NovelToon NovelToon
My Posesif Husband

My Posesif Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest
Popularitas:17.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Season 2 'Married With Ketos'

Menjalani hubungan jarak jauh itu susah dijalani bagi sebagian orang yang tidak kuat menahan rindu. Seperti kata Dylan, rindu itu berat dan..

Begitu juga yang sedang dijalani oleh pasangan muda Alsava dan Gerald. Ibarat kata baru diajak terbang tinggi kemudian harus terhempas pada sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa salah satu dari mereka harus mengejar cita-cita dan impian.


Lalu bagaimana pertemuan mereka setelah lama terpisah? masih samakah hati yang dulu dirasa?

Jawabannya ada di kisah cinta mereka yang baru ya gaes 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Pemiliknya

Aku percaya akan ada senyum setelah tangis

Aku percaya akan ada pelangi setelah hujan

Dan...aku percaya akan ada bahagia setelah hadirmu

Terimakasih suamiku Gerald, hadirmu memberi warna indah dalam hidupku

Jika..kamu pernah mengatakan aku adalah hadiah terindah yang Tuhan beri untuk hidupm**u

Maka...kamu adalah jantung disetiap detak-ku

S**elamat sebentar lagi kita akan menjadi orang tua

Alsa tersenyum setelah menuliskan beberapa bait kata untuk menggambarkan perasaannya terhadap Gerald. Lalu menaruh secarik kertas ke dalam sebuah kotak yang sudah dia siapkan untuk memberi kejutan.

"Aku bahagia punya kamu," gumamnya dengan senyum manis di wajah cantiknya, tidak luput tangannya juga mengelus perutnya yang masih terlihat rata.

"Hai baby," lirihnya dengan senyum manis.

Alsa mulai menyiapkan kotak untuk memberi kejutan Gerald nanti. Niatnya setelah Gerald pulang nanti Alsa akan langsung memberi kejutan jika dirinya benar-benar hamil. Dan Alsa sudah siap untuk menjadi seorang ibu. Tetapi seketika dirinya teringat dengan benda kecil yang tadi siang dia pakai untuk memperjelas hasil kehamilannya.

Deg

"Gue lupa," gumamnya berlari kecil ke bawah.

Sampai di bawah. Alsa bingung untuk mencari tespek yang sudah dia gunakan tadi. Bahkan di sofa depan tv juga tidak terlihat benda kecil itu.

Gisah mulai dia rasa, tetapi Alsa masih berusaha untuk mencari benda kecil tersebut. "Lagian Icha beli cuma satu aja gimana sih!" kesal Alsa yang tanpa sadar malah menyalahkan Icha.

"Cari apa nak?" Bunda Nimas datang dari arah dapur.

Alsa menoleh. "Bunda lihat tespek Al di sini nggak?" tanya Alsa semakin gelisah.

Bunda Nimas sudah diberitahu Alsa tadi siang. Rasa bahagia yang semakin dalam beliau rasa ketika tahu Alsa yang sudah mau memberi cucu untuknya dengan ikhlas.

"Coba kamu tanya Gerlad aja nak," suruh Bunda Nimas membuat Alsa buru-buru menggeleng.

"No Bunda. Al mau kasih surprise buat Kak Gerald," jelasnya dan diangguki oleh Bunda Nimas.

"Kalau gitu kamu tenang aja. Bunda biar bantu cari ya?" Bunda Nimas tersenyum seraya menepuk pelan lengan Alsa.

"Oke Bund." Alsa mengangguk dengan langkah kembali menuju ke kamarnya.

Sampai di kamar. Dia duduk di sisi ranjang, mencoba mengingat-ingat tadi sebelum terbangun dan sudah berada di kamar karena Gerald yang memindahnya.

"Sial. Kacau kalau kayak gini." Alsa mulai mengetik pesan yang akan dia kirimkan kepada kedua sahabatnya. Tetapi niatnya dia urungkan.

"Huh," terdengar helaan napas darinya.

Lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tatapan matanya lurus ke atas, menatap langit-langit kamarnya. Mengingat perjalanan hidupnya membuat Alsa tersenyum. Banyak yang sudah dia lalui bersama Gerald untuk bisa sampai saat ini.

Dari ketika mereka saling membenci satu sama lain, mencoba membuka hati untuk hidup yang lebih bahagia, lalu dipisahkan setelah saling mencinta, dan kini kembali dipertemukan dengan cara yang luar biasa. Bahkan Tuhan mengirim malaikat kecil di tengah hidup mereka, sebagai perekat hubungan agar semakin saling memiliki.

"Sudah sejauh ini ternyata." Alsa tersenyum tipis.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan dari balik pintu membuat Alsa bangkit. "Ya. Siapa?" teriak Alsa.

"Bibi non Al," jawabnya dari luar pintu.

"Masuk Bi!" seru Alsa mempersilahkan untuk asisten rumah tangganya masuk.

"Non Al cari ini?" tanya-nya membuat Alsa mengamati benda kecil yang sedang dipegang oleh asisten rumah tangganya itu.

"Bibi nemu dimana?" tanya Alsa penasaran.

"Di bawah sofa non, tadi bibi sudah ketuk beberapa kali kamar non, tapi sepertinya non Al nggak denger, jadi saya simpan dulu saja," jelasnya dan diangguki oleh Alsa.

Alsa tahu jika tadi asisten rumah tangganya datang disaat waktu yang tidak tepat. Disaat Gerald tadi sedang meminta haknya.

"Makasih bi," ucap Alsa dan diangguki oleh asisten rumah tangga tersebut seraya pamit untuk keluar.

Senyum Alsa kembali mengembang melihat hasil tespek yang sudah berada di tangannya. Lalu memasukan tespek tersebut ke dalam kotak yang tadi sudah dia siapkan untuk kejutan Gerald.

Ekor matanya melirik ke arah jam yang berada di dinding. Masih jam 9 malam sekarang. Gerald biasanya sampai jam 10 malam dari cafe. Setelah pertempuran tadi, Gerald tidak istirahat terlebih dahulu seperti Alsa. Tetapi langsung membersihkan diri dan menuju cafenya. Ada sesuatu yang harus dia cek sendiri.

"Udah nggak sabar gue," gumamnya dengan senyum yang tidak luntur di wajahnya.

Tidak lama getaran ponselnya membuat fokus Alsa teralihkan. Kia yang mencoba untuk menghubunginya.

*Hallo Ki

(..)

Kia lo kenapa?

(..)

Gue ke situ*

Tut

Sambungan telepon terputus. Alsa masih terdiam beberapa saat, seakan apa yang baru saja didengar olehnya tidaklah nyata. Wajah bingung Alsa menandakan jika dia tidak percaya mendengar suara tangis Kia barusan. Ini untuk yang pertama kali setelah Alsa melihat tangis Kia ketika kesalah pahaman dengan Maminya dulu, dan itu karena mantan pacarnya Roni.

Alsa menyambar jaketnya yang berada di dalam lemari. Lalu mengambil kunci mobil yang berada tidak jauh dari tempat tidurnya.

Tap

Tap

Tap

Langkah Alsa terburu menuruni anak tangga. Sampai di tangga terakhir Alsa baru sadar jika ada Mami-nya yang sedang mengobrol dengan Bunda Nimas. Alsa paham kenapa Bunda Nimas tidak memberitahunya tadi dengan kedatangan Mami Eva. Itu karena Alsa yang memang sedang menghindar dari orang tuanya untuk beberapa waktu.

"Alsa," panggil Mami Eva seraya berdiri.

"Bunda Al pamit ke rumah Kia sebentar ya?" pamit Alsa tanpa peduli dengan Mami Eva.

"Alsa!" teriak Mami Eva lagi. Tetapi tidak dihiraukan oleh Alsa.

Dia lebih memilih untuk keluar, menanggapi Mami Eva sama saja dengan membuat luka baru di hatinya. Untuk saat ini Alsa lebih memilih untuk masa bodoh. Ada Kia yang harus Alsa ketahui keadaannya.

Dengan kecepatan sedang Alsa melajukan mobilnya. "Baru ingat gue? huh...miris."

Lagi-lagi Alsa merasa perihatin dengan kehidupannya, jika menyangkut hubungan dengan kedua orang tuanya, Alsa memang tidak seberuntung teman-temannya.

Sampai akhirnya mobil Alsa terparkir di depan rumah Kia. Rumah besar itu tampak gelap dan sepi, hanya ada cahaya dari atas bangunan, dan itu kamar Kia.

Berkali-kali Alsa mencoba untuk menghubungi Kia untuk memberitahunya jika dirinya sudah berada di depan rumah. Tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Sampai akhirnya Alsa memutuskan untuk keluar dari dalam mobil. Masuk lewat gerbang yang juga tidak dikunci.

"Aneh," pikir Alsa.

Pasalnya semua lampu sudah dalam keadaan padam. Hanya lampu dari kamar Kia yang masih terlihat terang. Tetapi gerbang depan rumah juga dibiarkan begitu saja.

Langkah Alsa semakin maju dimana letak pintu depan berada. Dan...

Ceklek

Pintu depan rumah Kia juga tidak dikunci. Alsa semakin merasa aneh dengan kejanggalan yang ada. Tanpa rasa takut sedikitpun, Alsa masuk ke dalam rumah besar yang gelap itu. Hanya ditemani cahaya dari ponselnya.

"Fix, kalau Kia ngerjain gue, gue bakal murka banget," gumam Alsa seraya naik ke atas tangga.

Ada perasaan was-was sebenarnya. Tetapi semua dia singkirkan karena rasa penasaran yang teramat tinggi dengan keadaan Kia.

Tok

Tok

Tok

"Ki!" Alsa memanggil Kia dari luar pintu.

"Kia..! gue di depan kamar lo!" serunya lagi.

Tidak ada jawaban membuat Alsa memilih untuk langsung masuk ke dalam. Terlihat kamar Kia yang begitu berantakan, padahal Kia sama seperti dirinya, suka akan sesuatu yang bersih dan rapih. Alsa terus menyusuri kamar Kiana dengan rasa penasaran yang tinggi.

Sampai akhirnya langkah Alsa terhenti kala mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Semakin Alsa mendekat semakin terdengar jelas suara gemericik air tersebut. Tetapi bukan hanya suara air, ada suara isak tangis dari dalam. Tidak mau menunggu lama Alsa langsung membuka pintu kamar mandi. Dan terlihat Kia yang sedang terduduk dengan tubuh basah kuyup karena air.

Anehnya, Kia membasahi tubuhnya dengan baju yang masih dia kenakan. Alsa terkejut bukan main, masih belum terpikir ke hal-hal yang terlampau jauh.

"Kia!" seru Alsa mendekat ke arah Kia.

Kia mendongak. Dengan air mata dan air sower yang tercampur. Tatapan matanya penuh akan ketidakberdayaan.

"Bangun." Alsa mencoba untuk membantu Kia berdiri.

Tetapi suara Kia membuat tubuh Alsa seketika menegang.

"Gu-gue kotor Al," lirihnya.

Deg

Alsa terdiam. Tubuhnya gemetar hebat mendengar pengakuan Kia barusan. Memang tidak begitu jelas, tetapi Alsa paham apa yang Kia maksudkan.

Dengan lekat Alsa menatap Kia yang sedang menatapnya iba. Lalu memejamkan matanya sejenak. Berharap apa yang sedang terjadi dan apa yang baru saja didengar olehnya itu bukanlah nyata.

"Gue lagi mimpi kan Ki? ini nggak nyata kan? ini lo di mimpi gue kan Ki?" tanya Alsa dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

Kia benar-benar terlihat kacau sekarang.

Kia kembali meneteskan air matanya, lalu menggeleng lemah. "Gu-gue."

Dengan cepat Alsa memeluk tubuh basah Kia. Hatinya hancur mendengar apa yang baru saja Kia katakan. Alsa merasa sesak dalam hatinya. Tetapi ada harapan kecil dalam hatinya, semoga ini bukanlah nyata, dan ini benar-benar terjadi dalam mimpinya.

Pukul setengah 11 malam. Alsa membelai rambut Kia yang tergerai bebas. Kia sudah terlelap tidur, sementara Alsa merasa dunianya ikut hancur melihat wajah damai Kia saat ini.

"Kenapa begini?" lirihnya lemah.

Ting

Sebuah pesan masuk dari Gerald. Alsa melirik Kia sekilas sebelum memutuskan untuk membuka pesan yang Gerald kirimkan.

Hubby

Dimana?

Aku jemput ya?

Sayang

Alsa tersenyum membaca pesan yang Gerald kirimkan, jemarinya menari indah di layar ponselnya.

Di rumah Kia

Malam ini tidur sendiri ya?

Setelah membalas pesan Gerald, Alsa menaruh ponselnya di atas nakas. Lalu kembali menatap Kia yang masih memejamkan matanya. Sebelum akhirnya Alsa memutuskan untuk berbaring di sebelah Kia.

Tadi setelah kejadian di kamar mandi. Alsa langsung membawa Kia untuk berganti baju. Bahkan Kia tidak lagi mengucapkan sepatah katapun selain pengungkapannya tadi yang terkesan ambigu tetapi juga sangat jelas bagi Alsa.

"Gue ada buat lo Ki," ucap Alsa menatap Kia lekat.

Sampai tanpa sengaja, pandangan Alsa menatap ke bawah jendela kamar, dimana di sana tergeletak sebuah topi warna hitam.

Alsa kembali beranjak. Mengambil topi yang cukup menarik perhatian untuknya.

"Siapa?" lirih Alsa semakin penasaran.

"Euh....lo jahat ."

Deg

Alsa terkejut mendengar Kia yang tertidur sampai mengigau.

"Lo jahat," rintih Kia lagi membuat Alsa buru-buru menghampirinya.

"Ki! Kia...are you okay?" tanya Alsa khawatir.

Mata Kia terbuka. Menatap Alsa dengan sendu, sebelum akhirnya setetes air mata kembali terjatuh di wajah cantiknya. Buru-buru Alsa memeluk Kia untuk menenangkannya.

"It's okay Ki, gue di sini." Alsa mencoba untuk menenangkan Kia.

Meski sebenarnya jauh di lubuk hatinya merasa sakit. Kia yang biasanya berwajah cuek dan pemberani akan tergantikan dengan Kiana yang mungkin beberapa hari ke depan terlihat berbeda, murung.

Pagi harinya. Alsa dikejutkan dengan Kia yang sudah tidak berada di sampingnya. Secarik kertas yang Kia sengaja tulis untuknya membuat Alsa menghela napas berat.

Gue pergi ke jogja, jangan khawatir.

Sengaja nggak bangunin lo karena nggak tega sama calon ponakan yang masih nyenyak tidur di dalam perut. Baik-baik ya.. salam buat Icha.

"Kia," lirih Alsa memejamkan matanya.

"Gimana kalau lo juga-?"

Alsa tidak berani meneruskan kata-katanya. Mengingat itu malah membuat pilu di hatinya semakin terasa.

Sebenarnya Alsa berada di pilihan yang berat. Antara ingin memberitahu kejadian yang menimpa Kia kepada orang tua Kiana. Atau membiarkan dulu sampai Kia yang bercerita sendiri nantinya. Alsa tidak ingin membuat Kia semakin banyak pikiran. Karena Alsa paham pukulan terbesar dalam hidup Kia ialah saat ini. Dimana sudah tidak ada lagi yang harus dia banggakan sebagai seorang wanita yang belum bersuami. Tetapi mengingat topi tadi malam membuat Alsa ingin mencari tahu siapa orang yang sudah menghancurkan masa depan Kia.

_______

Mobil Alsa terparkir di depan rumah. Melihat Gerald yang sudah menunggu di depan pintu membuat kepala Alsa menggeleng dengan pelan.

"Morning sayang," sapa Gerald membuat Alsa mengulum senyum. Gerald sangat lebay bin alay menurut Alsa.

"Baru ditinggal semalam udah lebay gini." Alsa menatap Gerald yang sedang menaikan sebelah alisnya.

"Bisa bedain nggak romantis sama lebay?" tanya Gerald membuat Alsa berekspresi seakan sedang berpikir. Sebelum akhirnya menggeleng sebagai jawaban.

"Okay, biar aku kasih tahu." Gerald bersiap, sementara Alsa menunggu apa yang ingin Gerald katakan. Tetapi..

Cup

Sebuah kecupan singkat yang Gerald berikan di bibir manis Alsa. "Itu yang namanya romantis," bisik Gerald membuat mata Alsa memicing.

Alsa pikir Gerald akan menjelaskan dengan kata-kata. Tetapi, Gerald malah langsung mempraktekannya.

"Ih...curang kamu Rald," kesal Alsa, tetapi dijawab Gerald dengan senyum manis seraya menarik pinggang Alsa dan menuntunnya masuk.

"Kenapa nginep di rumah Kia?"

Pertanyaan Gerald membuat Alsa terdiam beberapa saat. Untuk saat ini, Alsa tidak mungkin menceritakan kejadian yang menimpa Kia kepada Gerald. Kia juga belum bercerita secara terus terang dengannya. Alsa pahami, tidak akan mudah untuk Kia berterus terang, karena pasti luka dalam hatinya akan kembali terbuka setiap mengingat kejadian sial yang menimpanya.

Dan di depan Gerald sekarang Alsa tidak mungkin bersikap aneh karena masalah Kia. Apa lagi Gerald yang tidak tahu apa-apa. Alsa berusaha bersikap seperti biasanya.

"Oh...nemenin Kia sebelum berangkat ke jogja," jawab Alsa tidak sepenuhnya berbohong.

Bisa dikatakan Alsa memang menemani Kia sebelum keberangkatannya ke jogja.

Gerald mengangguk. Lalu kembali mengecup Alsa ketika mereka sampai di depan pintu kamar.

"Rald... nggak kuliah?" tanya Alsa dan dijawab Gerald dengan gelengan kepala.

Gerald kembali mencumbu Alsa lagi. "Sebagai ganti tadi malam," bisiknya seraya menggendong Alsa masuk ke dalam kamar.

Sampai di atas ranjang. Gerald membaringkan Alsa secara perlahan. Menatap Alsa dengan begitu lekat dari atas. Jika baru saja terpisah sampai beberapa jam. Gerald pasti akan langsung meminta haknya.

Keduanya saling beradu pandang, sampai Gerald kembali ingin mencium bibir Alsa, tetapi dengan sigap Alsa halau dengan telapak tangannya, alhasil Gerald hanya bisa mencium telapak tangan Alsa yang berada di tengah-tengah bibir mereka.

"Nggak kerja?" tanya Alsa lirih. Takut saja jika Gerald akan kesal karena pertanyaannya.

"I'm the owner baby."

Jlep

Pasrah sudah Alsa sekarang.

____

Jangan lupa kasih dukungannya

1
Ari Randz
Luar biasa
Ari Randz
akunya dah baper, ternyata LG ngayal /Facepalm//Facepalm/
Arnheta Vallerian
penasaran visualnya dong thor
Andriyati
buat apa,, anda sudah tidak di butuhkan
Andriyati
lagian aneh banget,, tinggal umumin kalau kalian sudah menikah,, idup kok di buat ribet
Andriyati
lagian ya saran dari icha itu selalu menjerumuskan kamu lo Al malah di ikuti,, aneh,, sahabat boleh tapi kalau saran ke arah yg gak baik jangan di ikuti
Uti Enzo
Luar biasa
Kayla Fadhil Nabil
ss
Kayla Fadhil Nabil
Saya
Uti Enzo
aku ikut bingung
ReynaL Rohiman
Luar biasa
Nona Aan Chayank
Yg herannya Papi Dion kaya gk ada harga dirinya banget, dapat istri jalang kaya si Eva ini, tapi kok bisa bertahan segitunya sampai mengabaikan Alsa yg anak kandungnya..
Yani Saja
Bagus
Asih Nurhayati
agak bingung ma alur nya loh
Nona Aan Chayank
Yang lucu itu Papi Dion..

kok segitu nya merawat anak hasil hubungan gelap mami Eva daripada Alsa yg anak kandung nya?
Lestary Tri
kerenn, ceritanya menarik . tdk membosan kan dan slalu candu di setiap part nya .
Kang cilok: Mampir juga kak ke “KAU DAN AKU, BERSAMA”😄
total 1 replies
Lestary Tri
huhhh . aku mampir lagi kak. gak bisa jauh" dr crita gerald dan alsa . entah lah cerita mereka terlalu canduu . sehat" kak . semangat buat karya yg bagus" lagi . slalu di tunggu . love kakak author .
Bahreil Ajah: pppppp
total 1 replies
Ahmadamrab Ahmadamran
jangan terima Alsa biarkan si Eva nyesal
Nur Laely
Luar biasa
Nur Laely
babang ganteung pulangg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!