang selalu memberikan kejutan yang menarik dan memuaskan egonya.

---

Pertarungan Berdarah

Setelah berhasil membebaskan para korban yang menangis haru, Make sedikit lengah. Ketenangan sesaat itu pecah oleh rasa sakit yang menusuk hebat di punggungnya. Ia terhuyung ke depan, merasakan cairan hangat mengalir deras di belakang tubuhnya.

Make menoleh dengan cepat, matanya menyipit penuh amarah. Di belakangnya berdiri salah satu 'korban' yang tadi tampak ketakutan, kini menyeringai licik sambil memegang pisau berlumuran darah. "Kau terlalu mudah percaya, bodoh," desis pria itu, bos sindikat yang lihai menyamar.

Make terkejut. Tusukan itu terasa dalam dan mengenai area vital. Napasnya tercekat, namun kegelapan belum menjemputnya. Bos sindikat itu sendiri tampak tercengang melihat Make masih berdiri tegak.

"Mustahil! Tusukan itu... seharusnya merobek jantungmu!" geramnya tak percaya.

"Kau pikir hanya pisau murahan bisa menghentikanku?" desis Make dengan suara tertahan, tangannya mencengkeram luka di punggungnya, berusaha menahan pendarahan yang terasa mengalir deras. Rasa sakit membakar, namun tekadnya untuk menyelesaikan misi ini lebih kuat.

Bos sindikat itu menyerbu dengan geraman rendah, pisaunya bergerak cepat menebas udara.

Sring!

Make menangkis dengan lengannya, merasakan perih sayatan di kulitnya.

"Kau akan mati di sini, orang asing!" bentak bos itu.

Blam!

Make membalas dengan tinju keras yang menghantam rahang bos sindikat itu. Pria itu terhuyung mundur, ludahnya bercampur darah.

"Jangan harap!" balas Make dengan suara serak.

Pertukaran serangan semakin intens.

Sring! Sring!

Desingan pisau membelah udara, memaksa Make bergerak lincah menghindar.

Buk! Buk!

Dua pukulan keras Make mengenai perut bos itu, membuatnya terengah-engah.

"Argh...!"

"Kau keras kepala juga!" geram bos sindikat itu, kembali menyerang dengan brutal. Make menangkis tikaman ke arah jantungnya, merasakan nyeri di lengannya.

Swush!

Pisau itu nyaris mengenai matanya.

Kraak!

Make memanfaatkan kesempatan dan menendang tulang kering bos itu, membuatnya berteriak kesakitan dan kehilangan keseimbangan.

"Giliranmu!" desis Make, melayangkan pukulan keras ke wajah bos itu.

Bugh!

Pria itu tersungkur, namun dengan cepat bangkit kembali.

Waktu terasa berjalan lambat. Suara napas terengah-engah, jleb! suara pisau menghantam kayu di dekat Make, dan dug! dug! bunyi benturan tinju ke tubuh menjadi irama pertarungan berdarah itu.

Make merasakan perih di beberapa bagian tubuhnya akibat sabetan pisau yang berhasil mengenai kulitnya. Namun, ia terus memaksakan diri, memanfaatkan setiap celah untuk melancarkan serangan balasan. Keduanya terhuyung-huyung, kelelahan dan terluka, namun enggan menyerah.

Akhirnya, setelah pertarungan yang panjang dan melelahkan, di mana keduanya saling bertukar pukulan dan menghindari serangan dengan sisa tenaga, Make melihat peluang. Saat bos sindikat itu lengah sekejap, Make melayangkan tendangan keras ke perutnya.

Brak!

Pria itu terdorong mundur dan membentur dinding dengan keras, terbatuk darah. Sebelum ia sempat membalas, Make dengan sisa kekuatannya melompat dan menghantamkan lututnya ke wajah bos sindikat itu.

Krak!

Pria itu terkapar tak sadarkan diri.

Make terengah-engah, bersandar lemah ke dinding, merasakan darah mengalir semakin deras dari punggungnya. Rasa sakitnya luar biasa, dan pandangannya mulai berkunang-kunang. Namun, ia berhasil bertahan.

Ia meraih ponselnya dengan tangan gemetar, jari-jarinya berlumuran darah saat ia menghubungi nomor Pak Rido. Suaranya lemah namun lega saat berbicara. "Pak Rido... sudah selesai... gudang... koordinat... kirim bantuan sekarang... saya terluka parah..."

Bersambung...

1
Ahmad Sarman
oke lanjut thor
Ahmad Sarman
terim kasih thor
MZI: Sama-sama semoga suka dengan ceritanya😁
total 1 replies
Hiu Kali
99 milyar thor.. mana 100 trilyun...ngantuk pasti ini
MZI: Terima kasih atas masukannya, akan segera di perbaiki 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!