Perjodohan yang sudah berlangsung selama 8 tahun, akhirnya kini berakhir dengan sebuah pernikahan. Ya, Jamie Shaga Richardo akhirnya resmi telah menikahi Sheana Zaen Xavier, putri dari Levi dan Lucia. Namun, dibalik pernikahan itu siapa sangka Jamie menyembunyikan sebuah rahasia besar dari semua orang.
Bahkan tidak hanya rahasia itu yang harus Shea hadapi dalam kehidupan pernikahannya? Akan tetapi, pihak lain yang sudah lama mengincar keluarga Richardo dan banyaknya rahasia dalam keluarga itu akan menjadi jalan terjal bagi pernikahan Shea dan Jamie?
Apakah Shea akan mampu bertahan dengan pernikahannya? Lalu rahasia apakah yang Jamie dan keluarga Richardo sembunyikan? Sheana Zaen Xavier yang akan mengungkap semuanya satu persatu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Serangan Tak Terduga
“Apapun yang berhubungan dengan Kak Rega, kita harus mencurigai dan mewaspadainya mulai sekarang, Jamie! Apalagi ini berkaitan denganmu,” jawab Shea menatap penuh keyakinan pada suaminya.
“Ouhya … Berikan obatmu!”
Shea meminta obat yang diresepkan Dr. Ivano untuk diperiksa kandungannya sesuai arahan yang Nathan berikan. Meski ragu, Jamie tetap menyerahkan obat yang selama ini dia konsumsi secara rutin. Berbicara tentang obat, Shea jadi teringat dengan Lab rahasia milik keluarga Richardo dan kesaksian dari salah satu pelaku koruptor di perusahaan.
“Hugo, kita pergi ke Lab rahasia itu sekarang!” perintah Shea.
“Kenapa kita ke sana? Apakah kau akan menguji kandungan di dalam obat itu di sana? Atau kau ingin memastikan langsung tentang kesaksian orang itu? Ini sudah hampir waktunya pulang kerja, Shea! Tidak bisakah kita melakukannya besok saja, kau juga seharusnya membutuhkan waktu istirahat, bukan?” cecar Jamie yang khawatir Shea terlalu memaksakan dirinya, apalagi semalam dia sudah menggempurnya habis-habisan.
“Aku hanya ingin melihatnya sebentar, Jamie! Apakah lokasinya sangat jauh?”
Ya, Shea memang hanya ingin melihat Lab itu sekilas, lalu mempercayakan obat yang Jamie konsumsi kepada salah satu dokter yang mungkin bisa dia percayai. Shea akan memeriksa laporan terkait pengolahan Lab lain hari, karena tubuhnya juga sedang tidak terasa nyaman terutama bagian bawahnya.
“Kalau begitu lakukan besok saja! Sekarang kita kembali ke Mansion, Hugo!” perintah Jamie yang ternyata kali ini menolak permintaan Shea.
“Nyonya ….”
“Lakukan saja sepertinya yang dia perintahkan, Hugo! Lagipula aku juga merasa cukup lelah hari ini,” ujar Shea yang tidak tega melihat kekhawatiran di wajah Jamie.
“Sekarang berhenti ‘lah merasa khawatir, Jamie!” ucap Shea sembari menyandarkan kepalanya di bahu Jamie.
Tampak Jamie hanya bisa menghela napas lega, karena Shea mau mendengarkan dirinya kali ini. Dia pun lantas membawa tubuh Shea dalam pelukannya, seolah mengabaikan keberadaan Jamie dan Lysa yang berada di kursi depan.
...****************...
Di sisi lain, Nigel dan anak buahnya terus mengikuti mobil Shea dan Jamie dari kejauhan. Lebih tepatnya mereka sedang menemukan kesempatan untuk melakukan serangan kepada targetnya itu. Sesuai yang diperintahkan, Nigel dan anak buahnya harus membunuh Jamie apapun yang terjadi.
“Tuan Nigel, sebentar lagi kita akan memasuki jalan yang cukup sepi. Apakah kita akan mulai bergerak sekarang?” Salah satu anak buah Nigel di mobil lainnya bertanya untuk memastikan sekaligus menunggu perintah.
“Ya, lakukan sekarang! Dan blokir jalan di belakangku sehingga tidak akan yang mengganggu kesenangan kita,” perintah Nigel memberikan arahan kepada anak buahnya.
Terhitung ada tiga mobil yang mengikuti Jamie dan Shea, mobil pertama melesat semakin kencang untuk menyalip mobil Jamie dan Shea. Mobil kedua milik Nigel dan beberapa anak buahnya yang lain, lalu mobil terakhir langsung berhenti untuk menghentikan kendaraan lain melewati jalan tersebut.
Brakk ….
Ckiiiiittttt ….
Suara tabrakan antar mobil terdengar sangat keras, dimana anak buah Nigel sengaja menabrak bagian belakang mobil yang Jamie dan Shea naiki dengan keras. Hingga membuat Hugo kehilangan kendali mengemudinya yang memaksanya untuk melakukan rem mendadak agar mobil mereka tidak menabrak pembatas jalan.
Dengan spontan Jamie semakin memeluk erat tubuh Shea agar tidak mengalami benturan. Disaat yang bersamaan, kepribadian Jamie lainnya kembali muncul mengambil alih tubuh tersebut. Menyadari wanita yang pernah memukulnya kini berada dalam pelukannya membuat James merasa sangat marah.
“Kau lagi! Wanita sialan yang berani memukulku saat itu, bukan?” umpat James menatap tajam pada Shea yang berada dalam pelukan.
“James? Apakah pemicu kemunculan James saat situasi berbahaya yang mengancam nyawanya? Apakah sebelum kecelakaan Jamie menghadapi bahaya yang sampai mengancam nyawanya?” batin Shea yang menatap diam James yang menatapnya tajam seakan ingin membunuhnya.
“Waktunya aku membalas perbuatanmu, Wanita sialan! KAU—"
“Haish, cepat buka sialan!”
Gedoran pintu mobil dan umpatan dari anak buah Nigel berhasil mengalihkan perhatian James yang berniat mencekik Shea lagi. Sementara Hugo dan Lysa terlihat sedang mengumpulkan kesadarannya, akibat benturan yang mereka alami.
“Sial, mengganggu saja! Kau tetap tunggu di sini sampai aku kembali, karena setelah mengurus mereka aku akan mengurusmu,” ujar James mengancam Shea agar tidak melarikan diri.
Mana mungkin seorang Shea akan melarikan diri, dia memutuskan untuk duduk diam sembari memikirkan cara agar bisa mengendalikan James, kepribadian lain suaminya itu.
Tidak mendapat jawaban dari Shea dan melihat Hugo dan Lysa yang tampak terluka, James pun segera keluar dari mobilnya untuk berhadapan dengan anak buah Nigel. Shea hanya diam memperhatikan sikap dan perilaku James yang berbanding terbalik dengan Jamie melalui kaca jendela mobil. Bahkan Shea mulai berpikir bahwa sikap James seperti daddy nya yaitu Levi, tak kenal takut meski dihadapkan dengan musuh berbahaya.
“Nyonya muda, apakah anda baik-baik saja?” tanya Hugo setelah berhasil mendapatkan sedikit kesadarannya.
“Ya, aku baik-baik saja berkat Jamie yang melindungku!” jawab Shea yang terus menatap Jamie melalui jendela mobilnya.
“Aah … Benar, Tuan muda! Apakah James kembali muncul?” tanya Hugo yang melihat James sudah berhadapan dengan para musuh, sedangkan Shea hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“Aish, sial! Kita harus membantu Tuan muda!” ujar Hugo yang segera keluar dari mobil, di susul oleh Lysa yang juga sudah mendapatkan kesadarannya.
“Hai, beraninya kalian menargetkan diriku! Sudah ingin cepat mati, Hah?”
James mengatakan itu dengan sikap angkuhnya membuat Nigel dan anak buahnya tersenyum meremehkan James yang sendirian menghadapi mereka. Tunggu, sepertinya James tidak sendirian karena ada Hugo dan Lysa yang sepertinya berniat membantu.
“Bukan kami yang akan mati hari ini, tapi kau Tuan muda Jamie!” balas Nigel dengan senyuman meremehkan diwajahnya.
“Hahahaa … Aku? Kalian menginginkan nyawaku? Kalau begitu coba ‘lah ambil dengan kemampuan kalian itu.”
Tawa James jelas sekali meremehkan Nigel dan anak buahnya, atau mungkin James memang memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi untuk bisa mengalahkan mereka sekaligus. Sedangkan Shea masih memilih diam di dalam mobil, melihat semuanya sembari menunggu Zef dan Aaron datang untuk membereskan semuanya.
“Tunggu, dimana Paman Zef dan Paman Aaron? Bukankah seharusnya mereka sudah muncul sekarang?” gumam Shea yang langsung tersadar bahwa mobil milik Zef dan Aaron belum terlihat.
Orang yang Shea cari rupanya tengah berhadapan dengan anak buah Nigel yang lainnya, lebih tepatnya yang bertugas menutup jalan tersebut. Zef dan Aaron terpaksa harus turun dari mobil untuk menyingkirkan para pengganggu itu yang berusaha menghalangi jalan mereka.
“Lebih baik kalian semua menyingkir selagi kami masih bersikap baik,” ujar Aaron pada anak buah Nigel.
“Hahaha … Seharusnya kami yang mengatakan itu pada kalian! Sebaiknya kalian cari jalan lain seperti pengendara yang lainnya, jika kalian berdua memang masih sayang dengan nyawa kalian!” balas salah satu diantara mereka.
Bersambung ….
nah lo rasain Rega penderitaanmu,,, apalagi kau akan jadikan kambing hitam oleh saudara tirimu
Semangat terus Thor .