📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
G o d a
Sendal Queen terdengar gaduh saat menapaki satu persatu anak tangga. "Iya Tuan muda." Teriaknya bersemangat.
Dhyrga menatap wajah Queen yang bahagia dan terlihat berbinar setelah melakukan hal yang mungkin membuat gadis itu senang.
"Apa ini?"
Queen tahu Gaga menanyakan kondisi sekitar yang berantakan. Dia menyengir seperti biasanya. "Hehe, ini bekas furniture baru di kamar Murni Tuan. Murni memang belum beresin. Maaf Tuan muda, soalnya tadi Murni masak dulu sebelum beres-beres, kan Murni janji mau masak enak malam ini."
"Kamu tahu, aku tidak suka dengan, ..."
Leta menyela, dia merasa ini kesempatan yang cukup bagus baginya. "Lihat Gaga, Murni menyalah gunakan kartu kredit mu untuk, ..."
"Ya elah. Buk guru ganjen ini ngapain ke sini lagi sih? Nggak ada malunya banget, di ketusin mulu juga."
"Maaf Tuan muda," Queen menyerobot dengan menundukkan wajahnya sendu.
Ini tidak wajar bagi seorang anak pembantu rumah tangga, tapi Queen terbiasa dengan segala hal yang serba ada.
Queen tahu ini sudah keterlaluan, tadinya Queen hanya ingin mengganti warna cat kamarnya tapi bujuk rayu sales marketing membuat Queen setuju mengganti beberapa furniture di kamarnya dengan warna pink gemas.
Dhyrga menaiki anak tangga dengan wajah kesalnya. Ia perlu memastikan apa saja yang Murni palsu ganti.
Queen dan Leta mengiringi langkah kaki besar pemuda tampan itu, menapaki setiap anak tangga satu persatu.
Tiba di kamar Dhyrga mengepal tangannya, berusaha mengontrol emosi yang kian membuncah. Sebenarnya perubahan kamar ini cukup bagus dan lucu, sangat cocok untuk gadis seusia Murni.
Yang pasti tidak murah, entah lah, apa pun yang Murni lakukan, Dhyrga di buat tak bisa marah pada anak gadis itu.
"Gimana? Lucu kan Tuan muda?" Queen menyeletuk menyengir tipis.
Dhyrga menghela, dia menoleh pada Queen yang masih memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Bagus, lebih bagus lagi kalau kamu aku pecat!"
Queen menggeleng cepat. "Jangan pecat Murni Tuan. Tuan muda boleh kok potong gaji Murni, tadi siang kan Murni sudah minta izin sama Tuan kalo Murni mau belanja. Kemarin Murni susah tidur di kamar yang gelap, makanya Murni mau kamar Murni berwarna lucu dan lebih terang lagi. Murni juga mau betah tinggal di sini, kan nggak lucu kalo Murni tidur dan harus minta di elus kepalanya terus."
Leta menggeleng tidak percaya. "Ini tidak bisa di biarkan Ga, hanya karena kepentingan pribadi Murni menghabiskan uang mu."
"Tolong kamu keluar dan cukup ikut campur urusan ku Leta." Dhyrga memotong kata-kata Leta. "Tapi, ..." Wanita itu membuka mulut namun tak berani melanjutkan ucapannya.
Kali ini Dhyrga tampak sangat marah tapi kenapa bukan pada Murni? Kenapa harus kepadanya yang tidak salah apa-apa?
"Kamu pulang. Aku harus istirahat." Dhyrga menunjukkan pintu keluar membiarkan Leta merengut saat ngeluyur pergi.
Tatapan beralih pada Queen yang menunduk takut, kemarin di lakban lalu sekarang apa lagi hukumannya?
"Seharusnya Murni enggak pake uang Tuan untuk belanja, maaf. Jangan pecat Murni Tuan." Lirihnya menyesal.
"Aku sudah cukup kaya untuk mempermasalah kan uang ku Murni. Aku hanya tidak menyukai rumah yang berantakan seperti kapal pecah. Sekarang, bereskan semuanya, ingat, sebelum jam makan malam ku kau sudah harus selesai membersihkan tempat ini, jangan sampai ada satupun debu yang tertinggal!" Dhyrga pergi setelah mengatakan itu.
Queen menyengir saat mendongak menatap punggung bidang Dhyrga berlalu dari hadapannya.
Ya Tuhan, pria idaman Queen banget ini mah fix, udah ganteng, pengertian lagi, bahkan sama pelayan saja Gaga perhatian, gimana sama istrinya?
...❇️❇️❇️❇️❇️...
Sampai kamar Dhyrga melepas dasi birunya, ia menarik dan membuangnya serampangan, ingin kesal tapi kenapa sulit meluah kan rasa.
"Murni, Murni, apa tidak cukup membuat ku kesal. Kenapa setiap hari ada saja ulah anak itu? Baru dua hari sudah sering membuat ku naik darah." Gerutunya yang penuh dengan tekanan.
Dhyrga melangkah masuk kamar mandi seraya menanggalkan seluruh kancing kemejanya. Ia perlu membersihkan diri sebelum makan malam di mulai. Mungkin berendam dengan air hangat sedikit menentramkan pikiran.
Sore tadi dia harus menyaksikan Queen bersama Jee Yeon, di rumah utama orang tuanya menuntutnya menikah, lalu saat pulang Murni membuat huru hara, lengkap sudah penderitaannya hari ini.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
Di luar Queen sudah siap tempur dengan alat bersih-bersih nya. Queen memakai celana jeans milik Murni yang sengaja dia potong sepaha.
Murni mungkin betah dengan celana jeans ketat yang panjang, tapi Queen tidak, maka solusinya Queen memotong celana itu bahkan sampai kebablasan dan mungkin terlalu pendek.
Kaos putih pendek juga ia kenakan bahkan di simpul ke depan perut agar saat bersih-bersih lebih nyaman.
Rikma panjangnya ia kepang khas seperti Murni, bedanya kali ini Queen memakai bandana kain yang lucu.
Seberapa pun gadis itu menyamar, tetap saja tidak cukup tahan untuk tidak berdandan. Queen pandai merias diri, bahkan setelah menjalani hidup sebagai Murni.
Walau kenyataanya Queen masih memakai body losion yang membuat kulitnya lebih gelap dari kulit aslinya agar lebih mendalami peran.
Pertama tama Queen mengumpulkan sampah plastik bubble wrap lalu membuangnya ke luar, saking banyaknya sampah-sampah itu, tiga plastik besar saja tidak cukup untuk menampung.
Queen kembali ke dalam, ia membersihkan sisa debu di seluruh sudut tempat dengan vacuum cleaner.
Sambil bernyanyi fals Queen menjalankan tugasnya sebagai seorang asisten rumah tangga.
Selesai kegiatan ini Queen menyimpan alat penyedot debu nya, ia berlari ke belakang untuk mengambil alat pel lantainya.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
Beberapa saat kemudian. Dhyrga keluar setelah rapi dengan pakaian kasual. Kaos putih ketat dengan celana jeans hitam pendek ia kenakan. Wangi maskulin pun sudah tersiar dari tubuh bidang nya.
Sambil menunggu waktu makan malam, Dhyrga duduk-duduk pada sofa krem miliknya. Melanjutkan bacaan novel yang masih separuhnya.
Lamat-lamat terdengar suara fals Queen yang kian mendekat. Rupanya Queen sedang mengepel lantai di belakang sofa yang Dhyrga duduki.
Dhyrga melirik tipis-tipis saat Queen sampai di sisi sofa nya. Perhatian Dhyrga beralih pada paha eksotis gadis itu.
Lalu di mana letak kesetiaan Dhyrga, melihat itu saja Queen seolah terlupakan.
Tak mau mesum. Kembali Dhyrga menatap bukunya. Suara cempreng Queen mengiringi setiap kata yang Dhyrga baca dalam bukunya.
Brukkk..
Sampai pada akhirnya, betis berbulu halus Dhyrga tertabrak tongkat pel milik Queen.
Dhyrga mengerling sinis tapi tak berani menyeletuk ketika senyum nyengir gadis itu tertampil begitu impresif.
"Maaf Tuan, di sini belum di pel soalnya."
Dhyrga mengangkat seluruh kakinya ke sofa, membiarkan Queen menyisir lantai dengan alat pel.
"Ya Tuhan." Pandangan Dhyrga justru beralih fokus pada pantat menggoda gadis itu.
Perlahan ia usap dahinya dengan sesekali melirik dan mengamati gumpalan daging padat nan bulat menawan yang tersuguh tepat di hadapannya. "Murni."
"Iya Tuan?" Queen menoleh menyengir. Sigap sekali gadis itu rupanya. Memiliki majikan sebaik Dhyrga membuat Queen bersemangat.
"Apa kamu sengaja menggoda ku?" Tanya Dhyrga pelan namun pasti di tekankan.
"Maksud Tuan?"
padahal pinter