NovelToon NovelToon
PEWARIS YANG HILANG

PEWARIS YANG HILANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Urban-Mengubah takdir / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Anak Lelaki/Pria Miskin / Trauma masa lalu
Popularitas:52.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Edane Sintink

Jerry adalah seorang anak yang malang. Sejak kecil dia telah kehilangan orang tuanya yang terbunuh dalam persaingan bisnis. Saat itu Jerry dilarikan oleh pembantu dirumahnya atas perintah dari ayahnya sebelum meninggal. Namun ketika dia baru berumur delapan tahun, pengasuh nya juga meninggal. Jerry sempat menjadi gelandangan sebelum bertemu dengan ayah angkatnya yang bernama Drako.
Di university, Jerry sangat terkenal sebagai mahasiswa yang sangat miskin. Dia selalu menjadi bahan hinaan dan sering di bully. Tapi siapa sangka bahwa dia adalah tuan muda dari keluarga William yang telah menghilang sejak masih berumur satu hari. Dia juga calon pewaris satu satunya dari aset keluarga sebelah ibunya yaitu kelurga Smith.
Seperti apa kelanjutan nya? Ikuti terus kisahnya dalam novel yang berjudul, PEWARIS YANG HILANG

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PEWARIS YANG HILANG BAB 35

Bab 35

Pagi ini masih tetap sama dengan pagi-pagi sebelum nya di Golden University.

Sudah menjadi rutinitas bagi setiap mahasiswa baik yang tinggal di asrama mau pun yang tinggal di rumah kos-kosan ketika bel masuk belum berbunyi, mereka akan duduk di kantin.

Ada yang hanya sekedar minum sambil ngobrol, ada yang sedang sarapan dan lain-lain.

Hal ini juga berlaku bagi Ryan, Riko, Daniel dan Jerry. Namun kali ini mereka tidak lagi berempat. Karena mulai dari pagi kemarin Herman telah bergabung dengan mereka.

Anton yang masih memiliki dendam yang belum tuntas kepada Jerry ternyata masih ingin memperpanjang masalah yang kemarin.

Menyadari bahwa dia tidak memiliki cukup keberanian untuk memprovokasi Jerry lagi setelah kemarin mendapat hadiah tamparan yang cukup keras dari Jerry, dia sedikit jera.

Jujur saja, seumur hidupnya dia selalu di manja dan sama sekali tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar dari orang-orang disekitarnya.

Hal ini lah yang meniup api dendam dihatinya sehingga selagi dia tidak dapat membalas, maka seumur hidup ini dia tidak akan merasa tenang.

Anton dengan segala bentuk kemanjaan ala anak orang kaya telah mengadukan apa yang dilakukan oleh Jerry kepada ayahnya yaitu Tuan Paul.

Mendengar penuturan sepihak dari Anton, sebagai seorang ayah yang sangat mencintai anaknya, jelas Tuan Paul sangat marah.

Dia yang tidak dapat menerima anaknya diperlakukan seperti itu berjanji akan datang pagi ini menemui pak Yanken yaitu Rektor di Golden University ini.

Saat ini seperti biasa, Jerry, Riko, Daniel dan Ryan sedang asik menikmati sarapan pagi mereka. Namun kali ini mereka berlima dengan kehadiran Herman yang juga ikut sarapan bersama sambil membiasakan diri bersenda gurau dengan keempat teman barunya itu.

Tapi tawa mereka mendadak terhenti karena di gerbang kampus saat ini melaju dua mobil mewah. yang depan adalah Rolls Royce dan yang dibelakang adalah mobil Audi rs7.

Herman yang juga ikut memperhatikan dua kendaraan itu melaju menuju kedepan balai kampus tanpa sadar bergumam.

"Tuan Paul. Hemmm... Untuk apa dia datang ke kampus ini? Ini pasti ulah Anton mengadukan yang tidak-tidak kepada Ayahnya."

Kata herman bergumam sambil menatap Jerry yang juga menatap kearahnya.

"Jerry. Ini tidak baik untukmu."

Kata Herman yang kelihatan gelisah.

Riko, Daniel dan Ryan juga memandang Jerry dengan fikiran dibuncah kekhawatiran.

"Bisakah kau terlepas dari masalah ini Jerry?"

Tanya Riko dengan ekspresi gugup.

Dia dapat membayangkan apa yang akan terjadi kepada Jerry kali ini. Walau bagaimanapun mereka tau siapa Tuan Paul ini.

Dia adalah investor di Golden University dan semua orang tau akan hal itu.

"Jika itu menyangkut subsidi biaya kuliahmu, kami tentu bisa membantumu Jerry. Tapi kali ini masalahnya lebih besar. Ahhh.... Entah lah. Apa memang sudah menjadi suratan kita sebagai mahasiswa yang miskin untuk terus-menerus dijadikan ganjalan bagi kesalahan yang orang lain lakukan?"

Kata Ryan dengan geram, gusar dan penuh dengan keluhan.

"Jelas dia yang lebih dahulu memprovokasi Jerry. Dasar anak manja. Bisanya hanya mengandalkan orang tua"

Rungut Daniel dengan wajah masam.

Mereka berempat kini dibuncah perasaan yang sangat tidak enak dihati masing-masing.

Mereka dapat membayangkan andai Jerry tidak mampu membela diri, maka yang mereka takutkan adalah Jerry bukan hanya tidak mendapatkan subsidi lagi, bahkan lebih dari itu mereka khawatir Jerry akan dikeluarkan dari kampus.

Namun yang mereka tidak habis fikir adalah, Jerry yang mereka khawatirkan tampak sangat tenang dan sedikit agak mencibir kearah dua mobil mewah yang sudah berhenti di tempat parkir depan balai kampus itu.

"Ada apa dengan kalian? Apakah ada hantu didalam dua mobil mewah itu?"

Tanya Jerry dengan senyum dikulum.

"Jerry. Tau kah kau bahwa kami sedang memikirkan apa yang akan menimpamu sebentar lagi. Kau malah tenang-tenang saja.

Heh Jerry, aku beritahu ya. Itu adalah Tuan Paul ayah Anton yang kemarin kau beri tamparan. Aku yakin kedatangannya kali ini pasti ada hubungan nya atas kejadian kemarin."

Kata Daniel menjelaskan.

"Oh. begitu. Terimakasih pak Daniel dan kalian bapak-bapak yang terhormat atas ke khawatiran kalian terhadap ku.

Namun, untuk merasa gugup apa lagi takut, itu sama sekali tidak ada dalam kamus ku. Apa lagi atas kesalahan yang tidak aku perbuat.

Kalian tenang saja. Aku percaya Tuhan akan selalu bersama orang yang tidak bersalah."

Kata Jerry Berkhotbah didepan sahabatnya itu.

Herman hanya menarik nafas dalam-dalam.

"Ini semua salahku. Andai aku tidak bergabung dengan kalian pagi kemarin, tentu kamu tidak akan berada dalam masalah."

Kata Herman dengan perasaan menyesal.

"Ah Herman. Sudah lah. Hal seperti itu sudah terjadi. Untuk apa di sesali.

Sebaiknya percaya saja padaku bahwa yang tidak bersalah pasti akan menang."

Kata Jerry dengan kepercayaan diri yang tinggi selangit tembus.

"Apakah kalian sudah selesai dengan sarapan kalian? Jika sudah, ayo kita masuk ke kelas.

Biarkan aku mentraktir kalian pagi ini."

Kat Jerry sambil melenggang menuju kasir.

Mereka berempat hanya bisa saling pandang melihat sikap Jerry yang tenang-tenang saja.

************

Diruangan kerja pak Yanken saat ini sedang di kunjungi oleh tamu terhormat. Tamu itu tak lain adalah Tuan Paul. Pengusaha yang telah berinvestasi di University ini. Setidaknya begitu lah menurut yang selama ini mereka ketahui.

Mendapat pemberitahuan bahwa pagi ini Tuan Paul akan mengunjungi Kampus yang dia kepalai, Pak Yanken secara pribadi datang untuk menyambut Tuan Paul.

Setelah berbasa-basi sejenak, Pak Yanken pun mempersilahkan Tuan Paul untuk masuk ke ruangan kerjanya.

"Silahkan duduk Tuan. Kampus ini mendapat kehormatan atas kunjungan anda ini."

Kata Pak Yanken dengan hormat.

"Terimakasih Pak Yanken. Karena anda secara pribadi keluar untuk menyambut kedatangan saya ke ruangan kerja anda.

"Ah, itu tidak masalah Tuan. Sama sekali bukan apa-apa.

Namun, jika boleh saya bertanya, ada apakah gerangan membuat anda menyempatkan waktu untuk datang ke Golden university ini Tuan Paul?"

Tanya Pak Yanken hanya sekedar basa-basi. Dia bertanya seperti itu tak lain hanya untuk mencairkan suasana. Walau bagaimanapun kedatangannya kali ini pasti ada hubungannya dengan Anton dan Jerry kemarin.

"Pak Yanken, Apakah anda tidak tau apa yang terjadi di kampus ini? Lalu, bagaimana anda dapat menangani mahasiswa di kampus ini jika anda tidak mengetahui apa saja yang mereka perbuat di sekitar kampus?"

Tanya Tuan Paul menatap tajam kearah Pak Yanken.

Mendengar kata-kata bernada teguran dari Paul, Pak Yanken hanya tersenyum kecut. Namun dia tetap membela diri dan berkata,

"Saya mengetahui apa saja dan sekecil apa pun tentang tindak-tanduk mahasiswa yang berada di Golden University ini."

Kata Pak Yanken. Namun sebelum dia bicara lebih lanjut, Tuan Paul telah memotong perkataannya lebih dulu.

"Jika anda mengetahui semua yang terjadi di kampus ini, lalu mengapa anda hanya diam saja tanpa bertindak ketika anakku Anton di perlakukan secara kasar oleh mahasiswa lainnya di kampus ini?"

Tanya Tuan Paul memberi tekanan kepada Pak Yanken.

"Oh. masalah itu Tuan. Ini adalah masalah anak-anak muda. Apakah pantas bagi anda untuk datang kesini hanya karena masalah kecil seperti ini?"

Kata Pak Yanken sedikit mengerutkan keningnya.

"Anton adalah anak kesayangan ku. Dan aku tidak akan tinggal diam ketika dia mengadu kepadaku dengan pipi merah bekas tamparan.

Jika masalah seperti ini anda anggap sepele, Maka aku ingin bertanya kepada anda Pak Yanken, Apakah anda dapat menyelesaikan masalah ini atau apakah anda sudah bosan dengan jabatan yang anda duduki di kampus ini?"

Kata Tuan Paul memberikan peringatan keras kepada Pak Yanken.

"La.. lalu apa yang harus saya lakukan agar anda merasa puas Tuan Paul?"

Tanya pak Yanken sedikit gugup.

"Apakah sebagai Rektor di University ini anda tidak tau harus melakukan apa?"

Bukan begitu maksud saya Tuan Paul, Tapi sepanjang anak itu di kampus ini, ini pertama kalinya saya mendengar dia melakukan kekerasan. Jika bukan karena provokasi dari Anton, saya rasa dia tidak akan mungkin melakukan kekerasan tanpa alasan yang jelas. Disana ada banyak saksi mata yang mengatakan bahwa Anton sudah sangat keterlaluan menghina pemuda itu. Satu lagi yang harus saya katakan untuk anda ketahui Tuan Paul, bahwa Jerry ini adalah mahasiswa yang berprestasi di University ini. jika tidak demikian, Gubernur sendiri tidak mungkin akan datang secara langsung menyerahkan anak itu di kampus ini.

Jadi, saya harap agar anda mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan."

Kata Pak Yanken memperingatkan Tuan Paul.

Mendengar pernyataan dari Pak Yanken, Tuan Paul sebenarnya membenarkan semua fakta yang ada.

Namun karena rasa cinta kepada sang putra membuat dia gelap mata dan memaksa Pak Yanken untuk mengambil tindakan yang tegas terhadap Jerry.

Pak Yanken tidak mempunyai pilihan lain dan terpaksa harus memanggil Jerry ke kantor untuk memberikan hukuman kepadanya.

Namun sebelum dia bangkit dari kursinya, Mendadak ponsel Tuan Paul berdering.

Tuan Paul segera mencegah pak Yanken yang akan berdiri.

"Sebentar Pak Yanken, kita akan menghukum anak itu. Tapi sebelum itu saya harus menjawab panggilan ini terlebih dahulu."

Kata Tuan Paul segera menjawab panggilan telepon itu.

"Hallo Tuan Barry, ada apa anda menelepon saya sepagi ini? apakah anda memiliki sesuatu yang harus saya kerjakan?"

Kata Tuan Paul begitu panggilan itu di jawab.

"Paul, apakah anda tidak memiliki pekerjaan lain? Untuk apa anda datang ke Golden university pagi-pagi buta begini?"

Kata suara di seberang telepon yang disebut Tuan Barry oleh Paul.

"Ba... bagaimana anda bisa tau bahwa saya sedang berada di Golden University pagi ini Tuan?"

Tanya Tuan Paul tergagap sambil mengerutkan alisnya.

"Paul, berhenti lah mengurus urusan anak-anak muda. Nasehat ku, Jangan terlalu memanjakan Anton. Kau tidak tau siapa anak muda yang di provokasi oleh Anton. Jika dia marah, maka bukan hanya Anton yang akan menderita. Bahkan kau juga akan kehilangan pekerjaan mu dan akan bangkrut kurang dari lima menit. Apa kau mengerti maksudku?"

Kata Tuan Barry memberi peringatan keras kepala Tuan Paul.

"A.. apa maksud Tuan Barry?

Apakah anda mengenal pemuda yang telah memukul anak saya?"

Tanya Tuan Paul agak tergagap.

"Kau akan tau jika sudah waktunya. Namun untuk saat ini jangan bertindak bodoh untuk mencari tau siapa pemuda itu.

Aku katakan padamu bahwa jangankan kamu, Aku sendiri pun tidak akan berani untuk tidak membungkuk dihadapannya. Ingat Paul, segera kembali ke Hillstreet dan lakukan pekerjaan mu dengan baik. Jangan berusaha mencari tau siapa pemuda itu jika kau tidak ingin menyesal."

Ancam Tuan Barry.

"Baik Tuan Barry. Saya mengerti dan tidak akan memperpanjang lagi masalah ini.

Saya akan mengikuti instruksi dari anda dan akan segera kembali ke Hillstreet untuk melakukan pekerjaan saya."

Kata Tuan Paul segera menutup panggilan.

Yanken yang melihat perubahan pada wajah Tuan Paul hanya bisa menatapnya dengan ekspresi kebingungan. Dia tidak tahan untuk tidak bertanya atas perubahan wajah Tuan Paul ini. Maka dengan wajah dibalut keheranan Pak Yanken segera bertanya,

"Tuan Paul, ada apa? Siapa yang menelepon anda."

"Oh... itu... Eh tid.. tidak"

Kata Tuan Paul tergagap.

"Pak Yanken, saya harus segera kembali ke Hillstreet."

Kata Tuan Paul lagi sambil buru-buru berdiri dan akan meninggalkan ruangan Rektor itu.

Pak Yanken sempat sangat kebingungan melihat perubahan sikap Tuan Paul ini.

"Mengapa dia berubah secara mendadak? Apakah Tuan Paul ini salah meminum obat?

Atau kah ada berita mendadak yang datang dari perusahaan nya?"

Pikir Pak Yanken dalam hati.

"Tuan Paul, bagaimana dengan masalah Anton dan anak muda itu?"

Tanya Pak Yanken bertanya sekaligus ingin mencari jawaban dari Tuan Paul.

"Lupakan.! Lupakan tentang masalah itu.

Anak itu sama sekali tidak bisa di provokasi oleh kita. Kau Tau bahwa Tuan Barry selaku Presiden Smith Group pun tidak berani untuk tidak membungkuk dihadapan anak itu.

Pak Yanken, Jangan katakan apa pun kepada anak itu tentang kunjunganku ke kampus ini. Kau juga jangan bertindak gegabah untuk mencari tau tentang identitasnya. Berbicara lah yang baik-baik tentang diriku kepadanya!.

Aku akan pergi dulu. selamat pagi."

Kata Tuan Paul dengan tergesa-gesa menuju pintu dan hilang setelah dia berbelok ke samping.

Pak Yanken tergagu seperti orang bodoh melihat tingkah Tuan Paul barusan.

"Mengapa dia sangat takut kepada Jerry setelah menerima panggilan dari Presiden Barry? Apa sebenarnya yang dikatakan oleh Tuan Barry di teleoon? Apakah ini tidak berlebihan bahwa Tuan Barry pun takut kepada Jerry.

Aku kenal betul siapa Jerry ini. Dia adalah mahasiswa termiskin di kampus ini. Dia bisa melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi pun karena mendapatkan Bea siswa dan atas persetujuan dari dewan kampus, maka dewan telah memberikan bantuan subsidi untuk menopang biaya pendidikan nya."

Pasti ada yang tidak beres"

Pikir Pak Yanken dalam hati.

Dia ingin mencari tau siapa Jerry ini sebenarnya. Namun dia segera mengurungkan niatnya karena sebelumnya sudah diperingatkan oleh Tuan Paul.

Jadi, Pak Yanken hanya bisa menurut saja walau hatinya saat ini sangat penasaran.

Di luar ruangan Rektor, Anton yang berdiri disamping mobil ayahnya tidak sabar menantikan hukuman apa yang akan di jatuhkan kepada Jerry karena telah menampar nya.

Dia mulai membayangkan bagaimana Jerry akan di keluarkan dari kampus ini dan akan menjadi bahan tertawaan oleh mahasiswa lain.

Itu pasti sebuah tontonan yang sangat menarik. fikirnya sambil tersenyum jahat.

Tidak berapa lama setelah itu Anton melihat ayahnya yang berjalan tergesa-gesa menghampiri mobilnya yang di parkir bersebelahan dengan mobil Anton.

Anton yang melihat ayahnya berjalan dengan tergesa-gesa segera menghampiri dan bertanya.

"Bagaimana ayah? Apakah pak Rektor akan memberikan hukuman kepada Jerry?

hmmm... Pasti dia akan segera dikeluarkan dari kampus ini."

Kata Anton sangat antusias.

Namun yang tidak dia duga adalah Tuan Paul bukannya mengatakan akan menghukum Jerry. Dia bahkan di bentak oleh Tuan Paul.

"Tutup mulutmu Anton!. Kau tidak tau siapa yang sedang kau provokasi. Ingat!!! Jangan membuat masalah lagi dengan anak itu jika kau masih ingin menikmati kehidupan sebagai anak orang yang berada."

Anton yang tidak menyangka akan di hardik sedemikian oleh Ayahnya hanya bisa terbengong-bengong.

"Ayah, Apa maksud semua ini?

Apakah ayah mengatakan bahwa aku tidak boleh berurusan dengan anak miskin yang sengsara seperti Jerry itu. Dia tidak lebih hanya sebagai perusak pemandangan di kampus ini. Apa yang perlu ditakutkan dari kucing kurap itu?"

"plak!!!"

Sebuah tamparan mendarat dengan sangat manis ke pipi Anton membuat pipi yang kemarin belum sembuh karena ditampar oleh Jerry menjadi semakin bengkak dan memerah.

"Sekali lagi kau berkata begitu, Maka aku akan membun*uh mu sekarang juga. Apa susahnya bagimu untuk menuruti kata-kataku?

Apa karena aku terlalu memanjakan mu sehingga membuat otak mu taunya hanya manja, egois dan menindas orang lain?

Dasar badut manja. Ikuti saja perintah ku dan jangan bertingkah macam-macam lagi terhadap anak itu."

Bentak Tuan Paul dengan keras. Setelah itu dia masuk ke mobilnya dan segera melaju dengan cepat meninggalkan University itu.

Bersambung...

1
Heny Yulifitria
pinjol
Alexander M
lanjut
Alexander M
bagus
Alexander M
good good good
Alexander M
mantap
Alexander M
good story, old story who ever i was reading for Ling time ago
Zerro BTL
👌
Achmad
lumayan
Achmad
mantab thor
Tiur Lina
di dunia nyata juga sering terjadi seperti itu.. orang miskin di pandang sebelah mata.
Rhyan Banderas
Luar biasa
Rhyan Banderas
inilah moment yang para reader tunggu 🤩
Rhyan Banderas
Luar biasa
Rhyan Banderas
kereeenn...
mars
bner bgt udh di bayangin aja masing2
mars
Luar biasa
mars
g suka karakter via nih,labil bener kaya aq,ternyata mwnyebalkan ya🤭
mars
keren lah
mars
sebeng menyebeng apa ya🤔
mars
dasar preman,untung g salah berpihak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!