Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 04 : Kekuatan Zhao Yang
"Ayah?!"
Wang Mo berteriak histeris setelah mendapatkan kembali kesadarannya. Dia berniat mendekat ke tubuh sang ayah tapi kelima tetua segera menghentikannya.
"Tetaplah di sini atau kau akan kehilangan nyawamu."
Tangan Wang Mo yang terkepal langsung melemah mendengar ucapan tetua pertama. Keringat dingin membasahi wajahnya, tanpa sadar dia melangkah mundur dengan ketakutan.
"A-ayah ...."
Dia tergagap. Meski pada saat ini kemarahan dan kebencian seolah berkumpul di kepalanya, tapi itu semua tak lebih besar dibandingkan dengan ketakutan dan kekhawatiran setelah melihat kekuatan Zhao Yang.
Tetua pertama meneguk ludah secara kasar, diam-diam dirinya mulai mengalirkan Qi ke telapak tangan untuk antisipasi jika Zhao Yang tiba-tiba menyerang.
"Apa kau berniat membunuh kami semua di sini?" Tentu saja ada rasa khawatir. Tetua pertama bertanya dengan hati-hati dan dengan nada suara yang rendah.
Zhao Yang hanya tertawa lirih karena pertanyaan itu sangat konyol untuk ditanyakan. Mereka seolah lupa dengan apa yang sudah mereka lakukan terhadap Keluarga Gu. Andai bukan karena tekanan yang mereka berikan selama beberapa tahun terakhir, Keluarga Gu tidak akan jatuh sampai titik seperti ini. Menjadi keluarga bangsawan kelas rendah, dan tak punya posisi yang begitu tinggi di antara kelompok kekuatan lainnya.
"Kakak! Apa kau ingin kami mengakhirinya?"
Udara dingin yang mencekat berhembus ke wajah tetua pertama. Dia meneguk ludah untuk kedua kalinya, dan memasang kuda-kuda bersiap menghadapi pertarungan.
"Lakukan."
Begitu singkat, padat dan jelas. Hao Ming langsung mengerti apa yang diinginkan kakaknya. Pria bertubuh gemuk itu melesat bersama empat orang lainnya untuk mengincar kelima tetua Klan Wang.
Walau kelima tetua berusaha melawan, tapi tekanan aura kekuatan yang terpancar dari tubuh Zhao Yang membatasi gerak mereka. Alhasil Hao Ming dan empat orang lainnya berhasil membunuh kelima tetua setelah membuat perut mereka berlubang.
"Tetua Pertama, Tetua Kedua!" Wang Mo berjalan mundur dengan keringat membasahi seluruh tubuhnya. Wajahnya pucat dan bibirnya tampak bergetar.
Sekarang di ruangan ini hanya ada dua orang di pihaknya. Namun Wang Mo tidak berpikir pria di sampingnya dapat membantu dalam situasinya.
"Tu-Tuan Muda, bagaimana ini ...." Pria berpakaian coklat itu bahkan lebih ketakutan dibandingkan dengan tuan mudanya. Sempat terbesit dalam benaknya untuk bertarung dengan kelompok berpakaian hitam ini. Tapi memikirkan patriark dan para tetua yang terbunuh membuat pria itu segera menghempas pemikirannya.
"Lari!"
Wang Mo tiba-tiba berkata dengan suara yang lirih dan langsung berlari keluar jendela tanpa menunggu pria setengah baya itu bereaksi. Melihat hal itu pria setengah baya juga berusaha kabur, tetapi reaksinya tidak cukup cepat dibandingkan dengan kecepatan Hao Ming yang datang dengan tinjunya.
Blam!
Tubuhnya menghantam dinding dengan keras. Matanya melotot, sementara mulutnya terbuka dengan darah mengalir terus-menerus.
"Kakak, dia melarikan diri." Dengan santai Hao Ming menarik tirai pada jendela di sampingnya. Tampak Wang Mo yang sudah berlari dengan hanya meninggalkan jejak darah dari alas kakinya seperti seekor mangsa.
"Kalian bereskan yang di sini. Aku akan mengurusnya."
Setelah berkata Zhao Yang tiba-tiba menghilang dari tempatnya. Dia bergerak sangat cepat seolah dapat berpindah tempat.
"Sambil menunggu ketua kembali, kita geledah tempat ini." Hao Ming berkacak pinggang sambil membalikkan tubuhnya menghadap mayat-mayat di ruangan itu. Dia mengambil kursi, lalu duduk di sana sementara yang lain melakukan penggeledahan.
...
Di sisi lain, Wang Mo terus berlari seperti orang gila meninggalkan wilayah kediaman utama. Dia berharap dapat segera keluar dari kediaman Klan Wang dan menemukan tempat sembunyi yang aman.
Namun setiap langkah yang dilaluinya, perhatian matanya tak lepas dari tumpukan mayat yang ada di wilayah klan. Bangunan hancur dan tampak kacau.
"Apa ini akhir dari Klan Wang?!" Tak dipungkiri Wang Mo merasa sangat gugup dan takut. Dia berniat mempercepat langkah kakinya untuk pergi dari sana, tapi tepat pada saat itu dia melihat Zhao Yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
Langkahnya seketika terhenti, dan tubuhnya masih gemetar karena ketakutan. "Zha-Zhao Yang!"
Kerongkongannya kering dan keringat membasahi wajahnya. Wang Mo mundur secara bertahap bahkan jika Zhao Yang hanya bergeming di tempatnya tanpa mencoba untuk mendekat.
Dhuk!
Wang Mo terjatuh saat kakinya tersandung mayat yang ada di jalan setapak. Dia masih mencoba mundur dengan menarik tubuhnya, tapi aksinya benar-benar terhenti saat telapak tangannya menginjak darah.
"Zha-Zhao Yang, pasti ada kesalahpahaman di sini. Aku tak pernah mencari masalah denganmu. Mari kita akhiri sampai di sini." Suaranya bergetar saat mengatakan itu. Dia mencoba menatap mata Zhao Yang berharap upayanya benar-benar berhasil.
Namun tidak, Zhao Yang tidak melepaskannya.
Woosshh!
Api di telapak tangan Zhao Yang melesat menembus kepala Wang Mo. Pria tiga puluh dua tahun itu meregang nyawa dengan lubang di keningnya.
"Ini adalah akhir bagi siapapun yang mencoba menyentuh Xingyu." Zhao Yang mendengus sambil menarik kekuatannya.
Pada saat itu Hao Ming berlari dari rumah Wang Shu sambil mengangkat sebuah gulungan. "Kakak, kau harus lihat ini."
"..." Zhao Yang hanya mengerutkan kening sampai menerima gulungan itu. Perlahan dia membukanya, kemudian membaca isi di dalamnya.
"Surat petisi, ...." Zhao Yang berhenti sejenak lalu menatap Hao Ming.
Seolah mengerti apa yang dipikirkan kakaknya, Hao Ming memberitahu jika gulungan itu ditemukannya di saku pakaian Wang Shu. " ... Kami masih memeriksa beberapa tempat di rumahnya untuk mencari gulungan seperti ini."
"..."
Tanpa bicara sepatah kata pun Zhao Yang kembali ke tempat tinggal Wang Shu.
"Ketua, lihat ini!" Dua orang sepertinya sudah menunggu kedatangan Zhao Yang. Begitu Zhao Yang memasuki pintu, mereka segera menunjukkan sebuah gulungan yang mirip dengan gulungan pertama.
Zhao Yang langsung membukanya. Ketika membacanya, Zhao Yang tahu jika gulungan kedua adalah surat lanjutan dari isi gulungan pertama.
Satu kebenaran yang mengejutkan adalah fakta klan Wang terlibat dalam penyerangan Pulau Sungai Darah yang terjadi dua puluh tahun yang lalu.
Dua surat petisi di tangannya telah menjelaskan semua. Zhao Yang hampir tak bisa menahan amarah ketika memikirkan kembali tragedi yang membuat klannya hancur dan sembilan puluh persen penduduk Pulau Sungai Darah meninggal.
Mungkin tidak ada yang tahu, tapi penduduk Pulau Sungai Darah yang selamat dari pembantaian itu melarikan diri ke kota Hua Hen. Termasuk Zhao Yang yang masih berusia delapan tahun, penduduk Pulau Sungai Darah hidup dalam pengasingan selama belasan tahun hingga ketika Zhao Yang membangkitkan kekuatannya dan membentuk organisasi bayangan hitam yang memiliki tujuan mencari keadilan dan membersihkan nama Pulau Sungai Darah.
"Ketua, ...." Beberapa orang lainnya datang lalu menunjukkan beberapa gulungan rahasia yang ditemukan di gudang penyimpanan.
"Kakak, di sini ada informasi tentang hubungan kerja sama yang pernah dan sedang dilakukan Klan Wang. Kebanyakan dari luar Kota Hua Hen." Hao Ming menyerahkan gulungan di tangannya kepada Zhao Yang.
Semakin melihat gulungan itu, Zhao Yang merasa aneh dengan hubungan antara beberapa keluarga bangsawan dengan Klan Wang. "Hao Ming, kau harus memeriksa kelompok kelompok yang pernah berhubungan dengan klan Wang. Terkhusus kelompok yang berasal dari luar Kota Hua Hen."
"Baik. Aku akan melakukannya."
Zhao Yang menyimpan surat petisi yang didapatkannya. Jika digabungkan dengan surat-surat yang sudah didapatkannya, total ia sudah mengumpulkan delapan surat petisi termasuk milik empat keluarga bangsawan di ibukota. "Aku berjanji tidak akan membiarkan dalang-dalang yang bertanggung jawab atas tragedi Pulau Sungai Darah. Mereka harus menerima balasan yang setimpal atas apa yang mereka lakukan!"
lanjutkan lg ceritanya thorrrr