NovelToon NovelToon
Aku Tidak Mandul, Bu!

Aku Tidak Mandul, Bu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: prettyaze

Aisyah, seorang istri yang selalu hidup dalam tekanan dari mertuanya, kini menghadapi tuduhan lebih menyakitkan—ia disebut mandul dan dianggap tak bisa memiliki keturunan.

mampukah aisyah menghadapi ini semua..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

paksaan

Keesokan harinya, Farhan duduk di ruang tamu rumah orang tuanya, berhadapan langsung dengan ibunya yang sudah menunggunya dengan ekspresi serius.

“Farhan, mulai sekarang kamu harus lebih sering bersama Rania,” ujar sang ibu dengan nada perintah.

Farhan mengerutkan kening. “Maksud Ibu apa?”

“Rania sekarang sudah menjadi bagian dari perusahaan kita. Kamu harus bekerja sama dengannya, pergi bersamanya jika diperlukan. Dia aset berharga untuk bisnis ini.”

Farhan mendengus kesal. “Bu, aku punya istri. Aku nggak mungkin terus bersama perempuan lain seperti itu.”

Sang ibu menatapnya tajam. “Bisnis lebih penting! Kamu pikir perusahaan ini bisa berjalan tanpa kerja sama tim? Rania sudah banyak membantu, berbeda dengan Aisyah yang hanya sibuk dengan tokonya.”

Mendengar perbandingan itu, Farhan merasa dadanya semakin sesak. “Jangan bandingkan Aisyah dengan Rania, Bu. Aisyah sudah cukup mendukungku dengan caranya sendiri.”

“Dukung? Dengan apa? Dengan duduk di tokonya dan tidak melakukan apa-apa untuk keluarga ini?” cibiran ibunya membuat amarah Farhan hampir memuncak.

“Aisyah mungkin tidak terlibat dalam perusahaan, tapi dia selalu ada untukku, Bu. Dia istriku, dan aku bahagia dengannya.”

Sang ibu mendesah frustrasi, lalu melipat tangan di dada. “Dengar, Farhan. Kalau kamu mau tetap bekerja di perusahaan ini, kamu harus patuh. Rania lebih dari sekadar asisten, dia masa depan bisnis kita. Jadi jangan coba-coba menolaknya.”

Farhan mengepalkan tangannya di atas meja, rahangnya mengeras. “Kalau ini yang Ibu inginkan, lebih baik aku keluar dari perusahaan.”

Sang ibu terperanjat. “Apa? Kamu gila? Ini perusahaan keluarga kita!”

“Perusahaan keluarga yang sekarang lebih mementingkan orang luar daripada putranya sendiri?” Farhan menatap ibunya tajam, lalu bangkit dari kursinya. “Kalau Ibu lebih memilih Rania, silakan urus perusahaan itu sendiri.”

Farhan melangkah pergi, meninggalkan ibunya yang masih terpaku. Namun, di balik dinding, Rania tersenyum kecil, merasa yakin bahwa ia masih punya cara lain untuk mendapatkan Farhan kembali…

Setelah percakapan panas dengan ibunya, Farhan berjalan keluar rumah dengan langkah cepat. Kepalanya dipenuhi emosi yang bercampur aduk. Namun, sebelum ia sempat benar-benar pergi, sebuah suara lembut menghentikannya.

“Farhan… tunggu.”

Farhan menoleh dan mendapati Rania berdiri di dekatnya, menatapnya dengan ekspresi penuh perhatian.

“Aku dengar semuanya,” kata Rania pelan. “Aku nggak bermaksud jadi penyebab masalah antara kamu dan ibumu.”

Farhan menghela napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya. “Aku lelah, Rania. Ibu terlalu memaksakan kehendaknya. Aku nggak bisa terus seperti ini.”

Rania melangkah lebih dekat, matanya berbinar penuh pengertian. “Aku mengerti. Tapi aku juga hanya mengikuti arahan Ibu. Aku nggak pernah bermaksud menggantikan posisi Aisyah dalam hidupmu.”

Farhan menatapnya ragu. “Benarkah? Karena dari sudut pandangku, ini terlihat sebaliknya.”

Rania menggigit bibirnya, lalu meletakkan tangan di bahu Farhan, seolah ingin menenangkan. “Aku hanya ingin membantu, Farhan. Aku tahu kita punya masa lalu, dan aku nggak akan bohong kalau aku masih peduli sama kamu. Tapi aku juga menghargai pernikahanmu.”

Farhan mengangkat tangannya, perlahan menyingkirkan tangan Rania dari bahunya. “Kalau kamu benar-benar menghargainya, kamu nggak akan membiarkan Ibu terus memaksakan kehadiranmu dalam hidupku.”

Rania terdiam sesaat, lalu tersenyum tipis. “Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Farhan. Dan kalau itu artinya aku harus menjaga jarak, aku akan melakukannya.”

Farhan menatapnya dalam-dalam, berusaha menilai apakah kata-kata itu tulus atau hanya manipulasi. Namun, untuk saat ini, ia hanya bisa mengangguk.

“Aku harap kamu benar-benar menepati ucapanmu, Rania.”

Tanpa menunggu jawaban, Farhan berbalik dan pergi, meninggalkan Rania yang masih berdiri di tempatnya. Saat punggung pria itu menghilang, senyum kecil kembali muncul di wajah Rania.

“Kita lihat saja nanti, Farhan… apakah aku benar-benar harus menjauh atau justru semakin mendekat.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!