Bertemu kembali dengan mantan suaminya setelah dua tahun berpisah, itu adalah sebuah petaka bagi Ishara Guestone!
Seseorang yang berusaha ia hindari setelah menandatangi surat perceraian itu, kini mencoba untuk kembali menerobos masuk ke dalam kehidupan nya.
Lalu bagaimana kah kehidupan wanita berparas cantik seperti Ishara setelah kembali di pertemukan dengan mantan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Tidak Menyadari
Satu bulan telah berlalu, bukan waktu yang lama bukan juga waktu yang sebentar bagi Ishara. Melewati hari-harinya dengan sepasang mata tajam yang terus mengawasi nya membuat Ishara mulai terbiasa
Ya, selagi Agaskara tidak menganggu nya seperti terakhir kali di dalam lift. Maka pengawas dari pria itu Ishara coba abaikan walau sering kali bulu kuduk nya berdiri saat melihat tatapan menyeramkan dari Agaskara.
Dan kini Ishara tengah duduk di sebuah cafe yang tak jauh dari perusahaan nya tepat pada jam makan siang. Wanita itu terlihat beberapa kali menatap jam nya lalu menatap sekitar.
Memastikan bahwa tidak ada Agaskara karena sebelum membuat keputusan ini Ishara sudah terlebih dahulu melihat jadwal Agaskara.
Dimana mungkin saat ini pria itu tengah makan siang bersama rekan bisnis nya yang kemudian di lanjut pembahasan bisnisnya.
Kring..
Lonceng dari pintu cafe tersebut terdengar membuat Ishara langsung melihat ke arah pintu, dan bibirnya langsung melengkung memberikan senyuman seraya melambaikan tangan.
“Disini” Ucapnya sedikit keras agar seseorang yang baru saja datang itu melihat ke arah nya.
Ishara berdiri, membalas rentangan tangan dari orang yang ia tunggu-tunggu yang selama satu bulan belakangan ini tidak ia temui.
“Aku merindukan mu”Kata itu terlontar di sela pelukan kedua nya.
Hanya pelukan singkat yang dimana Ishara langsung melepaskan perlahan setelah mendengar perkataan Kerrlo.
“Aku juga merindukan mu, Er” Balas Ishara tersenyum.
Kerrlo, pria itu tersenyum tak kalah lebar. Sungguh ia sangat merindukan Ishara yang sangat sulit untuk bertemu dan siang ini saja harus penuh bujuk kan dari Kerrlo.
“Ayo duduk, kita makan” Ajak Ishara melepaskan genggaman tangan Kerrlo.
Keduanya duduk berhadapan dimana Kerrlo masih saja menatap wajah Ishara bahkan saat Ishara menunjukkan menu pria itu hanya diam dengan senyuman nya.
“Kerrlo!” Panggil Ishara kesal seraya menepuk pelan punggung tangan pria itu.
“Astaga maaf” Kerrlo tersadar dan terkekeh ringan saat itu juga.
Sungguh memperhatikan wajah Ishara adalah favoritnya sedari dulu, dan kini di tambah ia sudah berjauhan dengan Ishara membuatnya tidak ingin kehilangan momen barang satu detik pun.
“Kamu mau makan apa?” Tanya Ishara menunjukkan menu pada Kerrlo.
“Apa saja akan aku makan, asal bersama mu” Jawab Kerrlo menggenggam tangan Ishara.
Wanita itu tersipu seraya kembali memukul gemas lengan Kerrlo, pria ini selalu saja mengeluarkan gombalan nya.
“Sudah lah diam disini, aku akan memesan”
Ishara memutuskan untuk memesan makanan dan minuman yang akan ia makan bersama Kerrlo, kekasih nya.
Mengingat status mereka, terkadang Ishara terkekeh karena saat itu di dalam mobil Kerrlo menyatakan kembali perasaan nya. Tepat malam sebelum Ishara melakukan pertukaran pegawai.
Dan di sana Ishara yang lagi-lagi tersentuh dan mencoba untuk membuka hati serta perasaan nya. Pada akhirnya ia menerima Kerrlo dengan jujur mengatakan perasaannya.
Kembali ke tempatnya setelah memesan, kini Ishara dan Kerrlo mengobrol ringan. Ah lebih tepatnya Kerrlo banyak bertanya tentang hari-hari Ishara.
Kedua nya sesekali tertawa dan Kerrlo pun sesekali melayangkan cubitan gemasnya pada pipi Ishara atau sekedar mengusap-usap nya. Hingga tidak menyadari kedatangan waiters yang mengantarkan pesanan mereka.
“Silahkan di nikmati Tuan, Nona”
“Terima kasih”
Setelah waiters tersebut pergi, Ishara dan Kerrlo pun mulai menikmati makan siang nya yang sesekali saling menyuapi. Mencicipi makanan masing-masing.
Hingga di satu kesempatan tatapan Ishara bergulir ke arah lain dan di sana tubuhnya langsung menegang dengan tawa yang langsung terhenti.
Menelan sisa makanan di dalam mulut nya dengan susah payah, Ishara kembali menatap Kerrlo yang tentu langsung mendapat respon dari pria itu.
“Kenapa? Ada apa?” Tanya Kerrlo saat melihat perubahan ekspresi Ishara.
Kepalanya hendak menoleh melihat arah tatapan Ishara sebelumnya, tetapi wanita itu menahan kedua pipi nya hingga hanya terfokus pada wajahnya saja.
Dan tentu perlakuan Ishara membuat pria yang duduk tak jauh dari posisi kedua nya langsung menggeram rendah dengan tangan mengepal kuat.
“Tuan Vincente?”
Agaskara kembali menatap rekan bisnis nya yang menatap nya bingung. Tidak, dirinya harus bisa menahan emosi nya di depan rekan bisnis yang menguntungkan ini.
Walaupun sejak awal Agaskara ingin rasanya menarik Ishara lalu mengurung nya di dalam sangkar emas miliknya.
Melihat keduanya berpelukan, berbicara, bercanda bahkan tertawa tentu membuat Agaskara naik pitam.
“Maaf Tuan Rados” Jawab Agaskara setelah menarik napasnya dalam, mengontrol emosinya.
“Apa ada yang salah?” Tanya Tuan Rados yang tak lain adalah rekan bisnis Agaskara saat ini.
Yang melakukan janji makan siang bersama tepat di cafe yang sama dengan Ishara. Kasihan saja Ishara yang sepertinya kurang teliti dan tidak memperhatikan ke segala penjuru cafe tersebut hingga wanita itu baru menyadari nya sekarang.
“Tidak ada Tuan, mari lanjutkan” Agaskara menjawab dingin dengan mata yang kembali menatap ke arah sepasang manusia yang berada tak jauh darinya.
Agaskara dapat melihat dengan jelas tubuh menegang Ishara yang kini tengah di tenangkan oleh Kerrlo.
Menggenggam tangan Ishara lalu sesekali mengusap pipi wanita nya, membuat Agaskara semakin menguatkan cengkraman nya pada pisau daging yang sedang ia pegang.
“Ada apa, Ra?”Tanya lembut Kerrlo mengusap keringat yang muncul di wajah Ishara.
Ishara menggeleng samar, otaknya kembali berputar kala melihat tatapan Agaskara saat ini serta mengingat ancaman terakhir kali pria itu yang menyuruhnya untuk memutuskan Kerrlo.
“Tiba-tiba saja perutku terasa tidak enak” Jawab bohong Ishara.
Mendengar itu Kerrlo langsung beranjak dari posisinya mendekati Ishara dengan wajah khawatir nya.
“Astaga kenapa baru bilang sekarang?!” Seru khawatir Kerrlo, pria itu kemudian menuntun lembut Ishara agar berdiri. “Ayo kita periksa, aku takut terjadi hal serius pada mu”
Ishara menggeleng, ingin rasanya terkekeh melihat ekspresi khawatir Kerrlo serta perkataan berlebihan pria itu. Namun bibirnya terasa kelu untuk sekedar berbicara pun.
“Ini akan membaik sebentar lagi” Tolak halus Ishara. “Sepertinya aku akan kembali ke kantor untuk berisitirahat” Lanjutnya.
“Tidak, lebih baik kamu izin saja” Kerrlo kembali mengusap keringat Ishara yang bermunculan di kening wanita itu. Sepertinya sangat sakit.
“Ini hanya sakit biasa Er, aku--”
“Tidak Ra!” Potong tegas Kerrlo. “Jika kamu tidak mau ke dokter maka istirahat di apartemen biar aku yang menghubungi Tuan Vincente untuk meminta izin”
Ishara menggeleng cepat. “Ini akan segera membaik, ayo kita pergi”
Dengan gerakan cepat dan terburu-buru Ishara menarik Kerrlo keluar dari cafe tersebut, meninggalkan tatapan mematikan yang siap menerkam mangsa nya.
...****************...
bakalan seruu ini mah dua orang adik kaka menyukai satu wanita yg sama
😁👍🌹❤🙏
heheee
kasian ishara terjebak
👍🌹❤😁🙏
cinta othor banyak-banyak 💞😍
waktunya Agas OR Alaska..??
👍🌹❤🙏
"sini Aku tampol kamu yg lagi demam" ujar ishara
hehee 👍🌹❤🙏😍😁
berasa bentar banget ni baca
boleh nambah lagi thor 🙏😁👍🌹❤
trims dari aku ibu² anak 3 🥰💜