Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Saling Memanggil Nama
Suara lantunan musik pertama menggema di seluruh ruangan pesta mengisyaratkan untuk memulai dansa pertama. Iris dan pangeran yang menjadi pusat utama pesta menari di tengah aula diperhatikan banyak orang terutama gadis suci yang menjadi tamu spesial di dalam acara itu. Gadis suci itu melihat dengan tatapan benci dan iri ke arah Iris yang bisa-bisanya menarik begitu bahagia di tengah aula dengan laki-laki tipenya. Sedangkan, yang sedang menari di tengah-tengah aula berhati-hati dan berusaha sebaik mungkin memperhatikan kaki supaya selaras dengan lagu yang dimainkan.
"Kenapa kamu terus menatap ke bawah? Bukankah aku sudah katakan ikuti saja irama lagu ini atau tidak biarkan aku yang memandu kamu,"
"Aku tau kamu khawatir menginjak kakiku, tapi Iris kalau begitu orang-orang yang memperhatikan kita akan kebingungan dengan yang sedang kita berdua lakukan," ucap sang pangeran yang berusaha meyakinkan Iris untuk tidak khawatir kepada kakinya
Iris yang diyakinkan beberapa kali akhirnya percaya dengan sang pangeran yang akan membimbingnya berdansa. Tapi, sayangnya tidak semudah itu walaupun Iris dibimbing oleh sang pangeran dalam berdansa, tetap saja Iris masih buruk berdansa dengan bukti dia menginjak kaki sang pangeran dua kali ditutupi oleh gaunnya yang menyentuh lantai hingga tidak ada orang yang menyadari yang sedang terjadi dengan kaki pangeran. Sang pangeran hanya bisa mengontrol ekspresi wajah untuk tetap tenang walaupun kakinya yang terus-menerus terinjak oleh Iris sampai satu lagu itu selesai.
Setelah satu lagu selesai, Iris dengan perasaan bersalah membimbing sang pangeran menuju ke ruangan istirahat meninggalkan aula pesta. Di saat yang sama gadis suci yang tidak terima jika sang pangeran idamannya pergi, membuatnya bangkit dari kursi tapi langsung dicegat oleh sang pendeta yang ada di sebelah itu semua demi kebaikannya untuk tidak berkeliaran sembarang. Sang gadis suci yang mendengarkan itu hanya bisa diam dan duduk kembali, sebab dia harus menjaga citranya di depan mata banyak orang di sekitar.
"Maafkan aku, jika aku menginjak kakimu saat berdansa sampai lagunya berakhir,"
"Aku sudah meminta pelayan untuk membawakan kotak obat, dan percayalah padaku itu benar-benar tidak di sengaja," ucap Iris sambil menggenggam tangan sang pangeran membantunya berjalan pelan-pelan sampai ruangan istirahat akibat ulahnya
"Tidak apa-apa, ini adalah tanggung jawabku sebagai seorang pendampingmu dan aku yang mengatakan tidak apa-apa jika seandainya terinjak,"
"Aku tidak menyangka kamu sungguh buruk berdansa, tapi Iris apakah kamu sungguh tidak pernah mempelajari dansa?" tanya sang pangeran dengan tatapan penasaran menatap gadis yang jaraknya berada di depannya satu langkah
"Aku pernah belajar, tapi..."
"Itu sudah sangat lama mungkin bisa dikatakan itu terakhir kali pada saat aku masih kecil,"
"Kemudian, aku tidak pernah lagi berdansa sampai aku merasa kaku dengan cara dansa,"
"Tapi, guruku pernah mengatakan jika aku tidak memiliki bakat berdansa dengan baik," ucap Iris sambil menatap ke arah jendela besar menampilkan bintang-bintang di langit malam
Sang pangeran menatap jika ternyata banyak hal yang tidak dia ketahui dari Iris. Selama ini dia sendiri walaupun sudah sering dikunjungi oleh Iris di masa lalu, namun Iris sama sekali tidak pernah menceritakan tentang ketidakmampuannya atau kelemahan yang dimiliki. Semuanya disesuaikan oleh Iris dengan selera miliknya meskipun dia kurang menyukainya.
"Iris, bolehkah aku memanggilmu seperti itu?"
"Karena kita adalah tunangan aku berharap untuk lebih dekat dari hal kecil seperti saling memanggil nama,"
Chasing Gold And Avoid The Prince