Penampilanya sedikit gemulai, wajahnya mirip orang Korea tapi sebenarnya dia keturunan Jepang. Jiro Itsuki Takahashi, model rintisan di Korea. Memiliki wajah tampan dan gemulai, dia menikahi gadis Indonesia bernama Namira Isyana Saraswarti. Pernikahan mereka kurang di restui oleh kedua orang tuan Namira yang seorang pengusaha dan pebisnis sukses.
Mereka menginginkan kedua anak perempuannya yang berpendidikan tinggi mendapat suami yang sukses juga seperti keluarganya. Mereka menginginkan menantu yang sesamanya bergerak di bidang bisnis juga agar perusahaan dan bisnisnya bisa mrnjadi besar dan menguasai seluruh Asia.
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Jiro Itsuki Takahashi itu, mereka meremehkan Jiro yang seorang model yang gemulai. Padahal dia sebenarnya memiliki dunia lain yang sangat kuat dari pekerjaannya sebagai model.
Siapakah Jiro Itsuki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Namira Khawatir
Kendo melajukan mobilnya dengan cepat, sesekali dia melihat ke belakang pada Jiro yang sudah lemah tak berdaya. Dia menghubungi sheishu, ahli dalam pengobatan tradisional Jepang mau pun juga ahli bedah modern.
"Halo?"
"Ya, ada yang perlu di bantu?"
"Sheishu, tolong pergi ke rumah Minka. Tuan Jiro terluka parah, saya sedang dalam perjalanan menuju Minka. Saya takut sebelum sampai anda terlambat datang, jadi saya menghubungi anda lebih dulu," kata Kendo.
"Baiklah, saya segera kesana."
"Terima kasih."
Klik!
Sambungan telepon terputus, Kendo semakin melajukan mobilnya cepat. Karena letak pertarungan sangat jauh dari rumah Minka, dia tidak mau terlambat menangani Jiro karena jarak yang jauh. Jika harus ke rumah sakit pun, tentu akan menjadi heboh dari tuan Takahashi dan pastinya akan menyalahkan dirinya juga Jiro.
Tak lama mobil memasuki halaman rumah Minka, dia segera turun dan langsung membawa Jiro masuk ke dalam kamarnya. Pelayan dengan tergopoh membantu Kendo melepas baju yang di kenakan Jiro dan membersihkan tubuhnya.
"Ada apa dengan tuan Jiro?" tanya pelayan.
"Dia terluka, terkena pedang samurai," jawab Kendo.
Semuanya di lakukan dengan cepat dan rapi, suara-suara itu terdengar oleh Namira yang berada di dalam kamarnya bersebelahan dengan kamar Jiro. Dia mengerutkan dahi menajamkan pendengarannya di luar kamarnya terdengar berisik.
"Ada apa di luar? Apa dia pulang ke rumah ini?" gumam Namira.
Semakin lama semakin berisik di luar, sampai akhirnya gadis itu pun melangkah keluar dari kamar. Dan benar saja, tampak Kendo sedang sibuk merapikan Jiro di tempat tidurnya. Pada kain putih di lantai banyak sekali darah yang menempel, membuat Namira terkejut.
Dia buru-buru masuk ke dalam kamar Jiro, melihat laki-laki itu terbaring tak sadarkan diri. Tubuhnya lemas seketika melihat darah merembes di bagian pinggangnya.
"Dia kenapa?" tanya Namira membuat Kendo kaget dan menoleh padanya.
"Tuan Jiro terluka, sebentar lagi tabib akan datang menangani tuan," jawab Kendo.
"Kenapa tidak di bawa ke rumah sakit saja?" tanya Namira mendekat.
"Tuan tidak ingin, dia mau di rumah ini di rawat," jawab Kendo lagi.
"Tapi, darahnya banyak sekali yang keluar. Kenapa bisa dia terluka? Apa yang terjadi?" tanya Namira semakin cemas melihat tubuh Jiro tak berdaya.
Kendo melihat wajah Namira yang cemas akan bosnya, dia menatap lama lalu menoleh pada bosnya.
"Nona khawatir?" tanya Kendo.
"Tentu saja, dia yang membawaku kemari. Lagi pula, aku ..."
"Jangan khawatir nona, tuan Jiro akan baik-baik saja. Segera di tangani oleh Sheishu," ucap Kendo.
Tak lama dua orang masuk ke dalam kamar Jiro, laki-laki tua berpenampilan baju kimono hitam dengan menenteng tas dan satu laki-laki lagi membawa tas besar juga. Mereka mendekat pada Jiro, Kendo menjelaskan apa yang terjadi pada bosnya.
"Nona, sebaiknya anda keluar dulu. Biar tabib yang akan menangani tuan Jiro," ucap Kendo.
"Kenapa dia seperti itu? Ada apa sebenarnya?" tanya Namira masih cemas dengan keadaan Jiro.
"Nona tenang saja, biar tabib yang akan menanganinya. Ayo kita keluar," ucap Kendo lagi.
Meski gadis itu penasaran dengan keadaan Jiro, apa yang terjadi sebenarnya. Tapi dia akhirnya menurut, keluar dari kamar laki-laki yang sedang berbaring tak berdaya. Pikirannya tak menentu, cemas, khawatir dan penasaran campur jadi satu.
_
Tiga jam lebih Jiro masih di tangani oleh Sheishu, tabib terdekat dan di percaya oleh Jiro. Selama itu pula Namira menunggu dengan rasa yang gelisah, Kendo memperhatikan Namira yang gelisah. Bolak balik di depan pintu kamar Jiro dan kamarnya.
Kendo juga khawatir, tapi dia percaya kalau bosnya itu sangat kuat dan bisa melalui masa kritis itu. Tak lama, pintu kamar terbuka keluar laki-laki tua dengan wajah datar. Kendo pun mendekat dan bertanya padanya.
"Bagaimana keadaan tuan Jiro? Apa semuanya sudah selesai? Maksud saya, lukanya sudah di tangani dengan baik?" tanya Kendo pada sheishu itu.
"Lukanya sudah di jahit, luka itu terlalu dalam jadi mungkin banyak darah yang keluar. Jadi perawatku sedang memberikan infus padanya, jangan khawatir. Semua baik-baik saja," ucap sheishu itu.
"Aah, syukurlah. Saya khawatir keadaan tuan Jiro jadi buruk," ucap Kendo merasa lega mendengar penjelasan sheishu itu.
Namira yang hanya memperhatikan percakapan antara Kendo dan sheishu bingung, melihat mimik wajah Kendo yang lega dia penasaran. Bagaimana dengan Jiro.
"Tuan Kendo, bagaimana dengan tuan Jiro? Apa sudah baik-baik saja?" tanya Namira.
"Ya, tuan Jiro baik-baik saja. Mungkin menunggu dia sadar saja, nona. Anda jangan khawatir, sheishu menanganinya dengan baik," jawab Kendo.
"Baiklah, itu membuatku sangat senang. Tapi aku masih penasaran, kenapa dia bisa terluka? Apa yang terjadi?" tanya Namira mengulang pertanyaannya.
"Itu, anda nanti tanya saja sama tuan Jiro. Saya pikir, anda bisa merawat tuan Jiro. Dia pasti akan senang jika anda yang merawatnya," ucap Kendo.
Namira mendengar permintaan Kendo merasa malu sendiri, sepertinya dia memang terlalu kentara sekali kalau dirinya sangat khawatir akan keadaan Jiro yang terluka.
"Aku pergi dulu Kendo, dua hari lagi aku kembali lagi untuk melihat kondisinya. Biar nanti Heiji yang akan mengawasi perkembangannya di sini," kata sheishu.
"Terima kasih sheishu, aku akan menjaga tuan Jiro. Mari saya antar," ucap Kendo.
Kendo mengikuti langkah sheishu dari belakang, dan kini mereka sejajar berjalan menuju depan. sedangkan Namira masih bingung, dia pun akhirnya masuk ke dalam kamar Jiro.
Mata gadis itu langsung tertuju pada laki-laki yang sedang terbaring di tempat tidur. Dia menarik napas panjang, di pandanginya tubuh berbalut perban yang di lilit di pinggangnya juga bagian tangannya. Hatinya miris sekali melihat Jiro yang tak berdaya, dia pun mendekati dan bersimpuh di depan tubuh tak sadarkan diri.
Perawat yang bernama Heiji itu melihat Namira dengan mengerutkan dahi karena baru melihat seorang gadis mengkhawatirkan Jiro. Dalam benaknya dia menebak kalau Namira adalah kekasih pasiennya itu.
"Watashi ga saki ni ikimasu, ojosan," ucap Heiji.
Namira bingung, tapi dia hanya mengangguk saja. Heiji pun membungkuk hormat pada Namira kemudian keluar dari kamar Jiro. Namira menatap wajah Jiro yang pucat, matanya terpejam. Hati Namira sedih melihat keadaan Jiro tersebut.
"Apa yang terjadi denganmu? Kenapa bisa begini?" gumam Namira menatap sayu wajah Jiro.
Hatinya berkecamuk, menunduk dan menarik napas panjang. Di pandanginya kembali wajah laki-laki itu dan tangannya mengulur meraba pinggang pelan lalu tangannya. Beralih pada bagian dadanya yang telanjang, tapi di tariknya cepat tangan itu. Wajahnya terasa hangat melihat tubuh Jiro yang tak memakai baju.
"Dia sungguh gagah, tapi kenapa dia terluka?"
"Nona.."
_
_
*****
bilang aja nikah jgn pake katedral Thor Krn merujuk ke agama katolik dn aturannya kalau mau nikah itu ribetttt butuh waktu berbulan2 Krn wajib ikut kursus utk menikah jd ga mgkn bgt eluarga ga tau 😂😂 mending diganti deh tor mumpung msh blm panjang sayang ceritanya lumayan kesannya jd penyesatan