NovelToon NovelToon
Pernikahan (Bukan) Impian

Pernikahan (Bukan) Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Hana Ame

Alina berkali kali patah hati yang dibuat sendiri. Meski dia paham kesalahannya yang terlalu idealis memilih pasangan. Wajar karena ia cantik dan cerdas serta dari keluarga terpandang. Namun tetap saja dia harus menikah. Karena tuntutan keluarga. Bagaimana akhir keputusannya? Mampukah ia menerima takdirNya? Apalagi setelah ia sadari cinta yang sesungguhnya setelah sosok itu tiada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Ame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan

Roy menatap langit senja dari balik jendela pesawat yang ditumpanginya. Cahaya keemasan membias di kaca, menciptakan siluet bayangan yang mengingatkannya pada Alina. Gadis itu. Perempuan yang baru saja ia kenal, tapi kini seolah telah menetap di sudut hatinya tanpa permisi.

Ia tersenyum kecil, getir. Betapa aneh. Sebelumnya, kesedihan adalah sahabat setianya, mengikatnya dalam sepi yang tak bertepi. Namun, sejak Alina hadir, ia seperti menemukan celah cahaya di antara gelapnya duka. Suaranya, caranya tertawa, bahkan sekadar tatapan matanya—semua mampu mengalihkan dunianya.

Tapi entah Alina tahu atau pura pura tak tahu.... Sikapnya seperti merpati, jinak saat jauh namun terbang saat didekati.

Alina tak tahu bahwa ada seseorang yang kini merindukannya lebih dari yang seharusnya. Merindukan kebersamaan yang bahkan belum sempat terjalin.

Roy menarik napas panjang, mencoba menenangkan dadanya yang mendadak terasa sesak. Rindu ini seharusnya tak ada. Tapi nyatanya, Alina telah menjelma menjadi sesuatu yang tak bisa ia hindari. Dan itu menakutkannya.

* * *

Semenjak kejadian makan malam itu Alina sungguh semakin tak mengerti dengan perasaannya sendiri. Alih alih ingin menjauhi Roy namun perasaan sakit menahan rindu seolah membuatnya makin tak berdaya. 'Apakah cinta hadir di hatiku?' bisik Alina setiap kali ia sendiri dan bayangan Roy selalu berkelebat di benaknya.

"Mba Lin, Ini pak Roy wa lagi nanya stock. Katanya kalau habis mau dikirim lagi," kata Yusuf.

"Apa sudah ada yang laku? " tanya Alina.

"Sebentar aku check stock ya mba, " sahut Yusuf sambil berjalan.

Beberapa saat kemudian Yusuf melaporkan bahwa ada perbedaan stock. Sehingga Alina akhirnya meminta kasir untuk crosscheck laporan penjualan karena harus ada pembayaran barang.

"Mba Alina gak mau komunikasi sendiri? " tanya Yusuf sambil tersenyum.

"Gak usah Suf. Kamu aja sekalian lapor kalau uang Pak Roy ada yang sudah bisa ditransfer. Tunggu laporan mba Kristin aja." sahut Alina tegas.

"Oh baik mba. Oke kalau gitu saya akan laporkan semua ke pak Roy."

"Iya begitu lebih baik. " Alina nampak cuek dan masuk lagi ke dalam kantornya setelah selesai check stock barang siang itu.

"Mba Alina kenapa ya.... Sudah berhari hari ini kayak gak semangat dan murung ya mba, " tanya Yusuf pada Kristin, kasir siang itu.

"Iya....ya Suf. Entahlah..... seperti agak beda. Dan gak biasanya urusan dengan vendor diserahkan ke kamu. Termasuk pak Roy yang waktu itu nampaknya suka sama mba Alina tapi kok sekarang menghilang lagi." Kristin menimpali ucapan Yusuf dengan alis bertaut. Yusuf pun akhirnya hanya angkat bahu dan berlalu.

* * *

Di luar swalayan tempat Alina bekerja, Arka, Andien, dan Adit berdiri di seberang jalan, mengamati swalayan dengan ekspresi penuh strategi. Mereka berpakaian santai, tetapi jelas-jelas sedang menyusun rencana seperti agen rahasia.

Adit berbisik sambil memasang hoodie-nya, "Oke, jadi rencana kita apa? Langsung masuk atau observasi dulu?"

Arka menyilangkan tangan, sambil berpikir ia berkata, "Kita lihat dulu, jangan sampai mencurigakan. Kalau Ayah tahu kita melakukan ini, kita bisa kena omel."

Andien menghela napas, melipat tangan di dada, "Ya ampun, Arka, kita cuma mau lihat orangnya doang. Ini bukan operasi rahasia militer."

Adit menyeringai, "Tapi seru kan kalau kita buat seperti itu?"

Andien mengerutkan dahi, "Fokus! Jadi siapa yang masuk duluan?"

Arka yang menatap mereka berdua, lalu menunjuk Adit, "Kamu yang paling kecil, kamu duluan."

Adit mendengus, tapi tetap melangkah maju, "Oke, oke. Gue coba masuk dulu, pura-pura beli sesuatu."

Adit melangkah masuk ke swalayan dengan santai, sementara Arka dan Andien berdiri di luar, berpura-pura melihat ponsel. Dari dalam, Adit berpura-pura melihat rak makanan ringan, matanya bergerak mencari seorang wanita yang kira-kira sesuai dengan gambaran ayahnya.

Tiba-tiba, matanya tertuju pada seorang perempuan berambut panjang, memakai seragam pegawai swalayan. Ia terlihat anggun, wajahnya lembut, dan jelas lebih dewasa dari pegawai lainnya. Dengan penuh keyakinan, Adit langsung berbisik melalui earpiece bluetooth yang ia pakai hanya untuk gaya-gayaan.

Adit berbisik, "Target ditemukan. Ulangi, target ditemukan."

Arka yang mendengar dari ponsel, mengangguk ke Andien, "Bagus. Pastikan itu dia sebelum kita masuk."

Andien pun mencibir, "Gaya banget pake kode segala."

Adit kemudian mendekati wanita tersebut, lalu bertanya dengan santai, "Mbak, maaf, ini ada snack yang lebih pedas dari ini nggak?" Dia menunjukkan sebungkus keripik pedas.

Wanita itu tersenyum ramah dan mengambil satu bungkus lain dari rak, menyerahkannya pada Adit.

Wanita itu membawa sebungkus merk sebuah keripik, "Ini lebih pedas. Kalau suka yang super pedas, ini pilihan terbaik."

Adit mencoba tetap tenang, padahal dalam hati deg-degan karena merasa sudah menemukan calon ibu barunya, "Oh, makasih ya, Mbak… Mbak Alina, kan?"

Wanita itu terdiam sejenak, lalu tertawa kecil sambil menggaruk alis.

"Hah? Alina? Oh, bukan. Saya Citra. Mbak Alina yang mana ya?"

Adit langsung membeku. Arka dan Andien yang mengintip dari luar swalayan langsung panik melihat reaksi Adit.

Arka berbisik ke Andien, "Sial, salah orang!"

Andien pun menepuk dahinya, lalu bergegas masuk untuk menyelamatkan Adit.

Andien tertawa kaku, merangkul Adit, "Hehe, adikku ini suka salah sebut nama orang. Sorry ya, Mbak."

Citra pun tersenyum bingung, "Nggak apa-apa, tapi kalian nyari Mbak Alina yang mana? Di sini ada dua Alina, satu yang di kasir, satu lagi yang di kantor, beliau Manajer."

Arka yang akhirnya ikut masuk langsung menyambar pembicaraan.

Arka tersenyum santai, "Mungkin yang di kasir. Kita cuma penasaran karena katanya dia ramah."

Citra tertawa kecil, "Oh, Mbak Alina yang di kasir memang baik banget orangnya. Itu dia tuh, yang rambutnya dikuncir, lagi bantu pelanggan di sana."

Mereka bertiga langsung menoleh ke arah kasir. Andien, Adit, dan Arka saling melirik. Akhirnya, setelah usaha yang cukup memalukan, mereka pikir benar-benar menemukan wanita yang selama ini ada di pikiran ayah mereka.

Adit berbisik ke kakak-kakaknya, "Oke, target yang sebenarnya ditemukan. Kali ini beneran."

Andien menghela napas, tersenyum kecil, "Ya, dan kali ini, kita nggak boleh salah langkah lagi."

Namun tanpa mereka sadari sesosok tubuh lelaki dewasa berjalan tegap memasuki swalayan dan berdiri di belakang mereka sambil menyapa,

"Heiii..... kalian ngapain disini? "

1
Queen's
hii, ijin promosi ya kak,

cek profil aku ada cerita terbaru judulnya

THE EVIL TWINS

atau langsung tulis aja judulnya di pencarian, jangan lupa mampir dan favorit kan juga ya.

terima kasih
Mít ướt
Jleb banget ceritanya!
Kavaurei
Nangkring terus
BillyBlizz
Aduh thor, saya udah kecanduan dengan ceritanya, makin cepat update-nya ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!