ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. di gendong ke kamar
...----------------episode 11----------------...
Waktu menjelang tengah malam. Ada suara seorang pria yang teriak menjerit kesakitan di kamarnya dan ada seorang wanita yang tertidur pulas karena kecapean di sebelah kamar satunya lagi.
...----------------...
Pada saat mereka sampai Di Mension kediaman Dowson. waktu itu masih sangat malam, Ellisha tidak mengetahui bahwa mereka telah sampai dikarenakan ia tertidur pulas karena kecapean seharian membantu masyarakat.
Alaric yang turun dari kudanya dan di hampiri dengan cepat oleh kepala pelayan, seorang pria yang sudah cukup tua dan beberapa pelayan yang masih belum tidur karena mengkhawatirkan keadaan Alaric. Mereka tau bahwa malam ini penyakit Alaric akan kambuh.
dengan terburu-buru dan khawatir, pak kepala pelayan menghampiri Alaric.
"Tuan... Hati-hati, biarkan saya menolong anda masuk ke dalam kamar. Racunnya sudah saya siapkan"ujarnya sambil memampah tubuh Alaric.
"Tuan, sepertinya nyonya terlelap di keretanya, saya tidak enak membangunkannya. saya meminta izin anda untuk menggendong nyonya ke kamarnya tuan?"ucap Zaint hati-hati.
Mendengar itu langkah Alaric terhenti.
"Tunggu"ucap Alaric dengan suara berat menahan rasa sakit yang menusuk di tubuhnya.
"kau tidak ada hak menyentuh wanita itu"ketus Alaric dengan nada marah tapi tidak kuasa menampakannya karena rasa sakitnya membuatnya lemah.
"Maaf tuan. Saya akan membangunkan Nyonya sekarang"ucap Zaint merasa bersalah.
"Tidak jangan bangunkam dia, wensto lepaskan saya"perintah Alaric kepada kepala pelayan.
"apa maksud tuan? Tuan yang akan menggendong wanita itu, dengan keadaan tuan yang tidak baik-baik saja ini?"lirih Wensto tidak menyukai akan keinginan Alaric.
"Diam dan lepaskan aku. Jika bukan aku yang menggendongnya, siapa lagi? Hanya aku yang punya hak untuk menyentuhnya, aku suaminya"putus Alaric dengan wajah memerah dan berkeringat dingin.
"haah... Baiklah Tuan. Saya mohon berhati-hati"ucap Wensto pasrah.
Alaric pun berjalan tegap menahan sakitnya ke arah Ellisha, sampainya dia di kereta, dengan pelan dan lembut ia mengangkat tubuh kecil Ellisha di pelukannya. Ia menghempaskan rasa sakit yang ingin membunuhnya malam itu, hanya demi seorang wanita yang baru ia kenal.
...----------------...
Pagi hari pun tiba.
Ellisha terbangun karena sinar cahaya matahari dari jendela kamarnya yang menyinari wajahnya. Dikarenakan marya yang membuka tirai jendela kamarnya.
"hm.... tutup dulu jendelanya... Aku masih ingin tidur lagi"geram Ellisha dengan mata masih tertutup.
"maafkan saya nyonya.., tapi anda harus bangun, ada banyak yang harus kami tunjukan kepada nyonya sebagai Duchess kami"ujar Marya di depan kasur Ellisha yang masih berbaring.
Mendengar itu Ellisha dengan cepat membuka matanya, tapi dalam keadaan masih terbaring
"Duchess? Hhhh.. kamu lucu... jam berapa sekarang? sepertinya aku belum telat ke kampus!"ucap Ellsisha yang masih mengigo karena rasa mengantuk.
dengan nafas panjang Marya menarik kain Ellisha pelan-pelan.
"ayo nyonya.. Waktu sudah hampir siang, anda belum siap-siap dan makan pagi. orang-orang yang melayani Mension kami ingin bertemu dengan anda sekarang juga..."kesah Marya. Ia dengan sabar menduduki Ellisha yang masih sedikit memberontak.
Dengan sifat aslinya dari masa depan, memang Ellisha adalah gadis yang bangun tidurnya jam 10 pagi. Tiba-tiba harus di bangunkan masih pagi sekali membuatnya merasa sedikit risih.
"iya iya... Baiklaah... Aku bangun aku bangun"ketus Ellisha turun dari kasurnya.
"jadi apa yang harus aku lakukan?"tanya Ellisha dengan wajah kesal.
"silahkan nyonya mandi dulu, sudah kami siapkan air mandi, dan sudah ada dua pelayan yang akan melayani nyonya, setelah itu kami juga sudah menyiapkan sarapan untuk mu di ruang makan, akan saya antarkan nyonya, mari"ucap Marya penuh dengan kesabaran.
*jadi nyonya di dunia kerajaan juga ternyata tidak buruk, hehehe*batin Ellisha mulai merasakan kesenangan duniawi, ia pun menuruti pelayanan dari marya hingga sampai di rias oleh mereka.
Saat di depan cermin, dia di rias oleh 3 pelayan wanita salah satunya adalah Marya.
"Ah aku tidak tau kapan kita sampai dan bagaimana aku bisa berada di kamar ini"ucap Ellisha membuka pembicaraan.
"menjawab nona, Kita sampai di Mension pada waktu malam hari, dan anda di bawa oleh tuan Duke sampai ke kamar"ucap Marya sambil tersenyum dengan penuh arti.
"What!? Pria itu menggendongku? Dia yang membawaku sampai ke kamar?"lirih Ellisha tidak mempercayainya.
"iya nyonya. Walau tuan sedang Saki_"belum Seorang pelayan menyela ucapan Ellisha, dia di cubit diam-diam oleh Marya.
Dengan tatapan tajam mata marya, seperti menyuruh pelayan wanita itu untuk tidak memberitahukan kondisi Duke Alaric kepada Ellisha.
"Sakit? Duke Alaric sakit apa!?"tanya Ellisha dengan raut wajah menyelidik.
"ah itu nyonya.. Tuan semasa perjalanan tidak sengaja tersandung ranting pohon dan mengenai lenganya, itu membuat tangan tuan sedikit merasa sakit"jelas Marya.
Mendengar penjelasan Marya yang terbelit-belit itu membuat Ellisha tidak paham samasekali. Tapi ia tidak memperdulikannya lagi.
"sudah selesai nyonya, anda sangat cantik"pungkas Marya yang sudah selesai mendandani Ellisha.
"tidak-tidak.. Aku tidak menyukai dandanan jaman kuno... Biarkan aku yang mendadani diriku saja.. Ini tidak sesuai dengan seleraku"ketus Ellisha yang baru menyadari dandanan para pelayannya sangat tidak cocok di hatinya.
"kalian keluarlah.. Biarkan aku sendiri yang akan merias. Aku akan keluar jika sudah selesai"ucap Ellisha mengusir ketiga pelayan yang kasihan itu.
"baik nyonya.. Kami pergi, permisi"ucap mereka dengan hormat.
...----------------...
"aissshh... Kenapa wanita itu lama sekali! Kasihan tuan ku sudah sangat kelaparan!"ketus Wensto sang kepala pelayan, ia terlihat sangat membenci Nyonya barunya.
"sssst.... diamlah wensto. Kamu sangat suka jika melihat tuan marah ya"ucap Zaint memperingatinya.
"cih! Aku tidak peduli, apa aku salah? Memang benar wanita itu lambat membuat tuan kita kelaparan"cela Wensto lagi.
"salam tuan, Nyonya sudah ada di depan ruang makan, dia akan masuk"ucap sang prajurit memberitahukan.
"iya masuk saja"ucap Alaric dengan wajah datar.
dengan bunyi suara sepatu dan sambil berjalan anggun, Ellisha menghampiri mereka. mata ketiga pria yang melihat Ellisha dan para pelayan wanita yang juga berada di situ, mereka tampak tak berkedip sedikit pun saat melihat ke arah Ellisha.
Dengan senyuman manisnya, Rambut perak yang di ikat setengah dan di bawah rambutnya yang gelombang di urai begitu saja, warna bibir merah muda sedikit ada warna merah pekat di dalam bibir, bulu mata yang lentik, dan gaun berwarna biru keemasan.
"Salam tuan Duke"ucap Ellisha memberi salam.
Mendengar salam dari Ellisha, barulah mereka bisa berkedip dari pandangan mereka tadi.
"ia. silakan duduk, mari kita makan"pungkas Alaric kembali memalingkan pandangannya dari Ellisha.
Setelah Ellisha duduk, para pelayan mulai menjalani tugasnya yaitu melayani mereka berdua dengan berbagai makanan dan minuman di hadapan mereka.
BERSAMBUNG...