~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
drtttttt.... drttttt.... Drtttt....
Ponsel Azalea yang berada diatas kasur terus bergetar. Azalea yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil itu berjalan mendekati ranjang.
'my love' is calling.......
My love? Apakah lelaki itu kembali mengganti namanya diponsel Azalea. Belum sempat Azalea menerimanya getarnya sudah berhenti dan panggilannya sudah berakhir.
Drtttttt....drt...... Drttt....
Ponselnya kembali bergetar dengan penelpon yang sama. "ya hallo" jawab Azalea.
"sayang. Maaf hari ini aku gak bisa temani kamu ke rumah sakit. Aku ada urusan darurat!" ucap Leon dengan nada suara yang terdengar cemas.
"ada apa?" tanya Azalea.
"bukan hal yang penting kok, sayang" jawab Leon dengan senyuman tipis di sudut bibirnya.
"oh, ya sudah!" sahut Azalea dengan sedikit rasa kecewa. Mana ada urusan darurat yang tidak penting.
"oke. Sampai jumpa sayang" Leon mengakhiri teleponnya, lelaki itu memijit pelan pelipisnya yang terasa berdenyut.
"apa yang terjadi Sean?" tanya Leon pada asistennya itu.
"aku tidak tahu pasti, yon. Paman bram tadi menelpon dan mengatakan jika sesuatu telah terjadi" jawab Sean. "terus selidiki yang mencurigakan apa pun itu" ucap Leon. Lelaki itu bangkit dan pergi tanpa pamit..
"halo. Bagaimana hasilnya?" tanya Sean begitu sambungan teleponnya terhubung diseberang sana.
"iya, tuan. Hasilnya sudah saya kirim di email anda" jawab orang disebrang sana.
Tanpa menjawab Sean segera mematikan ponselnya dan berniat pergi dari rumah Leon. "kak, Sean!!" Sean menoleh dan mendapati gadis manis nan cantik itu sedang menghampirinya. Ariella, gadis itu sudah rapi hendak kekampus. "kak" Ariella menyentuh lengan Sean, karena lelaki itu sedang bengong sambil menatap ke arahnya. Jangankan bereaksi mengedipkan mata pun Sean seakan lupa. ia sangat mengagumi kecantikan sepupu dari Leon itu.
"khemmm.... Ada apa?" tanya Sean setelah ia berdehem untuk menetralkan rasa gugup yang kian hadir di hatinya.
"kakak mau kemana?" tanya Ariella.
"aku mau kekantor. Ada apa?" jawab Sean yang terkesan cuek dan dingin.
"kak, boleh aku numpang?" tanya Ariella dengan hati hati. Karena ia hendak kekampus namun, supir pribadi mereka sedang mengantar ibunya ketempat neneknya. Sedangkan dirinya tidak diizinkan oleh Leon untuk mengendarai mobil.
Sean terlihat berpikir, waktunya hanya sedikit. Sedangkan ia sedang buru buru agar cepat sampai dikantor untuk memeriksa file yang dikirim oleh bawahannya.
"boleh, ya kak. Please aku ada kuliah pagi" Ariella meraih lengan Sean karena lelaki itu hanya diam saja. "baiklah" jawab Sean kemudian ia berjalan meninggalkan Ariella diruang tamu.
"astaga!!! Kak Sean begitu tampan!" seru Ariella menghentak hentakkan kakinya dilantai. Sambil memegang wajahnya ia terus menatap punggung Sean yang terus menjauh. Sadar dengan keadaan Ariella segera berlari menyusul Sean.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Terjebak macet dilampu merah membuat Azalea semakin dilanda rasa bosan. Ia mengetuk ketukkan jarinya di setir kemudinya. "eh, bukannya itu mobil Leon?" tanya Azalea pada dirinya sendiri. Mobil yang begitu ia kenali tepat berada di sampingnya.
Wanita itu meraih ponselnya hendak menelepon nomor Leon namun, sayang nomor ponsel lelaki itu sedang tidak bisa di hubungi. Tidak lama kemudian lampu lalu lintas berwarna hijau dan mereka pun melajukan kembali kendaraannya.
Terbesit rasa penasaran dihati Azalea. Karena, tidak biasanya lelaki itu bertingkah aneh hari ini. Azalea memutuskan untuk mengikuti mobil Leon yang sudah melaju di depannya.
Kening wanita itu mengerut ketika melihat mobil yang dipakai Leon masuk kedalam lingkungan restoran bintang lima. "apa yang ia lakukan disini? Apakah pertemuan bisnis" jiwa penasaran Azalea semakin menjadi.
Ia kemudian ikut masuk kedalam restoran. Matanya terus mengawasi punggung lebar nan tegap milik Leon dari jarak jauh. Deg!!! Jantung Azalea berdetak dua kali lebih kencang saat ia melihat Leon menghampiri seorang wanita cantik dan ikut duduk bersamanya. Wanita itu memilih duduk di pojok tidak jauh dari meja yang ditempati Leon.
"ini yang kamu bilang darurat? Bertemu dengan bianca dan membohongiku!" Azalea menggenggam erat tangannya sendiri diatas meja. Ini yang Azalea takutkan Leon mungkin saja belum usai dengan masa lalunya. Entah ada apa disana Azalea lupa memperjelasnya sebelum ia jatuh terlalu jauh.
bohong jika hati Azalea baik baik saja saat ini. hatinya cukup ketar ketir melihat Leon bertemu dengan wanita dimasa lalunya dibelakang Azalea. Belum hilang rasa khawatir Azalea kini muncul wanita lain lagi yang ikut bergabung di meja Leon. Azalea menatap nanar punggung lelaki itu apa yang sedang Leon rencanakan untuk dirinya. Berbagai pertanyaan buruk menghantui pikirannya. Karena tidak ingin masuk terlalu dalam Azalea memutuskan untuk pergi dari restoran itu.
"tenanglah Azalea" ucap Azalea saat ia telah sampai di mobilnya. Wanita itu menyandarkan punggungnya disandaran kursi kemudinya. Menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Seribu kali wanita itu meyakinkan hatinya untuk tenang namun, tidak hatinya tetap was was tak karuan.
Saat wanita itu hendak meninggalkan area parkiran restoran. Tidak sengaja matanya menangkap sosok bayangan Leon yang sedang berjalan dengan tergesa gesa menuju mobilnya. Entah mengapa Azalea kembali membuntuti mobil Leon dari jarak aman.
Dipertengahan jalan mobil Leon menepi dan lelaki itu memasuki sebuah toko kecil dipinggir jalan. Tidak lama kemudian lelaki itu kembali keluar dengan bucket bunga mawar digendongannya. Hati Azalea semakin panas melihat itu semua. Ia kembali mengikuti kemana arah mobil Leon.
Mobil Leon parkir di sebuah rumah minimalis yang memiliki halaman yang asri dan terawat. Berbagai macam pertanyaan buruk muncul dikepala Azalea. "apa yang kamu sembunyikan dariku?" lirih Azalea terus melihat kearah Leon yang sudah keluar dan membawa buket bunga mawar merah itu.
Azalea takut untuk masuk terlalu dalam, apakah hatinya akan sanggup menerima kenyataan yang nantinya akan ia ketahui. Namun, jika ia pulang sampai kapan ia akan menunggu Leon untuk jujur padanya. "mungkin lebih baik aku meneleponnya kembali" Azalea meraih ponselnya yang berada di dashboard mobil.
Tut.... Tut.... Tut.... Panggilan pertamanya tersambung namun, tidak di tanggapi. Azalea kembali meneleponnya dan "yaa. Sayang ada apa?" tanya Leon dengan nafas yang ngos ngosan terdengar jelas ditelinga Azalea. Wanita itu menutup matanya erat dan menggenggam setir kemudinya dengan erat.
"hallo, sayang. Aku lagi sibuk nanti aku telepon balik ya!" ucap Leon, Azalea membuka matanya dan menatap mobil Leon yang masih terparkir rapi di depannya.
"oke" jawab Azalea lalu ia memutuskan panggilannya dengan sepihak.
"aku tidak mengizinkanmu" ucap Azalea ia menghapus kasar air mata yang jatuh tanpa izinnya di sudut matanya.
"hallo, Sean. Leon ada di mana mengapa ponselnya tidak bisa di hubungi?" tanya Azalea, ia memutuskan untuk menelepon sang Asisten Leon mungkin saja Sean akan lebih bisa diajak kerja sama. "ya nona. Tuan sedang sibuk saat ini. Apakah ada pesan saya bisa menyampaikannya" jawab Sean. Tidak ternyata sama saja taun sama bawahan selalu kompak mengapa Azalea meragukan itu. Lalu Azalea memutuskan panggilannya.