NovelToon NovelToon
Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Slice of Life
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di pertengahan tahun 1980, Dewi merasakan pedihnya dijadikan tulang punggung layaknya sapi perah, tapi tetap dianggap sebagai benalu. Bahkan, KDRT kerap Dewi maupun anaknya dapatkan dari suami dan juga keluarga suami, yang selama 5 tahun terakhir Dewi nafkahi. Karenanya, Dewi nekat menjadikan perceraian sebagai akhir dari rumah tangganya.

Dewi bertekad bahagia bahkan sukses bersama kedua anaknya. Segala cara Dewi lakukan, termasuk menjadi ART, sebelum akhirnya menjadi warung keliling. Namun pada kenyataannya, menjadi sukses bukanlah hal mudah. Terlebih, Dewi masih saja diganggu orang-orang dari masa lalunya. Dewi sampai berurusan dengan hukum akibat fitnah keji, sebelum akhirnya mengikuti program transmigrasi di era Orde Baru yang tengah berlangsung.

Akan tetapi karena sederet cobaan itu juga, Dewi menemukan cinta sejati sekaligus kesuksesan yang selama ini Dewi perjuangkan. Kesuksesan yang membuat Prasetyo sekeluarga sangat menyesal!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 : Perhatian Mas Abdul

“Mas, mulai sekarang, Mas jangan keluar dari kamar kalau Mama enggak ajak, ya. Mas di kamar saja jagain dek Utari. Soalnya di luar kan banyak orang, enggak enak takut ganggu,” lembut Dewi yang kemudian menuntun putranya itu untuk tidur.

“Maafkan Mama ya Mas. Karena Mama sudah membuatmu merasakan luka bahkan itu luka mental terlalu dini. Mama tahu, diammu ini karena kamu tertekan. Karena kamu takut membuat Mama makin terluka. Padahal kamu saja terluka karena apa yang menimpa kita,” batin Dewi yang memeluk sekaligus menci.umi putranya penuh cinta.

“Dewi itu istrinya Prasetyo.” Di hadapan keluarganya, mas Abdul menjelaskan. Ia dapati, semuanya yang langsung tercengang. Ketiga adik perempuannya sampai menatapnya marah lantaran mereka tahu betul Prasetyo siapa. Sementara sang ibu, wanita itu tampak syok dan perlahan lemas sekaligus sesak napas.

Ibu Safangah berangsur duduk dan menunduk loyo.

“Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu karena Dewi berbeda dari wanita pada kebanyakan. Dewi bahkan korban Prasetyo dan nenek Retno.” Kini, mas Abdul memang tak lagi memanggil ibu Retno dengan sebutan “mbak Retno”, melainkan “nenek Retno.”

“Tanyakan kepada tetangga mereka tinggal. Tanyakan kepada keempat mantan bosnya. Karena meski dia hamil tua, dia masih sanggup bekerja di empat rumah sekaligus. Bahkan sekarang, dia masih nifas. Dia belum ada seminggu melahirkan, tapi dia sudah mondar-mandir mencari pekerjaan demi bertahan hidup sekaligus menghidupi kedua anaknya!”

“Karena memang sekeji itu keluarga Prasetyo. Mereka memusuhi, memperbud.ak Dewi dan kedua anaknya. Bahkan alasan kemarin Dewi akhirnya melahirkan anaknya, itu karena di-KDRT. Sementara ketika di puskesmas, Prasetyo menelantarkannya sampai sekarang demi nenek Retno!”

“Sekarang, Dewi sedang menunggu hasil gugatan perceraiannya. Dia menyerah dan tak lagi memperjuangkan rumah tangganya. Dewi tak lagi mengupayakan keluarga utuh untuk kedua anaknya karena yang diperjuangkan saja, makin semena-mena.”

“Prasetyo lebih parah dari bapak. Karena anak pertama Dewi yang sekecil itu sudah terbiasa dipukul.i. Baik oleh Prasetyo, maupun keluarganya yang urak.an itu!” Mas Abdul mengakhiri ceritanya dengan air mata berlinang. “Jangan bun uh diri dan mem bunuh anaknya saja, Dewi sudah untung. Jadi, jangan memperlakukannya dengan semena-mena hanya karena kita trauma pada nenek Retno. Juga ....” Mas Abdul menatap wajah-wajah di hadapannya dengan sangat memohon.

“Jangan salahkan dia hanya karena dia seorang janda. Karena andai bisa, dia pasti juga tidak mau jadi seperti sekarang. Niat utamanya sungguh fokus memberi kedua anaknya orang tua utuh yang bahagia. Seperti harapan kebanyakan seorang ibu di luar sana!”

“Dewi orangnya rajin banget kok. Terbukti, dia bisa kerja di empat tempat yang sama, sementara selama lima tahun terakhir, dia juga harus mengurus keluarga suaminya.” Mas Abdul mengangguk-angguk yakin kepada keempat wajah di hadapannya. Keempatnya yang awalnya terlihat marah bahkan kecewa kepadanya, kini jadi menampakkan wajah iba.

Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Dewi sudah beres-beres sekaligus membersihkan rumah. Dikarenakan rumah mas Abdul sangat luas mirip hotel sederhana, Dewi memang membutuhkan waktu lebih hanya untuk menyapu maupun mengepel semua lantai di sana. Namun tanpa Dewi sadari, ia tengah diintip sekaligus diawasi oleh ibu Safangah.

Ibu Safangah yang awalnya hanya mengawasi dari balik pintu kamarnya, berangsur keluar. Satu hal yang harus kalian tahu. Karena saking traumanya kepada ibu Retno, ibu Safangah dan ketiga putrinya sengaja mengosongkan kamar ibu Retno. Sementara untuk semua barang-barang ibu Retno sudah mereka kumpulkan. Untuk pakaian dan tas mahal, mereka berencana akan membakarnya. Namun untuk perhiasan, mereka akan menjualnya, sementara hasilnya akan disumbangkan.

Karena canggung dan masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Dewi justru calon mantan istrinya Prasetyo, ibu Safangah sengaja berdeham. Ia mendekati Dewi tanpa benar-benar menatapnya secara terang-terangan. Kendati demikian, kenyataan tersebut sudah langsung membuat Dewi deg-degan. Dewi ketakutan dan tidak berani menatap ibu Safangah. Meski sempat refleks menoleh sekaligus menatap kilat ibu Safangan, Dewi yang sempat membungkuk kepada ibu Safangah, langsung melanjutkan pelnya.

Suasana masih petang karena adzan subuh saja masih berkumandang.

“Hari ini kamu mau masak apa?” tanya ibu Safangah sambil menghampiri Dewi.

Dewi berangsur berhenti mengepel. Ia menghadap ibu Safangah, tapi sambil tetap menunduk sebagai wujud hormatnya. “Ibu mau dimasakin apa? Insya Allah andai saya tidak bisa, asal diajari, saya akan usaha,” ucapnya.

Di waktu yang sama, mas Abdul keluar dari barisan kamar paling ujung depan. Mas Abdul tak sengaja memergoki pertemuan antara mamanya dengan Dewi. Mas Abdul langsung termangu menyaksikan semua itu. Namun, lagi-lagi mas Abdul merasa kasihan kepada Dewi.

Seiring waktu yang mulai terang, kesibukan Dewi sudah berpindah di dapur. Dewi memasak apa yang ibu Safangah maupun ketiga adik mas Abdul inginkan.

“Ibu mohon maaf, ... untuk mas Abdul, dimasakin apa?” tanya Dewi karena masakan terakhir untuk adiknya mas Abdul, sudah nyaris ia kerjakan.

“Harusnya dia sudah kelelahan, tapi masih meminta pekerjaan,” batin ibu Safangah jadi tidak tega. Benar kata putranya, Dewi tipikal yang sangat gigih. Dewi yang cekatan juga tipikal pekerja sangat keras. Dewi berbeda dari ibu Retno, tapi ibu Safangah tetap tidak mau kecolongan. Karena baginya, bisa saja Dewi berubah kemudian berulah.

“Tolong masakin sekalian sama yang mau Mbak dan anak-anak makan, ya, Mbak. Eh, Utari kan belum boleh makan ya. Mm ... intinya, saya makan apa yang Mbak dan Alif makan saja, biar enggak ribet. Sepagi ini, Mbak sudah jadi restoran,” ucap mas Abdul yang kebetulan baru datang. Selain mendengar pertanyaan Dewi, mas Abdul juga sengaja menyindir mama maupun ketiga adiknya. Adik yang salah satunya dan paling tertua, usianya sebaya Dewi. Sementara paling kecil itu berusia tujuh belas tahun. Tentu semuanya sudah dewasa dan bisa berpikir waras.

“Mas Abdul mau makan dengan menu yang sama dengan aku dan Alif? Lah gimana ceritanya sementara aku saja, enggak berani makan lebih. Niatnya cuma bikin sayur bening dan beneran itu,” batin Dewi.

Diam-diam, mas Abdul memperhatikan Dewi. “Dia pasti bingung, dan enggak mungkin hanya masak masakan biasa buat aku juga,” batin mas Abdul yang memang sengaja membuat Dewi agar makan makanan bergizi juga.

“Si Alif, beres shalat langsung buru-buru masuk kamar. Memangnya, Mbak sengaja larang-larang dia keluar dari kamar, ya?” tanya mas Abdul sengaja membuat kopi sendiri.

Sebagai satu-satunya anak laki-laki bahkan menggantikan peran bapaknya sebagai kepala keluarga, mas Abdul berusaha memberikan contoh yang baik, bahkan itu kepada mamanya.

Tentu Dewi tidak bisa menjawab dan pada akhirnya terpaksa berbohong. “Memang saya minta buat jaga Utari, Mas. Pamali kan, bayi ditinggal sendiri.”

Ibu Safangah maupun ketiga adik perempuan mas Abdul yang ada di sana, jadi merasa tak enak hati kepada Dewi. Karena bagi mereka, Dewi sengaja membatasi interaksi anak-anaknya, maupun interaksi Dewi sendiri dengan mereka.

1
Anonymous
jjk
Dewi Eka
Luar biasa
Dewi Eka
Kecewa
Adinda Kusuma
Luar biasa
Nay Nayla
.
Rumah Aman
kok tega sekali ibunya ya..
Rumah Aman
akoh jadik ketawa terus deh ..harusnya nikah baru istrinya muda loh ini dptnya udah menepos hahaha
Yuni Ngsih
tenang wi badai pasti berlalu ,tabahkan hatimu mungkin itu akhirnya kamu akan sucses....🤲🤲🤲
Yuni Ngsih
waduuuuh Thor yg punya ceritra knp ya blm bahagia ,masih trs dapat cobaan smg habis gelap terbitlah terang ....kasian Dewi sm Anak" nya ....🙈🙈🙈 memang kamu Thor yg bikin ceritra greget banget....maju teruuuuus 👍👍👍💪💪💪
Julia Inp
gimn sih thor harusnya di jadikan anak angkat bukan di suruh kawinin
Simba Berry
bagus banget ceritanys.luar biasa.inti cerita ini menyusun konsep..BERAKIT RAKIT KEHULU BERENANG RENANG KETEPIAN BERSAKIT SAKIT DAHULU BERSENANG SENANG KEMUDIAN
Simba Berry
bakar saja kantor polisinya isinya para iblis berbentuk manusia.
Simba Berry
bu sumi ini dari kemarin2 selalu nyusahin hidupnya dewi.pertama memberikan informasih kalau ada yg mesen dagangannya,tapi ternyata yg mesen keluarga manyan suaminya.yg kedua ketika prasetyo mencari alamat rumah dewi dengan alasan minta maaf.dan dengan gampangnya memberitahukan alamatnya.dan sekarang dengan sok perhatian mendatangi prasetyon buat membujuk prasetyo agar bertanggung jawab kepada kedua anak dewi.
Simba Berry
ya3lah..anak baru lahir mau disekolahin.yg benat aja.alif juga masih kecil baru 4 tahun .sekolah apa 4 tahun?
Simba Berry
wanita stres.mau menikabkan suamjnya yg tua bangka sama gadis muda seusia dewi.
Ruzita Ismail
Luar biasa
Ruzita Ismail
Lumayan
Selamet Turipno
inilah cerita paling bodoh yg pernah saya baca
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Selamet Selamet, baru juga baca awal, sudah curhat 😂
total 1 replies
Fida
Luar biasa
Heny
Bagus dewi jng mau di tindas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!