NovelToon NovelToon
Pendekar Bangau Emas

Pendekar Bangau Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Harem / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Tang Xiao Tian seorang pemuda berasal dari Desa di puncak gunung Huang yang memiliki keinginan untuk melakukan tugas penting bagi seluruh dunia persilatan dari ketiga orang guru yang membesarkannya selain itu Ia juga ingin mencari tahu identitasnya yang selama 20 tahun di rahasiakan oleh para gurunya. Selamat datang dan membaca novel pertama ku di sini.. Follow, like, rate 5,komentar positif dan share ya😘terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkenalan Dengan Tujuh Pendekar Besar Sekte Wu Tang.

Ketika Xiao Tian mendekati Xiao Lan adik angkatnya di pintu kereta kuda. Salah seorang dari tujuh orang pendekar besar sekte Wu Tang menoleh kepadanya dengan raut wajah penasaran seakan pria tinggi dan besar yang berdiri di dekat Wang Yan dan Nona Yi Hui seperti melihat sosok yang pernah pria itu kenal di masa lalu tetapi pria itu sudah melupakan.

"Adik Yan, siapakah anak itu?" tanya Pendekar Besar Xu yang merangkul Pendekar Besar Chi di samping kanan kuda hitam kepada Wang Yan.

"Dia bernama Xiao Tian, dan dia murid dari Tiga Lao di gunung Huang." jawab Wang Yan sambil menatap Xiao Tian dengan tatapan bersahabat baik.

"Tiga Lao dari gunung Huang?Siapakah mereka itu? Aku sepertinya belum pernah mendengar tokoh- tokoh- yang berjuluk seperti itu?" tanya Pendekar besar Zhang Bin Bin ayah kandung Zhang Wan Yi di dekat putranya yang sedang membagikan kue bunga mawar kepada Xiao Tian dan Xiao Lan dari kantung warna coklat yang diberikan oleh Pendekar Besar Guo.

"Aku juga tidak tahu, Senior Zhang. Aku hanya dengar dari mulut anak itu yang mengatakan bahwa dirinya sebagai wakil dari ketiga gurunya yang mendapatkan undangan untuk menghadiri pesta ulang tahun ke 100 tahun Guru Besar Zhang." jawab Wang Yan jujur.

Xiao Tian yang telah mendengar percakapan Wang Yan dan para pendekar besar sekte Wu Tang segera meletakkan kue bunga mawar miliknya di tangan kiri adiknya, lalu menghampiri para Pendekar besar sekte Wu Tang seraya menghaturkan hormatnya.

"Selamat siang untuk ketujuh Pendekar besar sekte Wu Tang perkenalkan saya Xiao Tian murid dari tiga Lao dari gunung Huang. Jika Anda semua ingin tahu tentang ketiga guru saya sebaiknya Anda bertanya kepada Guru Besar Anda yang mengirimkan surat ini dengan tulisan seperti itu." kata Xiao Tian nada lugas seraya menyodorkan surat undangan ulang tahun ke 100 Guru Besar Zhang kepada ayah Zhang Wan Yi di hadapannya dengan sikap sopan.

"Anak yang pintar dan bijaksana.. Baiklah, kami akan mengantarkanmu kepada Guru Besar Zhang di sekte Wu Tang sekarang juga, tapi sebelum itu kami akan memperkenalkan diri kami kepadamu karena kami telah mendengar kau sudah menolong Zhang Wan Yi dan kedua orang murid kami bahkan kalian telah jadi sahabat baiknya." kata Pendekar Besar Zhang Bin Bin nada tulus kepada Xiao Tian.

Lalu satu persatu dari tujuh orang Pendekar Besar Sekte Wu Tang mengulurkan tangan kanan mereka seraya tersenyum ramah kepada Xiao Tian."Aku yang pertama adalah Pendekar Besar Ren Yu Thing dan kau bisa memanggilku dengan sebutan Paman Ren."

Pria pertama yang memperkenalkan diri itu berwajah tampan, tubuhnya sedang, dan kulit agak hitam tapi memiliki senyum yang begitu ramah tamah kepada Xiao Tian sehingga anak itu memberikan hormat dan salam dengan membungkukkan badannya.

"Terimakasih,Paman Ren." sahut Xiao Tian sopan.

"Kalau Aku bernama Chi Kong," kata pria kedua yang wajah cekung, sepasang mata bulat dan senyumnya agak pelit namun Xiao Tian bahwa pria ini adalah pria yang paling polos di antara tujuh Pendekar besar sekte Wu Tang.

"Ya, Paman Chi.. Salam kenal dari Saya Xiao Tian."

"Ketiga adalah Aku Liu Hao." kata pria ketiga dengan senyuman yang hangat kepada Xiao Tian.

"Aku keempat bernama Zhang Bin Bin ayah Zhang Wan Yi." kata Zhang Bin Bin merangkul anaknya.

"Kelima adalah Aku Bi Jian Guo." kata pria kelima di dekat Nona Yi Hui yang selalu mengelus- elus dagu.

"Aku ke-enam adalah Zhuo Cheng." kata pria ke-enam yang memakai pita rambut warna keemasan dengan sikap sedikit arogan kepada Xiao Tian.

"Dan yang bungsu adalah Aku Zheng Ke." kata pria ke tujuh yang selalu tertawa riang gembira meskipun ia tidak tahu apa yang membuat pria itu selalu bahagia di wajahnya.

"Ya, salam kenal dan hangat dari Saya untuk Paman- paman yang gagah perkasa." kata Xiao Tian dengan senyum sopan meskipun ia merasa bosan dengan perkenalkan yang terlalu lama dan membuatnya ingin cepat melanjutkan perjalanan ke tujuannya.

"Ayah, aku sungguh lapar dan ingin makan." Zhang Wan Yi sepertinya dapat merasakan kejenuhan Xiao Tian sehingga ia cepat- cepat menyadarkan ayahnya dan ke-enam pamannya untuk ingat waktu dan cepat pulang.

Pendekar Besar Zhang menengadah ke langit lalu ia tersenyum,"Iya, Wan Yi.Ayo, cepat kau dan Xiao Tian juga Xiao Lan masuk ke kereta kuda bersama Kakak Wang Yan dan kakak Yi Hui." lirikannya menunjukkan ke-enam saudaranya untuk naik ke atas kuda masing - masing.

Lalu mereka mempimpin Pendekar Besar Zhang Bin Bin yang menjadi kusir kereta kuda melangkah maju terus menuju ke puncak gunung Wu Tang yang telah terlihat dari lereng gunung Wu Tang yang dikelilingi pohon- pohon pinus.

Kabut putih yang menutupi jalan kereta kuda yang di kawal mereka berenam sungguh menyenangkan bagi kedua telinga Xiao Tian yang merasa seperti alunan musik indah apalagi terdengar suara air terjun yang berjatuhan menimpa bebatuan dan ikan- ikan di air sungai di pinggir jalan sisi lain roda- roda kereta kuda dan derap langkah kaki kuda - kuda lainnya.

"Tian, di sungai itu ada batu- batu dingin yang dapat menyerap hawa panas dan menghimpun tenaga air yang dapat kita gunakan untuk pelatihan diri kita." Zhang Wan Yi lantas membahas tentang batu- batu mukjizat yang terdapat di sungai pegunungan Wu Tang kepada Xiao Tian dan Xiao Lan di dalam kereta kuda.

"Lalu ada binatang apa saja di dalam hutan gunung Wu Tang? " tanya Xiao Tian yang lebih tertarik pada makhluk hidup lainnya yang menjadi penghuni bumi gunung Wu Tang selain manusia murid- murid dari sekte Wu Tang dan penduduk desa sekitarnya.

"Katak emas yang bersembunyi di gua paling dalam dari hutan terdalam gunung Wu Tang kami sehingga hutan itu menjadi hutan terlarang bagi kami dan para warga sekitar." jawab Zhang Wan Yi apa adanya.

"Wan Yi, tak bisakah kau diam saja.." Nona Yi Hui di dekat pintu kereta kuda telah menegurnya.

"Eh, ya, Kak Hui." jawab Zhang Wan Yi cepat.

Xiao Tian tidak peduli dengan nada suara ketus Nona Yi Hui yang menandakan bahwa Zhang Wan Yi tidak boleh membuka rahasia sekte Wu Tang kepada Xiao Tian yang termasuk orang luar.

"Adik Lan, apakah kau masih menyimpan buah sanca merah?" tanya Xiao Tian menoleh ke adik angkatnya di sampingnya.

"Iya, masih ada." jawab Xiao Lan segera mengambil kantung warna biru miliknya dari buntalan pakaian di sudut dan mengeluarkan beberapa butir buah sanca merah lalu diberikan kepada Xiao Tian.

Bersambung!!

1
Ismaeni
cerita awal yang cukup menarik. ..bahasa nya enak tidak berat. semangat update-nya yaa thor
Bryan Kennedy
Cher ami, allez, j'ai hâte de lire votre roman, j'adore les histoires classiques
Bryan Kennedy
L'esprit Nami, L'histoire de ce roman est agréable à lire de nombreuses fois car j'ai l'impression d'entrer dans l'histoire.
anggita
iklan, like☝👍.. moga lancar novel barunya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!