seorang gadis 18 tahun bernama Kanaya Nadhira harus menerima perlakuan kasar dan semena-mena dari ibu dan adik tirinya.semenjak ayahnya meninggal sikap ibu tirinya berubah.dia di perlakukan layaknya seorang pembantu.namun,siapa sangka ibu dan adik tirinya,menjual Kanaya kepada seorang muncikari dengan harga mahal!
Kanaya di pertemukan dengan seorang pria dewasa yang sedang mencari wanita, untuk melayani anaknya yang mengalami orientasi seksual atau gay.dia seorang pengusaha terkenal. meminta Kanaya untuk bersedia menikah dengan anaknya,berharap Kanaya dapat merubah sikap anaknya seperti semula.dengan mengancam sehingga Kanaya terpaksa bersedia di nikahkan dengan anaknya.
mampukah Kanaya merubah jalan hidup suaminya? rahasia apa yang di sembunyikan suami Kanaya, sehingga dia berubah menjadi gay? penuh dengan ketegangan dan konflik romantis, ikuti kisah Kanaya di dalam cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Kanaya melangkahkan kakinya dengan cepat, sampai akhirnya dia pun tiba di kelasnya.dapat dia lihat jika semua murid sudah berada di dalam kelas,kecuali dirinya dan keivano.
"Kenapa baru datang," tanya fiona, saat kanaya berjalan ke arahnya.
"Aku dari toilet."
"Lo nggak apa-apa?" Fiona menatap curiga pada kanaya,yang terlihat sedih.
Galleo pun yang berada di samping kanaya,ikut memperhatikan kanaya.
"Aku baik-baik saja,terima kasih karena sudah mengkhawatirkan ku." Dia menutupi kesedihan di hatinya, dengan menerbitkan senyuman.
Fiona pun mengangguk paham.tak berselang lama keivano pun masuk ke kelas,dengan muka datarnya.tanpa sedikit pun melihat ke arah kanaya begitu pun sebaliknya,kanaya pun enggan untuk melihat keivano.
Dalam diam,galleo mengamati sikap kanaya, dia merasa ada sesuatu yang janggal di antara mereka.
Seorang guru pun masuk,dan segera memulai pembelajarannya.para siswa pun mengikuti pelajaran dengan tenang, walaupun sesekali gerry selalu berisik.
Kanaya merasa tak bisa konsentrasi, perkataan keivano terngiang-ngiang di telinganya.kepalanya merasa pusing memikirkan semuanya.
Galleo yang duduk di samping Kanaya dapat melihat keresahan, pada teman sebangkunya itu.
Satu jam berlalu,kini pelajaran kedua pun di mulai.tampak seorang guru wanita paruh baya,memasuki ruang kelas IPA.
"Anak-anak untuk hari ini,kerjakan soal di halaman lima puluh lima,ibu dan bapak guru sedang mengadakan rapat, jadi kerjakan soal dan ibu minta tetap tenang jangan berisik,terutama kamu, gerry."
Guru wanita itu pun memberi pengumuman sekaligus peringatan, kepada seluruh murid kelas IPA.guru pun segera pergi keluar kelas.
"Ah... akhirnya jam kosong juga." Fiona menghela nafas kasar, membalikkan badan ke belakang.
"Nay, lo habis pulang sekolah ada acara nggak?" Fiona menatap Kanaya yang sedang mengerjakan soal.
"Emang kenapa, fiona?"
Fiona mendengus kesal,karena Kanaya sama sekali tidak meliriknya.
"ish...lo kalau lagi ngomong lihat ke gue!" gerutu fiona kesal.
Mendengar ucapan fiona yang menggerutu,membuat mata Kanaya sekilas melirik galleo,yang nampak sedang menundukkan kepala.
Fiona adalah orang ketiga yang memintanya jika berbicara jangan menundukkan kepala.seketika dirinya beralih menatap ke arah bangku keivano.
Pandangan mereka bertemu kembali,terlihat jika keivano juga tengah memperhatikan dirinya dari jauh.dengan cepat dia membuang pandangan, dengan kembali menatap fiona yang berada di depannya.
"Gimana,lo mau kan jalan sama gue dan Olivia?"
Kanaya tampak berpikir,tidak ingin mengecewakan temannya, dia pun mengangguk setuju.
Fiona tersenyum senang. "Ok kalau begitu nanti, pulang sekolah lo pulang bareng sama gue, gimana?"
Kanaya menganggukkan kepala sebagai jawaban.mungkin dirinya butuh waktu bersama teman-temannya. sejenak dia ingin melupakan persoalan tentang keivano.
Jam istirahat pun tiba, semua murid berhamburan pergi ke kantin,untuk mengisi perutnya yang lapar.
Kanaya pergi bersama kedua temannya ke kantin.memilih meja yang berada di pojok karena menurut mereka lebih nyaman.
Di saat sedang menikmati makanan,seseorang datang menghampiri meja mereka.
"Kita boleh duduk di sini, nggak?" Gerry tersenyum kearah Kanaya, meminta izin.
Fiona yang melihat gerry di hadapannya, memutar bola mata malas.
"Masih banyak tuh bangku kosong.kenapa juga harus di sini!" ucap fiona ketus.
"Ya, elah gitu amat.perkara meja aja,ribet lo." Tanpa memperdulikan tatapan tajam fiona, gerry duduk di sebelah Kanaya, yang sedang memakan bakso.
"Heh, ngapain lo duduk di sebelah temen gue!" teriak fiona tidak terima.
Semua para murid yang berada di kantin melihat ke meja Kanaya dan temannya.Kanaya pun merasa tidak enak hati,karena menjadi pusat perhatian seluruh siswa.
"Nggak apa-apa fi, biarkan mereka duduk di sini.lagian meja lain sudah penuh, " ucap kanaya Menengahi.
Fiona menghela nafas kasar,melihat sikap kanaya yang terlalu baik.
"Ya, udah terserah lo!"
Gerry tersenyum penuh kemenangan.dia dan teman-temannya pun duduk bersama di sana.
Dari arah pintu kantin, terlihat giselle dan antek-anteknya menatap tak suka ke arah kanaya dan teman-temannya yang bisa dekat dengan para most wanted sekolahnya.
"Gue nggak terima cewek cupu itu dekat sama mereka,seharusnya gue yang berada di sana.gue nggak akan biarin dia merebut posisi yang seharusnya buat gue!"
"Lo bener gis, kita nggak bisa biarin tuh cewek cupu berkuasa di sekolah ini.apalagi kayanya gerry sama yang lain suka banget sama si cupu." Lusi pun memanasi giselle,yang sedang kesal pada kanaya.
"Kayanya, kita harus merencanakan sesuatu lagi, agar si cupu jera deh," ucap mira,yang sama-sama tidak suka melihat kanaya dekat dengan anak-anak most wanted itu.
Giselle tersenyum miring,saat terlintas dipikirannya rencana buruk, yang akan dia lakukan pada kanaya.
"Ok guys,ikut gue!" perintah giselle kepada teman-temannya.
Lusi dan mira pun mengikuti langkah giselle yang meninggalkan kantin.
Di dalam kantin tepatnya di meja kanaya, suasana menjadi riuh.saat gerry meminta nomor ponsel kanaya.
"Jangan nay,lo harus tahu si gerry itu playboy cap kadal.palingan dia modus doang!" seru fiona, melarang kanaya memberikan nomornya.
"Lo jangan sembarangan,gini-gini gue tuh cowok setia! " seru gerry tidak mau kalah.
"Setiap tikungan ada!" Olivia yang sudah jengah ikut menimpali.
"Ha... Ha... Ha!" semua teman gerry menertawakannya.
Galleo hanya menggelengkan kepala melihat tingkah random semua orang yang berada di hadapannya ini.matanya menatap kanaya yang tengah memperhatikan seseorang di meja seberang.
Galleo melihat keivano yang duduk bersama Julian,sama-sama menatap ke arah kanaya.
"Hm!" Galleo berdehem keras.kanaya pun tersentak,mengalihkan pandangan kepada galleo yang menatapnya sekilas.
"Kenapa lo?kalo haus minum!" seru Farrel yang berada di samping galleo.
Galleo tak menjawab pertanyaan Farrel.dirinya hanya menyandarkan punggung di kursi,memandang kanaya yang salah tingkah.
Bel masuk pun berbunyi,kanaya dan yang lainnya menyudahi makannya dan segera kembali ke kelas.
Saat kanaya sedang berjalan di koridor sekolah bersama temannya, seorang siswi menghampiri nya.
"Kanaya,lo di panggil guru!"
Fiona dan Olivia saling pandang. "Guru siapa? emangnya ada apa?"
"Gue hanya di suruh buat ngasih tahu, kalau alasannya mau apa gue juga nggak tahu,kalo nggak percaya, kalian bisa ikut bersama kami kesana!" Siswi itu berusaha meyakinkan Kanaya dan temannya.
"Ya udah aku akan ke sana.kalian duluan saja ke kelas." putus kanaya,meninggalkan fiona dan Olivia yang sebenarnya merasakan ada sesuatu yang janggal.
Kanaya berjalan berdampingan.tanpa dia ketahui siswi itu tersenyum miring seakan puas telah berhasil membujuk dirinya,untuk ikut bersamanya.
Kanaya mengernyitkan dahi, saat melihat tempat yang di maksud bukan ruang guru,melainkan seperti gudang tua yang sudah tidak terpakai.
"Apa kamu tidak salah tempat?" tanya Kanaya memastikan.
"Tidak! ayo masuk!" seru siswi itu membuka pintu gudang tua itu.
Dengan ragu kanaya melangkahkan kaki, baru saja selangkah, tiba-tiba tubuhnya di dorong kuat dari belakang.
"Aaaa!" teriak kanaya yang tersungkur.
Dia dapat melihat jika siswi tadi tersenyum penuh arti padanya.kanaya pun cepat berdiri dan menghampiri pintu, namun dengan cepat pintu di tutup dan di kunci dari luar oleh siswi tadi.
"Buka! tolong buka pintunya!" teriak kanaya menggedor pintu, namun tak ada jawaban dari luar.
Kini kanaya sadar jika dirinya sedang di jebak.melihat ke sekeliling gudang yang gelap dan berdebu membuat kanaya menangis ketakutan.
"Tolong...tolong aku.... " lirih kanaya.
Ukuran kandungan tak biasa??, apa Kanaya hamil janin kembar, wahhh surprise donk bagi semuanya.. semoga yaa..seneng kalau kembar