Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Khawatir
Seorang pria membisikkan sesuatu kepada pejabat tinggi saat melihat Rini.
Pejabat itu kemudian memberikan isyarat kepada bodyguardnya untuk memberikan jalan kepada Rini.
"Permisi maaf menganggu sebentar?" ucap Rini
Pria itupun reflek menoleh kearahnya dan. Mengangguk setuju.
"Terimakasih, perkenalkan saya Rini, kebetulan ada yang ingin saya tanyakan kepada anda, tapi bukan disini, apa anda punya waktu untuk berbincang dengan ku?" tanya Rini
Pria itu tersenyum sinis menatap Rini.
"Kenapa Apa kau ingin menjadi istriku?" jawabnya seketika membuat Rini membelalak
"Istri??" Rini tampak mengernyit mendengar jawaban pria itu.
"Mungkin karena status ku yang lajang membuat banyak wanita yang mendekati ku dan selalu menawarkan diri untuk menjadi istriku," jawabnya sombong
Melihat ekspresi wajah menyebalkan pria itu
membuat Rini kesal dan meninggalkannya.
Ia kemudian memilih duduk di sebuah meja kosong. Netranya kembali menatap pejabat itu.
"Apa benar dia ayah Caca, apa orang seperti itu yang meniduri ku malam itu," ucapnya gusar
Sementara itu Carlen yang diam-diam mengikutinya tampak terus mengamatinya dari kejauhan.
"Apa pria itu ayah Caca atau kekasih Rini?" tanya Carlen
Reynold hanya mengangkat bahunya.
"Kenapa kamu tidak tahu, coba cari tahu siapa pria itu dan apa hubungannya dengan Rini hingga ia begitu ingin menemuinya sampai tidak pulang!" cibirnya
"Baik Tuan," jawab Reynold
Ia kemudian mencari tahu pria itu melalui media sosial.
"Namanya Ray Surya, dia adalah seorang pejabat tinggi negeri ini, dan statusnya masih lajang?" jawab Reynold
Carlen menatap wajah asisten pribadinya itu dengan tatapan elangnya. Ia pun menarik tablet dari tangan Reynold untuk memastikannya sendiri.
"Jika dia masih lajang berarti dia kekasih Rini??" ucapnya sinis
"Tapi kenapa Rini berubah murung setelah menemuinya, apa mereka bertengkar sehingga Rini menjadi sedih?" imbuhnya
"Bagaimana jika Tuan tanyakan saja kepada Nona Rini?"
Seketika wajah Carlen berubah merah membuat Reynold langsung meminta maaf padanya.
"Maaf Tuan, bagaimana kalau saya tanyakan langsung padanya?" ucapnya
"Tidak perlu," sahut Carlen dengan wajah juteknya
Tidak lama seorang pria berusia 40 tahun mendekati Rini dan duduk di sampingnya.
Carlen tampak mulai tidak nyaman melihat keduanya mengobrol begitu akrab.
"Apa dia pacar Rini?" tanya Carlen lagu
Reynold tampak menggelengkan kepalanya.
"Entahlah Tuan," jawabnya
"Tapi keduanya begitu akrab, lihatlah pria itu mulai perhatiannya dengannya," imbuhnya
Entah kenapa Carlen begitu tak suka saat melihat pria itu begitu perhatian terhadap istrinya.
Ia bahkan berkali-kali mengumpat terhadap pria itu. Tentu saja tingkah konyolnya itu sampai membuat Reynold berusaha menahan tawa.
Carlen yang tak tahan pun segera mengambil ponselnya untuk menghubungi istrinya tersebut.
"Apa, jadi pria itu bukan Ray??" tanya Rini kaget
Pria itu mengangguk, kemudian memberikan ponselnya kepadanya.
"Sial, jadi ibu sengaja menipuku!" gerutu Rini
"Anyway makasih yah sudah datang ke sini tepat waktu, sampaikan juga terimakasih ku buat Nat," imbuhnya
"Baik dokter, kalau begitu saya permisi dulu," jawab pria itu kemudian pergi
Sementara itu Rini yang merasa tak bisa menemukan sosok pria yang ditunggu pun berniat pergi.
"Sepertinya dia tidak akan muncul," gumam Rini
Ia pun segera bangun dan berdiri.
Namun baru saja ia akan melangkah pergi
seorang pria datang menyerangnya. Pria itu berusaha membunuhnya. Rini terus menghindari serangan yang begitu cepat dan bertubi-tubi tersebut.
Melihat Rini di serang pria yang meninggalkannya segara menghampirinya dan membantunya.
"Anda tidak apa-apa dokter?" tanya pria itu
"Ya, aku baik-baik saja," jawab Rini
Carlen pun mulai terlihat panik saat melihat Rini yang mulai terpojok. Bahkan pria yang membantunya jatuh tersungkur ke lantai.
"Cepat bantu dia!" seru Carlen memberikan perintah kepada Reynold
"Baik Tuan ," jawab Reynold
Pria itu langsung berlari kearah Rini diikuti oleh dua bodyguardnya. Ia segera menghajar satu persatu para penjahat itu.
Rini menoleh ke arah Reynold d
dan mengacungkan ibu jarinya.
"Thanks Rey!" serunya
Reynold mengangguk, dan Rini pun tersenyum membalasnya..
Tiba-tiba dari arah berlawanan seorang pria menggunakan senjata tajam berusaha menyerangnya, beruntung Rini langsung menghindar sehingga ia tidak terkena serangannya.
Salah seorang penyet itu tiba-tiba melihat ke arah Carlen.
Ia pun menghampiri Carlen dan berusaha menyerangnya. Melihat Carlen dalam bahaya, Rini segera bergegas menghampirinya.
Namun ia kalah cepat dari penjahat itu. Sebuah tusukan senjata tajam bersarang perut Carlen membuat pria itu pun seketika tumbang.
"Carlen!" seru Rini
Tanpa berpikir panjang ini langsung melesatkan tendangannya ke arah pria itu, saat ia berusaha menusuk Carlen untuk kedua kalinya.
Pria itu langsung tumbang seketika.
Melihat Carlen yang berlumuran darah membuat Rini berteriak histeris.
"Carlen bangun!" seru Rini berusaha membuat pria itu terjaga
Namun Carlen yang kehilangan banyak darah hanya mampu menggenggam erat jemarinya. Tentu saja hal itu membuat Rini semakin panik.
"Tolong!" serunya sambil menangis tersedu-sedu
"Tolong telepon ambulans!" imbuhnya
Rini segera melepaskan dasi Carlen untuk, untuk membalut luka di perutnya.
"Kamu harus bertahan Alen!" serunya
Tidak lama Reynold pun menghampiri mereka dan memapah Carlen menuju ke mobilnya.
Reynold segera melesatkan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.
Selama perjalanan menuju rumah sakit Rini tak henti-hentinya menangisi suaminya yang sekarat.
Ia tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya melihat pria di pangkuannya tak bergeming.
"Kamu harus bertahan, demi Gala!"