Kecelakaan yang menimpa Nasya bersama dengan calon suaminya yang menghancurkan sekejap kebahagiaanya.
Kehilangan pria yang akan menikah dengan dirinya setelah 90% pernikahan telah disiapkan. Bukan hanya kehilangan pria yang dia cintai. Nasya juga kehilangan suaranya dan tidak bisa berjalan.
Dokter mengatakan memang hanya lumpuh sementara, tetapi kejadian naas itu mampu merenggut semua kebahagiaannya.
Merasa benci dengan pria yang telah membuat dia dan kekasihnya kecelakaan. Nathan sebagai tersangka karena bertabrakan dengan Nasya dan Radit.
Nathan harus bertanggung jawab dengan menikahi Nasya.
Nasya menyetujui pernikahan itu karena ingin membalas Nathan. Hidup Nasya yang sudah sepenuhnya hancur dan juga tidak menginginkan Nathan bisa bahagia begitu saja yang harus benar-benar mengabdikan dirinya untuk Nasya.
Bagaimana Nathan dan Nasya menjalani pernikahan mereka tanpa cinta?
Lalu apakah setelah Nasya sembuh dari kelumpuhan. Masih akan melanjutkan pernikahan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Menghabiskan Malam Bersama.
"Aku ingin tanya sesuatu pada kamu? banyak hal yang ingin aku ketahui," ucap Nasya.
"Katakan apa yang ingin kamu tanyakan," jawab Nathan.
"Apa saat kita makan di Restaurant. Kamu memang mengangkat telepon dari kekasihmu. Karena dia yang berada di tangan pria itu?" tanya Nasya yang memastikan sekali lagi.
Dia sudah mendengar jelas dari pria yang telah menculiknya. Tetapi dia tidak akan puas. Jika tidak langsung bertanya pada Nathan.
"Iya. Kamu benar! Dia meminta pertolongan kepadaku dan aku tidak bisa menolongnya karena aku berada di sini," jawab Nathan.
"Aku meminta dia untuk melaporkan semua kejadian itu ke kantor Polisi dan meminta pertolongan. Karena aku tidak bertindak apapun dan tidak terpancing dengan apa yang dikatakan orang tersebut yang membuat orang itu melepaskan Fiony begitu saja dan sebagai gantinya kamu," jelas Nathan.
"Jadi selama ini dia mengganggu kamu. Kamu terus mendapatkan telepon dan mendapatkan ancaman dari dia?" tanya Nasya lagi.
"Kamu benar! Dia terus saja mendesak kau untuk memberikan apa yang dia mau dan memberikan ancaman justru semakin membawa-bawa kamu," jawab Nathan.
"Kamu sengaja tidur di kamar ku. Karena kamu takut dia tiba-tiba dia datang?" tanya Nasya memastikan.
Nathan menganggukkan kepala, "aku menemui dia keluar malam itu dan dia tiba-tiba saja memotret rumah dan juga kamu yang berdiri di depan rumah. Aku buru-buru pulang dan aku tahu dia berada di sekitar sini dan makanya aku tidak bisa meninggalkan kamu dan kebetulan kami juga tidak masalah jika aku berada di kamarmu. Jadi aku bisa menjagamu," jelas Nathan.
"Nasya kenapa kamu begitu bodoh, kenapa kamu harus salah paham padanya. Kamu berpikiran bahwa dia masih menjalin hubungan dengan Fiony dan ternyata hubungan itu hanya karena sesuai dengan apa yang dikatakan pria itu. Nasya kamu juga berpikiran buruk tentang dia selama ini yang menelpon dan orang yang menelponnya adalah pria yang memberikan ancaman kepadanya," batin Nasya yang merasa bersalah karena memberikan tuduhan yang tidak ada kebenarannya.
"Nasya aku tahu, selama beberapa hari ini pikiran kamu tentangku sangat tidak baik. Tetapi sekarang kamu sudah tahu kebenarannya. Aku memang tidak mungkin menceritakan semuanya kepada kamu. Karena ini bukan urusan kamu," ucap Nathan.
"Kenapa melakukan semua itu?" tanya Nasya.
"Kamu istriku Nasya dan aku memiliki tanggung jawab yang penuh kepada kamu. Aku tidak mungkin membawa kamu ke swiss untuk meninggalkan kamu," ucap Nathan.
"Istri!"
"Kamu dan aku tahu bagaimana pernikahan ini terjadi. Kamu menikahiku hanya sekedar tanggung jawab dan aku menerima pernikahan itu karena marah dengan keadaanku dan juga marah dengan kamu dan ibumu yang memiliki rencana lain. Kamu seharusnya bisa saja meninggalkan ku dan tidak peduli kepadaku dan apalagi kita sudah berada di sini. Lalu kenapa tidak melakukan semua itu?" tanya Nasya
"Kenapa sekarang kamu seakan bukan hanya sekedar tanggung jawab saja tetapi juga...." Nasya tidak jadi melanjutkan kalimatnya ketika jari Natan berada di bibirnya.
"Aku hanya ingin membuktikan kepadamu, bahwa aku benar-benar bertanggung jawab penuh kepadamu dan bukan hanya karena keterbatasan fisik yang kamu miliki," jawab Nathan.
Tangan Nasya menyinggirkan pelan jari Nathan.
"Sekarang keterbatasan fisik ku sudah kembali. Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanya Nasya.
"Bukankah aku barusan mengatakan kepada kamu. Tanggung jawabku bukan hanya berdasarkan keterbatasan fisik yang telah aku sebabkan. Tetapi aku sudah mengambil pernikahan ini yang artinya aku juga bertanggung jawab penuh atas pernikahan ini," ucap Nathan.
"Artinya kamu tetap ingin melanjutkan semua ini?" tanya Nasya yang benar-benar ingin memastikan.
Nathan semakin mendekatkan diri dan memegang pipi Nasya, "jadi kamu akan mengakhirinya?" Nathan menimpali pertanyaan itu.
Nasya yang tidak mampu menjawab apapun. Dia terlihat semakin gugup dan tatapan Nathan semakin dalam melihatnya.
Kembali lagi dalam bengong Nasya yang tiba-tiba saja bibirnya sudah lembab, ternyata dia kembali dicium oleh Nathan. Nasya seolah ingin memberontak yang tidak ingin luluh dengan pria yang bisa dikatakan baru dia kenal. Tetapi apa daya saat tubuhnya justru menerima semua itu. Nasya yang memejamkan mata membiarkan lidah Nathan kembali bermain di dalam mulutnya.
Remasan lembut pada belakang lehernya dapat Nasya rasakan dengan tangan Nasya yang menyentuh kulit lengan Nathan, meremasnya dengan lembut seolah mengekspresikan atas rangsangan yang telah dia dapat.
Sampai Nasya yang tiba-tiba saja sudah merasa bahwa tubuhnya terangkat dan yang memang benar. Jika Nathan yang sudah menggendongnya ala bridal style tanpa melepas ciuman itu dan membaringkan di atas ranjang dengan sangat hati-hati.
Nathan menindih tubuh istrinya yang seolah tidak ingin ke mana-mana. Nasya benar-benar mabuk dengan semua sensasi yang diberikan Nathan yang hanya ciuman di bibir saja. Sampai Nasya yang merasakan lehernya yang terasa geli yang membuat tangannya bahkan terkepal erat.
Ciuman itu yang sudah berpindah ke leher putih mulusnya. Nathan sepertinya sedang dipenuhi dengan gairah. Dia laki-laki normal dan selama ini bukankah sudah menahan diri, walau tidak ada niat sama sekali, tetapi apapun itu Nasya adalah istrinya dan Nathan sendiri adalah seorang pria yang mengerti tentang agama. Jadi alangkah tangan berdosa jika sampai tidak menyentuh istrinya.
Tanpa terasa hubungan pasangan suami istri itu semakin jauh dan bahkan Nasya tidak tahu sejak kapan tubuhnya sudah polos dengan mereka berdua yang berada di balik selimut putih. Sampai akhirnya Nasya membuka mata perlahan di saat Nathan sepertinya ingin memberikan tanda-tanda bahwa dia akan melanjutkan hubungan keintiman itu.
Tatapan mata mereka yang semakin dalam. Nathan yang mencium lembut kening Nasya. Sejak tadi jantung nasihat tidak berhenti berdebar begitu kencang dan sensasi di tubuhnya semakin panas begitu juga dengan Nathan yang sejak tadi suara nafasnya terdengar naik turun.
Nathan yang mencium kedua kelopak mata Nasya, hidungnya. Wajah Nasya benar-benar diabsen satu persatu oleh Nathan. Nasya yang merasa Nathan akan melanjutkan semua itu tiba-tiba Nasya menahan dada Nathan yang membuat Nathan menatap Nasya dengan penuh gairah.
"Jika hubungan kita sudah sejauh ini artinya aku mendapatkan jawaban yang aku tanya tadi," ucap Nasya dengan suara serak.
Nathan yang tidak menjawab dan kembali mencium bibir Nasya. Mata Nasya yang kembali terpejam dan akhirnya Nathan melakukan penyatuan kepada istrinya. Hal itu membuat Nasya tampak kesakitan yang meremas seprai dengan air mata yang jatuh dari ujung kelopak mata.
Nathan yang memberikan ketenangan kepada Nasya yang sangat tidak egois sampai akhirnya istrinya sudah terbiasa yang akhirnya membuat Nathan baru melanjutkan permainan itu. Nasya tidak bisa berkata-kata yang hanya menikmati seluruh sensasi yang terjadi di antara mereka berdua.
Nasya juga tidak mengerti bagaimana dirinya. Dia benar-benar luluh oleh Nathan, semua gengsi dan keras kepalanya sudah runtuh. Dia bahkan sudah tidak mengingat radit lagi. Nasya bukan hanya menikah dengan Nathan alih-alih untuk membalaskan apa yang terjadi.
Tetapi Nasya bahkan secara sukarela memberikan tubuhnya, kehormatannya kepada pria yang sangat dia benci. Dalam percintaan itu sama sekali tidak ada paksaan diantara keduanya dan sama-sama menginginkan. Kembali lagi mereka berdua yang terbawa suasana dan akhirnya terjadilah hubungan itu.
Bersambung.....