Berakhir Atau Bertahan
Terlihat seorang gadis yang sedang duduk di tepi tebing , sedang memandangi indah nya bintang yang bertaburan di malam hari dengan bulan yang sangat indah dan cantik memancarkan cahaya nya menuju sungai di bawah tebing.
Gadis itu menarik napas nya berat , mengusap wajah nya kasar tidak terasa air mata yang sendari tadi dia tahan malah turun tanpa ia mau.
Dia pun mengusap air matanya kasar , tidak di sangka dan di duga duga hujan pun turun begitu deras nya seperti mengerti perasaan nya saat ini , Hancur begitu hancur.
Mengetahui orang yang dia paling percaya menyakitinya , menghancurkan nya berkeping keping seperti sekarang ini.
Ternyata benar tidak boleh menaruh kepercayaan terhadap Sepupu mu , Sepupu mu sendiri menikung mu , Dia hamil anak dari Tunangan mu yang cuma beberapa bulan lagi kalian menikah , Sepupu Biadab memang , The Real Sepupu Adalah Maut.
Hujan terus turun membasahi nya sekarang dia basah kuyup , Dia pun terus menangis tanpa henti mengutarakan isi hatinya di tengah deras nya hujan.
Hujan pun mereda di susul dengan munculnya matahari yang mulai terbit menandakan sudah lama dia dia duduk disini menangis Berjam jam dengan hujan yang membasahi nya , Akhirnya dia berhenti Menghapus Air mata nya dan berdiri dari sana.
Pasti mereka mencari dia dari tadi malam , dia tidak memberitahu mereka kemana dia pergi , dia berharap mereka masih di tempat yang sama atau mungkin pergi.
Dia pun pergi dengan mata nya yang merah , hidung nya merah terlihat jelas bahwa dia sudah menangis , dia tidak memperdulikannya, terus berjalan menuju tenda.
Setelah berjalan selama 1 jam , jauh juga memang , akhirnya dia sampai di tenda mereka semua sedang berada di depan api unggun , sedang memasak mie dengan daging , mereka semua melihat ku dan salah satu dari mereka menghampiriku sambil memegang kedua tangan ku.
"Ganti baju , trus makan." Memegang tangan ku yang dingin.
Mereka yang ada di api unggun melihat ku.
"Ga usah Echi , makan aja gue tunggu Deket goa waktu kita masuk." Melepaskan tangan Echi sambil tersenyum dikit , lalu pergi ke arah tenda mengambil barang - barang ku terutama pedang yang di tinggal.
Sebelum sampai ke tenda aku melewati mereka hanya ada 2 pilihan melewati belakang si Dia atau Sepupu yang berhadapan dengan Si Dia.
Akhirnya aku memutuskan untuk melewati belakang Si dia yang sedang duduk sambil menatapku dengan tatapan sulit di jelaskan.
Aku pun mulai melangkah menuju arah kiri ke belakang Si dia saat berada di hadapan nya yang sedang duduk Si dia pun berdiri menahan tangan ku dan menatapku yang tidak menatap nya sama sekali.
Aku pun melepaskan nya dengan kasar langsung meninggalkan nya menuju tenda , ternyata dia mengejar ku sambil menahan tangan ku setelah sampai di depan tenda , tepatnya setelah aku memakai tas dan memasangkan kembali pedang ke belakang punggung ku.
Aku pun kembali melepaskan nya dengan kasar dan langsung berjalan cepat menjauh darinya tapi Si dia malah memeluk ku dari belakang.
"Lepas Rifqi." Meronta ronta mencoba melepaskan Rifqi dengan tenaga yang tersisa , tenaganya habis untuk menangis Berjam jam tadi , suara pun aga bergetar menahan tangisan.
"Alta , kasih gue kesempatan buat jelasin ta, gue ga pernah ngelakuin hal semacam itu ta , Cuman sama Lo gue ngelakuin hal semacam itu ta." Berbicara tepat di sebelah telinga ku.
"Lepas Rifqi , Lo ga perlu jelasin apa pun , semuanya udah jelas , sepupu gue lebih butuh Lo , Gue bakal ngomong sama ortu Lo maupun gue pernikahan kita dibatalin , setelah itu Lo nikah sama sepupu gue buat tanggung jawab , ga usah perduliin gue qi." Teros meronta - ronta.
"Ga , ga ta pernikahan kita ga bakal batal ta itu ga akan terjadi." Menggeleng gelengkan kepalanya.
Altair pun memukul perut Rifqi keras dengan sikutnya membuat Rifqi mundur kebelakang beberapa langkah mengaduh kesakitan , Altair pun langsung pergi sedikit berlari menuju tempat dia akan menunggu mereka selesai makan.
Adegan tadi hanya di lihat oleh mereka tak ingin ikut campur terlebih dahulu memberi mereka berdua ruang untuk berbicara meskipun seperti itu.
Rifqi pun ingin berlari mengejar Altair namun di tahan oleh Echi.
"Stop Qi , biarin Altair tenang dulu setelah itu lo bisa ngomong secara perlahan sama dia , tenangin juga diri Lo." Menahan Rifqi yang berniat mengejar ku.
"Tenang kata Lo , Gue ga bisa tenang ci , Pernikahan gue sama dia mau batal gimana gue mau tenang." Berbicara sambil melihat ku yang sudah tidak terlihat.
"Ya kan itu kelakuan Lo sendiri , jadi terima aja." menyantap makanan nya setelah berbicara tidak melihat Rifqi sama sekali dia melihat makanan nya.
"Sttt Layla , udah biarin dia tenang terlebih dahulu qi ga akan bener , mending Lo makan dulu terus kita susul dia , Lo ngomong nya pelan pelan." Menatap Rifqi.
"Bener apa yang Wildi omongin , mending Lo makan dulu , yu duduk di sebelah Fajar." Membenarkan omongan Wildi.
"Sini bro." Fajar pun berdiri sambil menepuk pundak Rifqi dan mengajak nya duduk untuk makan.
______________________________________________
Altair pun sampai di goa mereka masuk kemari menunggu mereka semua selesai makan , Altair menunggu di luar mulut Goa tidak masuk ke dalam Goa.
Karena merasa lelah berdiri , Altair memutuskan untuk duduk di tanah samping Goa dengan bersandar ke Mulut goa yang berada di samping kebetulan terbuat dari batu.
Setelah menunggu satu jam akhirnya Altair melihat mereka berjalan ke arahnya membuat nya bangun dari duduk nya , dari tadi menunggu mereka Altair itu melamun ya sampai mereka datang.
Tanpa pikir panjang Altair masuk terlebih dahulu ke Goa di susul oleh yang lainnya , posisi nya Altair di depan sendiri , dibelakang ada Echi , Fajar , Sepupunya , Rifqi di susul yang lain di belakang.
Sepanjang berjalan di Goa tidak ada percakapan dari mereka , Akhirnya setelah 10 menitan mereka berjalan di Goa yang aga gelap meskipun udah mau siang ada jam 10 pagi , mereka keluar dari Goa.
Altair pun berhenti membuat semuanya berhenti tepat di mulut Goa , Mereka semua melihat Altair bingung pasal nya kenapa berhenti , Tanpa memperdulikan tatapan mereka Altair pun berjalan ke Belakang Paling belakang Mereka , membuat semuanya paham kecuali Sepupunya.
Kenapa mereka paham karena Altair itu sering berjalan di belakang mereka , jadi mereka tidak heran lagi.
Perjalanan menuju Kapal pun di pandu oleh Echi dan Fajar di depan seperti biasannya , Perjalanan pulang mereka berjalan mulus tidak ada gangguan apapun , lagi lagi tidak ada percakapan selama berjalan.
tidak terlalu jauh lagi sudah terlihat laut di depan menandakan mereka hampir sampai ke arah kapal yang terparkir tepat di depan , tapi ..............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments