NovelToon NovelToon
Endless Shadows

Endless Shadows

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Menyembunyikan Identitas / Slice of Life / Kultivasi Modern
Popularitas:247
Nilai: 5
Nama Author: M.Yusuf.A.M.A.S

Bayangan gelap menyelimuti dirinya, mengalir tanpa batas, mengisi setiap sudut jiwa dengan amarah yang membara. Rasa kehilangan yang mendalam berubah menjadi tekad yang tak tergoyahkan. Dendam yang mencekam memaksanya untuk mencari keadilan, untuk membayar setiap tetes darah yang telah tumpah. Darah dibayar dengan darah, nyawa dibayar dengan nyawa. Namun, dalam perjalanan itu, ia mulai bertanya-tanya: Apakah balas dendam benar-benar bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan? Ataukah justru akan menghancurkannya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M.Yusuf.A.M.A.S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harmoni Cahaya dan Kegelapan

Setelah pertemuan singkat mereka di malam sebelumnya, Ryan dan Elma kembali ke rutinitas masing-masing. Namun, rasa aneh yang mereka rasakan satu sama lain tidak mudah diabaikan. Keduanya tahu bahwa sesuatu yang lebih besar sedang mendekat, tetapi mereka terlalu terfokus pada latihan masing-masing untuk membahasnya lebih lanjut.

Di rumahnya, Ryan berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya yang berubah. Lingkaran hitam samar di sekitar matanya dan pola bayangan yang berdenyut di lengannya menunjukkan sejauh mana kegelapan telah menyatu dengan tubuhnya. Pria berjubah hitam berdiri di belakangnya, seperti biasa, mengamati tanpa ekspresi.

“Apa yang kau pikirkan?” tanya pria itu dengan nada dingin.

Ryan tidak segera menjawab. Ia mengulurkan tangannya, memperhatikan bagaimana bayangan di sekitarnya tampak merespons emosinya. “Kegelapan ini...” ia akhirnya berkata, “terkadang aku merasa aku bisa mengendalikannya. Tapi di saat lain, aku takut ia akan mengendalikanku.”

Pria itu melangkah mendekat, tatapannya tajam. “Kau harus ingat bahwa kegelapan adalah alat, bukan tuan. Jika kau terus meragukan dirimu, maka ia akan menguasaimu. Fokus, Ryan. Hery tidak akan memberi waktu untuk keraguanmu.”

Di sisi lain kota, Elma memutuskan untuk mengambil inisiatif. Setelah berminggu-minggu dilatih oleh wanita berjubah putih, ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak dikatakan oleh gurunya. Sesuatu tentang hubungan antara kekuatannya dan kegelapan yang dimiliki Ryan. Ia mengangkat telepon dan menghubungi wanita itu, meminta pertemuan di tempat pelatihan mereka.

Ketika Elma tiba, wanita berjubah putih sudah menunggunya. Mata wanita itu menunjukkan kehangatan tetapi juga kewaspadaan.

“Ada apa, Elma? Kau tampak gelisah,” kata wanita itu.

Elma menggigit bibirnya sebelum akhirnya berkata, “Aku ingin tahu lebih banyak tentang kekuatanku. Tentang cahaya ini. Dan tentang... Ryan.”

Wanita itu terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. “Kau memiliki hak untuk tahu,” katanya. “Cahaya dalam dirimu adalah lawan alami dari kegelapan yang dimiliki Ryan. Namun, itu juga berarti bahwa kekuatan kalian saling memengaruhi. Jika salah satu dari kalian terlalu jauh ke satu sisi, maka keseimbangan akan runtuh.”

Elma terkejut mendengar penjelasan itu. “Apa maksudmu? Apakah ini berarti aku tidak bisa membantunya?”

Wanita itu tersenyum tipis. “Kebalikannya. Kau adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkannya. Tetapi kau harus berhati-hati. Jika kau terlalu dekat dengan kegelapan yang mengelilinginya, cahayamu mungkin padam.”

Elma merasa hatinya diliputi ketakutan, tetapi ia menolak untuk menyerah. “Aku tidak peduli. Jika aku bisa membantunya, aku akan melakukannya. Aku tidak akan membiarkan kegelapan mengambil alih dirinya.”

Wanita itu mengangguk, meskipun tatapannya menunjukkan kekhawatiran. “Baiklah. Tetapi kau harus melanjutkan pelatihanmu. Waktumu hampir habis, Elma. Dan begitu juga dengan Ryan.”

Malam itu, Ryan memutuskan untuk berjalan ke taman. Ia merasa bahwa latihan di bawah pengawasan pria berjubah hitam telah membantunya, tetapi ia juga merasa membutuhkan waktu untuk berpikir sendiri. Angin dingin malam menyentuh kulitnya, tetapi ia tidak merasa terganggu. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya.

Ketika ia tiba di taman, ia melihat sosok Elma berdiri di bawah pohon besar. Cahaya lembut menyelimuti tubuhnya, membuatnya tampak seperti makhluk dari dunia lain. Ryan berhenti, merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

“Elma?” panggilnya pelan.

Elma menoleh, terkejut melihat Ryan di sana. “Ryan? Apa yang kau lakukan di sini?”

Ryan mendekat, matanya tidak lepas dari cahaya di sekeliling Elma. “Aku bisa bertanya hal yang sama. Kau terlihat...” Ia berhenti, tidak tahu bagaimana melanjutkan.

Elma tersenyum kecil. “Berbeda? Aku sedang melatih sesuatu. Tapi kurasa kau juga begitu, ya?”

Ryan mengangguk. “Ya. Aku...” Ia ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, “Aku takut. Takut bahwa kekuatan ini akan menghancurkan segalanya. Termasuk aku sendiri.”

Elma melangkah mendekat, menatap Ryan dengan mata penuh keyakinan. “Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Apa pun yang terjadi, Ryan, aku ada di sini.”

Ryan merasa tenggorokannya tercekat. Ia ingin percaya pada kata-kata Elma, tetapi tiba-tiba bayangan kegelapan dalam dirinya terus mengingatkannya ada bahaya yang mendekat.

Namun, sebelum ia bisa menjawab, angin kencang tiba-tiba bertiup, dan bayangan di sekitar mereka mulai bergerak dengan cara yang tidak alami. Ryan segera bersiaga, sementara cahaya di tubuh Elma semakin terang.

“Ada sesuatu di sini,” kata Ryan dengan nada waspada.

Elma mengangguk, memanggil cahayanya untuk membentuk perisai di sekeliling mereka. Dari dalam bayangan, sosok gelap perlahan muncul, matanya bersinar merah dengan niat jahat yang jelas.

“Kalian berdua...” suara itu bergema, penuh kebencian. “Kegelapan dan cahaya tidak seharusnya bersatu. Kalian akan membawa kehancuran.”

Tanpa peringatan, sosok itu menyerang. Gelombang bayangan melesat ke arah mereka, tetapi Elma mengangkat tangannya, menciptakan dinding cahaya yang menahan serangan itu. Ryan, di sisi lain, memanfaatkan momentum untuk meluncurkan serangan balasan dengan energi gelapnya, membentuk bilah bayangan yang menusuk ke arah makhluk tersebut.

Makhluk itu melompat mundur, tetapi tidak mundur sepenuhnya. Ia menyerang kembali, memecah dirinya menjadi beberapa bayangan kecil yang mengelilingi mereka dari berbagai arah. Elma dan Ryan saling melindungi, cahayanya membungkus Ryan sementara bayangan Ryan melindungi Elma dari serangan balik.

“Kita harus bekerja sama!” seru Elma. “Kalau tidak, kita tidak akan menang melawan ini!”

Ryan mengangguk, meskipun ia masih ragu. Tetapi saat ia melihat Elma melawan dengan keberanian, rasa percaya mulai tumbuh dalam dirinya. Ia melepaskan lebih banyak kekuatan gelapnya, tetapi kali ini ia mencoba untuk menyelaraskannya dengan cahaya yang dipancarkan Elma.

Ketika cahaya dan bayangan bertemu, sesuatu yang aneh terjadi. Alih-alih saling meniadakan, kedua energi itu mulai menyatu, membentuk pola lingkaran yin dan yang di antara mereka. Aura itu memancarkan kekuatan luar biasa, membuat makhluk gelap itu mundur dengan ketakutan.

“Apa ini?” tanya Ryan dengan nada bingung.

“Aku tidak tahu,” jawab Elma, matanya tetap fokus pada musuh mereka. “Tapi sepertinya... ini adalah jawaban. Kekuatan kita tidak saling bertentangan. Mereka saling melengkapi.”

Dengan kekuatan baru itu, mereka melancarkan serangan terakhir. Cahaya dan bayangan bergerak bersamaan, membentuk ledakan energi yang menghancurkan makhluk gelap tersebut sepenuhnya. Udara di sekitar mereka menjadi tenang kembali, tetapi energi yin dan yang itu tetap berputar pelan di antara mereka, menghilang perlahan setelah ancaman lenyap.

Ryan terdiam, menatap Elma dengan penuh rasa ingin tahu. “Apa kau merasakan itu? Bagaimana kita bisa...”

Elma tersenyum kecil, meskipun ia terlihat lelah. “Mungkin, meskipun kita berbeda, kita memiliki tujuan yang sama. Itu sudah cukup untuk menyatukan kekuatan kita.”

Tidak jauh dari tempat mereka bertarung, pria berjubah hitam dan wanita berjubah putih berdiri di bawah bayangan pepohonan, menyaksikan dengan penuh perhatian. Mereka tidak sengaja bertemu di lokasi itu, masing-masing tertarik oleh energi besar yang dilepaskan oleh murid mereka.

“Jadi, kau ada di sini juga,” kata pria berjubah hitam, nada suaranya datar tetapi penuh arti.

Wanita berjubah putih meliriknya, senyumnya tipis tetapi ada nada mengejek dalam jawabannya. “Tentu saja. Apa kau pikir aku akan membiarkan muridku sendirian menghadapi ini?”

Pria itu mendengus. “Selalu penuh kepedulian, seperti biasa, junior.”

Wanita itu mengangkat alis. “Junior? Aku ingat kau pernah hampir gagal menguasai kegelapan, dan aku yang membantumu waktu itu. Senior atau bukan, kau tetap harus berterima kasih padaku.”

Pria berjubah hitam menatapnya dengan senyum miring. “Terima kasih? Aku sudah melupakan kejadian itu. Kau mungkin salah mengingatnya.”

Wanita itu mendesah, melipat tangannya di depan dada. “Seperti biasa, keras kepala. Tidak heran kau tetap sendiri sampai sekarang.”

Pria itu mengangkat bahu. “Kegelapan tidak membutuhkan teman, apalagi pasangan yang cerewet seperti kau.”

Wanita berjubah putih terkikik. “Oh, kalau begitu, aku senang kegelapan tidak punya selera.” Pria itu hanya memutar matanya sebelum kembali fokus pada Ryan dan Elma yang kini berdiri di tengah lingkaran energi yin dan yang.

“Lihat itu,” kata wanita berjubah putih pelan, nada suaranya berubah menjadi kekaguman. “Kekuatan mereka... Cahaya dan kegelapan tidak saling meniadakan. Mereka menyatu, membentuk sesuatu yang lebih besar.”

Pria berjubah hitam mengangguk, matanya tajam. “

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!