TERJERAT NIKAH GANTUNG

Didalam mobilnya Atha.

Atha, masih terlihat kesal hingga, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Membuat Haniah terlihat ketakutan sehingga ia berteriak-teriak agar Atha menghentikan mobilnya.

"Kyaaaa! Bang Hafiz hentikan mobilnya! Aaah.. Hentikan bang, kamu sudah gilakah!" teriaknya Haniah, sembari ia memegang kuat pegang mobil yang ada di dekat pintu mobilnya.

Atha tak menghiraukan teriakan Haniah, ia terus-menerus melajukan mobilnya. Bahkan ia malah tersenyum sinis mendengar teriakkannya Haniah, yang wajahnya sudah terlihat pucat pasi.

"Kyaaaa! Hentikan Bang Hafiz, Ana mohon! Aaakh.." teriak Haniah, yang kini sudah mengeluarkan Air matanya. Namun tak terlihat oleh Atha, karena memang tertutupi oleh cadarnya. Hanya kain cadarmya saja yang terlihat sudah basah.

Atha, masih tidak memperdulikan jeritan istrinya, tapi untungnya mobil akhirnya melambat karena ternyata mereka telah sampai di rumah mereka. Haniah nampak bernafas lega, saat mobil memasuki pekarangan rumahnya.

"Alhamdulillah.." ucapnya lirih, namun masih terdengar oleh Atha, yang terlihat ia tak senang melihat kelegaan Haniah.

"Heh! Sekarang kamu bisa bernafas lega! Tapi nanti, gue akan membuat Lo tegang lebih dari ini! Sampai Lo akan menyesali karena telah menikah sama gue!" batin Atha, dengan tatapan yang begitu dingin pada Haniah yang terlihat masih menenangkan dirinya.

"Cepat Lo turun! Dan bersiaplah, karena kita mau ke kampung Lo!" ujar Atha, masih tatapan dingin pada Haniah. Mendengar kata kampungnya, Haniah mengerutkan keningnya.

"Kampung ana? Mau apa Abang kesana?" tanyanya terlihat penasaran.

"Bunda kamu sakit, cepatlah bersiap jangan banyak tanya lagi!" balas Atha, sembari ia turun dari mobilnya.

"Astaghfirullah, berati perasaan ana tidak enak karena Bunda sakitkah? Ya Allah, Ana harus segera pulang!" gumam Haniah, yang kemudian ia pun ikut bergegas turun. Dan kemudian ia berlari masuk, meninggalkan Atha, yang masih terlihat berjalan.

"Huh, dasar si buruk rupa bikin repot!" gumam Atha, saat Haniah melewatinya. "Haiis! Gmana cara gue ngomong sama Jennifer ya?" gumam Atha, sembari ia berjalan memasuki rumahnya, yang ternyata ia langsung di sambut oleh Jennifer.

"Beb, kok kamu bisa pulang sama dia sih? Satu mobil lagi! Kamu sudah mulai berani bermain dibelakang aku ya Beb?" tanya Jennifer saat melihat Atha yang baru saja masuk rumah.

"Honey, kamu jangan buruk sangka dong sama aku. Asal kamu tahu Honey, aku dapat tugas dari Papa, untuk mengantarkan si buruk rupa kerumah orang tuanya. Dan Papa mengancam aku, bila tidak mau mengantarnya kita disuruh pergi dari sini Honey," jelas Atha pada Istrinya.

"Papa kamu kok gitu sih Beb? Dia lebih mementingkan orang lain ketimbang anaknya sendiri! Seharusnya kamu protes dong beb, jangan diam saja!" ucap Jennifer, seperti menghasut suaminya agar ia mau melawan orang tuanya.

"Tidak bisa Honey, karena saat ini, Papa mengancam akan memberikan seluruh aset keluarga, pada si buruk rupa itu! Jadi untuk saat ini kita harus mengikuti keinginan Papa dulu, sampai dia merubah nama hak waris atas namaku baru kita bisa menyingkirkan gadis itu! Jadi kamu bersabarlah sedikit lagi Honey," jelas Atha, sembari ia mengelus pipinya Jennifer.

"Huh, ya sudah kalau begitu, aku ikut katamu saja Beb," balas Jennifer pasrah.

"Bagus, Sekarang siapkanlah baju untukku Beberapa setel, karena mungkin aku harus bermalam, dirumah orang tuannya si buruk rupa itu honey,"

"Apa! Kalau begitu aku harus ikut beb!"

"Tidak bisa Honey! Karena Papa sudah mengancam aku, bila kamu ikut, maka nama perusahaan akan menjadi milik si buruk rupa," jelas Atha, membuat Jennifer menjadi sangat kesal.

"Huh! Si buruk rupa lagi! Si buruk rupa lagi! Lama-lama aku semakin membencinya Beb ukh..!"

"Sabarlah Honey, ini tidak akan lama, Sekarang cepatlah kamu siapkan baju untukku, karena..." belum habis lagi habis perkataannya Atha, Headphonenya tiba-tiba berdering, membuat ia menghentikan perkataannya dan langsung mengambil benda pipihnya yang berada di kantong jasnya.

"Papa!" sentaknya, dan ia pun langsung mengangkatnya. "Halo Pah?" ucapnya setelah sambungannya terhubung.

"Sudah puas, kamu mengerjain Istri kamu hah?" kata Darma dari sebrang. Membuat Atha terlihat kaget setelah mendengar perkataan sang ayah.

"Eh apa maksud Papa?" tanyanya pura-pura tidak tahu.

"Kamu tidak usah menyangkal Atha! Papa akan selalu tahu apapun yang kamu lakukan terhadap Haniah! Jadi berhati-hatilah kamu! tuuut.." ucap Darma dan langsung memutuskan sambungannya.

"Apa maksudnya Papa kamu Beb?" tanya Jennifer yang ternyata ia ikut mendengar percakapan Atha dan Darma di telpon.

"Ternyata Papa sedang mengawasi kita, Honey" jelas Atha, dan saat bersamaan Haniah turun dari lantai dua dengan membawa sebuah koper. Dan ia terus berjalan tanpa menghiraukan pasangan suami istri tersebut.

"Hei mau kemana kamu! Tunggu aku, karena aku yang akan mengantar kamu!" ujar Atha ketus pada Haniah.

"Tidak usah Bang! Karena saya bisa pulang sendiri!" balas Haniah terdengar ketus juga.

"Hei! Kamu jangan ke ge'eran yaa! Aku mengantar kamu karena perintah dari Papa! Jadi jangan membantah gue!" tegas Atha. Mendengar Atha menyebutkan Papa akhirnya ia terdiam dan pasrah. Karena ia tak ingin mengecewakan Papa mertuanya. Dan akhirnya, mau tak mau ia pun pulang ke kampungnya bersama dengan Atha.

...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...

JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR TERUS YA Guys..🙏🥰 Bonusin author dengan VOTEnya Dong biar semangat nih. 😉 dan jangan lupa juga ya berikan LIKE, Hadiah serta komentarnya ya guys 😉.