"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua delapan
"Alhamdulilah,mbak alma nggak apa-apa kan, Mas?" tanya wanita paru baya tersebut, ia menghembuskan napas lega karena melihat alma pulang bersama lendra.
"Alhamdulilah nggak apa-apa, Bi, alma cuma harus istirahat dan makan yang teratur, tolong bantu dia jalan ke meja makan ya, Bi." Pinta lendra dengan sopan.
Bi mina mengangguk dan menuntun alma sampai ke meja makan, ia mendudukkan alma di salah satu kursi.
"Mbak alma, biar bibi ambilin ya makanannya, bibi sengaja masak semua ini buat mbak alma, biat mbak akma cepat sembuh." Ujar wanita paru tersebut, ia memperlakukan alma seperti putrinya sendiri.
Alma mengulas senyum, ia membiarkan bi minah mengambilkan nasi serta lauk pauk untuknya.
"Makasih ya, Bi. Bibi sendiri udah makan belum?" Alma bertanya sebelum menikmati makanannya.
"Sudah, Mbak, Bibi sudah makan tadi di belakang, sekarang bibi permisih beresin kerjaan lainya ya." Pamit bi minah, ia berjalan untuk kembali ke dapur.
Lendara juga ikut duduk di sampinh sang adik, mereka menikamati makan malam berdua karena aninda yang masih dinas dirumah sakit.
"Makan yang banyak, biar cepat sehat, nggak usah mikirin suamimu yang geblek itu," cetuk lendra sembari mneyuap isi piringnya sendiri.
"Iya, ini udah banyak kok," jawab alma, ia menyuap makanan satu sendok penuh hingga pipinya mengembung dan membuat lendra tersenyum karena adiknya terlihat menggemaskan.
Seperti anjuran aninda di rumah sakit tadi, usai makan, alma langsung minum obat dan beristirahat, ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan dari bu asri.
Sementara di rumahnya, yudi nampak gelisah, makanan di hadapannya hanha ia aduk-aduk tanpa di suap ke dalam mulut.
"Kamu kenapa sih, yud? bukannya makan malah dimainin begitu, emang masakan ibu nggak enak?" tanya bu asri dengan nada sinis, ia tau jika sang putra sedang memikirkan alma.
Yudi mendorong piring nya menjauh dan menghembuskan napas dengan kasar.
"Ya lagi milirin alma lah, Bu, mau mikirin apa lagi? Tadi mas lendra kelihatan marah sekali, aku takut kalau dja nggak akan ngizinin aku ketemu alma lagi." Keluh yudi dengan wajah lesu.
Bu asrii mendecakkan lidah karena dugaannya ternyata benar.
"Udah biarin aja, ibu udah nggak mau punya menantu gila begitu, taruma ibu hampir ditusuk sama dia!" ucap wanita paru baya tersebut dengan ketus, ia meletakkan sendok dan garpunya ke atas meja dengan kasar.
"Lahian apa sih, yud yang kamu harapin dari alma? dia udah sukit buat hamil, udah begini pula!" bu asri meletakkan jari telunjuknya di delan wajah dengan posisi miring.
"Kalau ibu jadi kamu, mending ceraikan dia dan cari istri baru yang sehat lahir dan batin!" lanjut bu asri.
"Bu, nggak segampang itu buat aku pisah sama alma, aku masih sangat mencintai alma."
"Mencintai wanita gila seperti dia nggak akan bikin kamh bagaia, yang ada ibu ikut ngenes dan lama-lama bisa mati karena dibunuh dama dia! terserah kalau kamu nggak mau denger apa kata ibu!" bu asri beranjak dari duduknya dan meninggalkan yudi untuk masuk ke dalam kamar.
Lelaki itu hanya bisa menyugar rambutnya dengan kasar duduk termenung seorang diri.
...****************...
Keesokan paginya, aninda pulang ke rumah saat alma masih terlelap, ia menuju ke kamarnya sendiri setelah sempat melihat keadaan alma, lendra juga masih terlelap di kamarnya.
Wanita cantik itu bergegas membersihkan diri dan berganti dengan pakaian rumahan. lalu membangunkan sanb suami untuk sarapan bersama.
"Mas, bangun," bisik aninda sembari menggoyangkan bahu sang suami dengan lembut.
Lendara membuka mata karena tidurnya terusik, ia mengulas senyum melihat kehadiran aninda.
"Kamu udah pulang, dek? aku kesiangan ya?" lendra mendudukan diri dan merengangkan otot-otot tubuhnya.
"Nggak apa-apa, hari ini kamu nggak usah ke caffe, klinik juga aku tutup, kita habisin waktu untuk ngobrol sama alma aja ya." Lendra langsung mengangguk setuju.
"Sekarang kamu mandi terus kita sarapan bareng ya, aku amu ke kamar alma buat bantuin bersihin lukanya dulu, biar nggak infeksi kayak kemarin." Aninda mengacak gemas rambut sang suami lalu beranjak untuk keluar dari kemarnya.
Wanita itu berjalan sembati membawa kotak obat, ia berpapasan dengan bi minah yang sedang mengelap meja di ruang tengah.
"Mbak, sarapan sudah siap," ucap wanita paru baya tersebut.
"Iya, Bi. Saya mau bangunin alma sama bersihin lukanya dulu, Bibi sendiri udah sarapan belum?" tanya aninda, ia memang tak pernah mengizinkan asisten rumah tangganya tersebut bekerja sebelum sarapan.
"Sudah dong, mbak. Saya kan selalu sarapan duluan," Jawab wanita paru baya tersebut.
Aninda mengangguk dan meneruskan tujuannya ke kamar alma, saat aninda masuk, ternyta alma baru saja bangun dan sedang terduduk di atas ranjang empuknya.
"Pagi, Al, mbak mau bantuin kamu bersihin lukanya, setelah itu kita sarapan bareng ya." Aninda mendekat dan ikut duduk di atas ranjang adik iparnya.
"Iya, mbak, Tapi aku cuci muka sama gosok gigi dulu ya, bau ini!" alma meringis, memamerkan deretan gigi yang rapi.
"Ya udah sana. mbak tungguin," tinta aninda.
Alma berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, lalau kembali keluar setelah selesai memberaihkan diri, dengan sigap, aninda segerah membersihkan luka alma, tak lupa untuk memberikan anti biotik.
"Nah, sudah selesai, aku cuci tanggan dulu, habis itu kita makan ya," ujar aninda.
Alma mengiyakan ucapan kakak iparnya, setelah berjalan beriringan untuk menuju ke meja makan, entah mengapa. perasaan alma terasa lebih baik setelah tinggal di rumah lendra.
Sesampainya di meja makan, ternyata lendra sudah menunggu.
"Ayo makan, habis iku aku mau ngobrol sama kamu, Al," ajak lendra dengan tatapan penuh arti.
Alma mengeyak di samping lendra, begitu juga dengan aninda, sehingga lelaki itu berada di tengah-tengah istri dan adiknya.
"Ngobrol sambil makan juga boleh, aku udah tau kok apa yang mas lendra mau obrolin, aku juga udah siap buat jawab semuanya." Tutur alma sembari mengambil nasi dan lauk untuk diri sendiri, sedangkan aninda mengambilkan makanan untuk lendra, baru kemudian mengambil untuk dirinya sendiri.
Mereka mulai menyuap isi piring masing-masing, lendra sudah tak bisa menahan rasa penasarannya kepeda sang adik.
"Al,aku mau tanya soal kemarin, apa benar kalau yudi mengantar kamu ke sini karena kamu mau membunuh ibu mertua kamu?." Tanya lendra memulai obrolan, aninda cukup terkejut mendengar pertanyaan itu karena ia sama sekali belum tahu apa-apa soal alma.
Alma membuang napas kasar."Iya, aku capek sama wanita iblis itu, kalian tahu, sebenarnya dia lah yang menyebabkan aku kehilangan calon anakku, lalu dengan rasa tak berdisa dia masih berbuat semena-mena setelah aku kembali ke rumah itu."
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭