“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 06. Jika Mati, Maka Mati Bersama
Tanpa memperdulikan penampilannya yang mengenakan gaun tidur yang berlumuran darah dari vampire yang berniat membunuhnya. Setelah pertemuannya dengan Moon Goddess dan melihat ingatan Ivory Esmeralda, Ivory Asteria kini telah mengambil keputusan bahwa dia bersedia menjadi Ivory Esmerelda mendapatkan posisi Ratu yang sesungguhnya dan mengungkap dalang dibalik orang yang memerintah banyak pembunuh untuk melenyapkan siapapun yang berada di posisi Ratu Vampir Kerajaan Agharon.
Ivory terus berjalan menuju ke istana Alteria, tempat dimana Ragnar, Raja Vampir sekaligus pria yang sudah menjadi suaminya sering menghabiskan waktunya bersama kekasih prianya. Sebagai seorang Ratu vampir sekaligus istri sahnya, Ivory jelas akan menuntut semua hak yang seharusnya dia dapatkan.
Dia harus memastikan dan memperjelas posisinya di istana yang begitu mewah, tapi penuh pedang tersembunyi yang bisa kapan pun bisa membunuhnya.
...****************...
Sementara di sebuah kamar, di dalam istana Alteria terlihat dua orang pria tengah disibukkan oleh berbagai peralatan sihir yang tersimpan di sebuah ruangan tersembunyi di dalam kamar tersebut. Keduanya tengah sibuk memperhatikan hasil dari penemuan sihir terbaru mereka yang sebelumnya selalu mendapatkan kegagalan.
Jelas sekali bahwa kedua pria itu adalah sang Raja vampire yaitu Raja Ragnar bersama dengan kekasih prianya Denzel yang sebenarnya seorang Penyihir hebat yang sangat langka.
“Bagaimana hasil percobaannya? Apakah kali ini berhasil?” tanya Raja Ragnar tidak sabaran.
“Haish … Sepertinya masih saja gagal, tapi setidaknya kali ini kita menemukan penyebab dari kegagalan sebelumnya. Dan ada sedikit perkembangan dengan alat sihir ini,” jelas Denzel sembari menghela napas panjang agar bisa menerima kegagalannya.
“Kau benar! Menciptakan sesuatu yang sangat berharga di dunia ini memang harus membutuhkan banyak kesabaran dan banyak pengorbanan,” ujar Raja Ragnar seraya menghela napas menekan perasaan kecewanya.
“Ouhya … Bagaimana dengan Ratu barumu? Apakah dia bisa bertahan hidup kali ini atau bernasib sama seperti Ratu yang sebelumnya? Bagaimana kalau kita melihatnya sekarang?” Denzel hanya ingin mengalihkan rasa kegagalannya.
“Itu bukan urusanku! Jika mati sekalipun, tinggal mencari ratu yang baru. Lagi pula keberadaan ratu di sisiku tidak dibutuhkan sama sekali,” ujar Raja Ragnar dengan santainya, “Ayo, kembali dulu dan pikirkan cara selanjutnya!” sambungnya yang harus kembali menjalani rutinitasnya sebagai raja.
“Baiklah, aku juga lelah dan butuh istirahat.”
Denzel tidak menanggapi perkataan Raja Ragnar, apalagi jawaban yang dia dapatkan selalu sama. Mungkin begitu mereka berdua keluar dari kamar, mereka akan langsung mendengar kabar duka seperti biasanya.
Denzel mulai mengucapkan sebuah mantra, dimana sebuah pintu portal mulai terbuka. Raja Ragnar segera berjalan memasuki portal tersebut, di susul oleh Denzel yang harus kembali mengucapkan matra untuk menutup portalnya.
Brakk ….
Siapa sangka, detik berikutnya Raja Ragnar dan Denzel dikejutkan dengan suara pintu kamar yang terbuka dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Tak lama kemudian, muncul sosok sang Ratu baru dengan mengenakan gaun tidur dengan bercak darah yang menjadi motif dari gaun polosnya.
“Dasar bajingan! Aku hampir saja mati dan kau malah bersenang-senang dengan kekasih priamu itu, Hah?” umpat Ivory yang berjalan mendekat ke arah Raja Ragnar dengan raut wajah penuh kemarahan.
“Beraninya kau mengum—”
Plak …
Sebuah tamparan yang sangat keras mendarat tepat di pipi kiri Raja Ragnar sampai wajahnya menoleh ke samping sekaligus memotong ucapannya. Namun, tidak berhenti di situ saja dimana Ivory kali ini melayangkan tendangan mautnya hingga Raja Ragnar terjatuh cukup keras.
Duagh …
Bugh ….
Tidak puas dengan tendangan itu, Ivory langsung mendudukkan dirinya di atas tubuh Raja Ragnar dan memukul wajahnya dengan sangat keras. Tidak hanya sekali, Ivory memukul wajah tampan pria itu sebanyak empat kali.
“Apa kau pikir hanya dengan mengumpat bisa meredakan amarahku, bahkan memukulmu seperti ini saja tidak membuat aku merasa puas!” seru Ivory yang tidak mengenal takut sedikitpun.
“Hai, apa yang kau lakukan, Wanita Gila? Apakah kau tidak takut di hukum karena telah melukai seorang Raja. Kau—”
“Diam kau! Jika tidak ingin mendapatkan hal yang sama dengannya,” potong Ivory dengan tatapan tajam melebihi tajamnya sebilah pedang, seakan tatapan tersebut bisa membelah tubuh Denzel menjadi dua karena telah berani mengganggunya.
Kelengahan Ivory sontak dimanfaatkan oleh Raja Ragnar, dimana dia langsung mendorong tubuh Ivory dengan kekuatannya. Hingga membuat wanita itu terlempar jauh membentur tembok sampai menyisakan retakan besar.
Ivory sesaat meringis kesakitan akibat benturan tersebut, tapi tatapannya seketika berubah menjadi penuh amarah. Dia juga menggunakan kekuataan vampirnya dan dalam kedipan mata dia sudah berada tepat di hadapan Raja Ragnar dan bersiap melayangkan tinjunya kembali.
Namun, Raja Ragnar berhasil menahan serangannya dengan memegangi kedua tangan Ivory sampai keduanya saling berhadapan dalam jarak yang cukup dekat satu sama lain.
“Hentikan, jika kau memang masih ingin hidup sebagai ratuku di dalam istana ini!” ancam Raja Ragnar yang baru kali ini mendapatkan ratu yang sebar-bar dan kejam seperti ini, bahkan tidak mengenal takut sedikitpun.
Padahal dalam pertemuan pertama mereka, Ivory tampak seperti vampire lemah yang bisa dengan mudah ditindas oleh siapapun bahkan oleh para pelayan istananya. Tapi Ivory yang kini berada dihadapannya tampak sangat jauh berbeda, seperti ada orang lain di dalam dirinya.
“Aku bahkan hampir mati setelah kau meninggalkan aku begitu saja di dalam kamar itu? Lalu … apalagi yang perlu aku takutkan? Setidaknya kita bisa mati bersama, bukan? Sebagai sepasang suami istri atau lebih tepatnya sepasang raja dan ratu?” balas Ivory seraya menyeringai penuh arti.
“Berlutut!” perintah Raja Ragnar yang menggunakan kekuatannya mengendalikan pikiran Ivory untuk tunduk padanya.
Degh ….
Untuk beberapa saat Ivory memang tidak terpengaruh dengan kekuatan pengendali pikiran yang dilakukan oleh Raja Ragnar, tapi tiba-tiba jantungnya kembali terasa sakit. Sepertinya dia masih terkena efek sebelumnya, saat dia memaksakan kekuatannya agar bisa membunuh vampire pembunuh itu.
Tubuh Ivory perlahan hampir terjatuh, tapi dengan cepat tangannya meraih kerah baju Raja Ragnar hingga mereka berdua berlutut bersama. Cengkeraman Ivory begitu kuat membuat Raja Ragnar yang merasakan cengkeraman tersebut dibuat terkejut karenanya.
Tidak hanya itu, Denzel pun ikut terkejut melihat kejadian tersebut. Sebab selama ini tidak ada satu vampire pun yang bisa melawan kekuataan pengendali pikiran milik sang Raja Vampir itu.
“K-kau … Bagaimana bisa kau melakukannya?” tanya Raja Ragnar dengan mata membulat sempurna menandakan keterkejutannya.
“Bukankah sudah aku katakan, jika harus mati maka kita akan mati bersama sebagai suami istri. Dan jika aku harus berlutut, maka kita harus berlutut bersama juga sebagai sepasang suami istri. Apa kau sudah mengerti sekarang?” ujar Ivory yang tetap berusaha mempertahankan kesadarannya, meski pandangannya sudah mulai buram.
Bersambung ….
mampir absen mo ikut ngehaluin ivory yachhh😁😁
Ragnar apa yang kau pikirkan lagi cari tahu benar atau tidaknya.
Rend Damien Xandrio ternyata adalah orang yang sudah menolong Ivory.