Jasmin Renata Luis, wanita cantik, mandiri dan tangguh, di usia yang baru 22 tahun, dia sudah terbiasa hidup susah setelah kematian kedua orang tuanya. Membanting tulang setiap harinya demi menghidupi kebutuhannya dan ke tiga anak kembarnya, Rio Putra Luis, Reno Putra Luis, dan si cantik Riana Putri Luis.
Memiliki Triple bagi Jasmin adalah anugrah yang di kirim Tuhan untuknya, Triple sek olah-olah di kirim untuk menjadi pengganti kedua orang tuanya. Dia selalu menikmati semua moment berharga bersama ke tiga buah hatinya setiap hari.
Ya akibat perbuatan yang di lakukan oleh lelaki yang dia sendiri tidak tau itu membuahkan hasil tiga malaikat bayi-bayi kecil yang tak berdosa, yang tumbuh menjadi anak-anak cerdas, suka menolong dan genius. Di tengah-tengah hinaan, cacian yang selalu dia terima karena hamil tanpa seorang suami dan menganggap Jasmi seorang perempuan nakal.
Akan kah triple berhasil mencari keberadaan ayahnya? dan mampukah tripel menyatukan kembali mereka nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Puspitasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. Bertarung.
Setalah cukup lama berdiskusi akhirnya ketiga mau juga membawa Kendra ikut, dari pada tidak di izinkan untuk menyambut kedatangan tamunya itu pikiran ketiganya dengan entengnya. Lalu sekarang di sini lah di jalan raya yang agak sepi, baik Wili mau pun Kendra benar-benar tidak tau apa yang harus meraka kerja saat ini, keduanya terlihat seperti bodyguardnya Tripel, menunggu tugas dari atasnya pikir Kendra yang duduk di samping Wili, yang sedang menyetir, sedang Tripel sendiri duduk di belakang dengan tenang sambil memakan roti yang di belikan Galang tadi. Ketiganya terlihat biasa saja tidak ada rasa takut-takutnya, bahkan wajahnya terlihat semangat dan bahagia.
" Itu meleta Om. Tita pula pula endak tau saja," Ucap Riana dengan wajah seriusnya sambil memikirkan susunya.
" Baik nona kecil. Apa kita harus berhenti atau berjalan saja ?" Tanya Wili dengan wajah serius dan waspada.
"Tidak perlu Om, nanti di depan mobil ini akan di hentikan oleh Bos sampahnya meraka itu, " Jawab Abang Rio sambil mengeluarkan senjatanya yang dari tadi simpan di tasnya.
" Ini kalian bawa. Ingat kalian harus pura pura sedih dan takut mengerti!!! Bila ada kesempatan tusuk dan semprot kan ini pada mereka ya? Kamu boleh mendang atau menghajarnya nanti Riana, tapi jangan sampai terluka atau tergores. Nanti repot menjelaskan pada Mommy dan kasih Daddy pasti kena marah Mommy," Jelas Abang Rio setelah menyerahkan sebuah semprot beracun dan pistol kecil tapi di dalamnya berisi pisau kecil yang Rio, buat sendiri.
" Wah badus na? Liat Leno dol dol na tantik walna na pink, kesukaan Liana na," Ucap Riana sambil melihat alat tempurnya dengan teliti dan kagum.
" Iya Liana na. Ayo tita bel Doa dulu balu tulun mengantalkan Dili tita ini," Jawab Reno dengan entengnya lalu mereka bertiga berdoa dengan serius.
Kendra dan Wili yang mendengar dan melihatnya jadi merinding dengan ucapan ketiganya itu. Apa lagi setelah tau kalau semprot itu bisa membuat gila, astaga keduanya benar-benar hanya bisa terbengong-bengong melihat kelakuan Triple.
"Om ini senjata untuk kalian. Tolong pantau dan awasi meraka berdua? Kalau di antara keduanya ada yang perlu bantuan keluar lah. Aku akan memasuki mobil itu untuk bertemu dengan Bos sampahnya," Ucap Abang Rio sambil menyerahkan senjata pisau lipat dan sempit beracun, lalu dia turun dengan tenang menunju ke mobil sebelah kanannya.
"Hai Om gemblot na? Cudah Lindu ya cama Liana yang tantik ini," Ujar nya sambil meminum susunya berjalan ke arah 4 preman bertubuh besar besar itu.
"Wah rupanya kalian menyerah diri kalian sendiri. Ayo sini ikut Om, kita jalan jalan beli mainan, " Ucap salah satu preman itu.
" Emang na citu punya belapa uang na? Talau cuma punya cedikit endak mau lah Leno na. ciap Tan dulu uang na 20 milyal , " Jawab Reno dengan entengnya.
"Sialan kama ya anak kecil belagu!!!! Ayo cepet tangkap meraka, " Pinta preman itu pada teman-temannya.
"Dagan malah malah nanti cepet mati citu!!! Bauk na endak enak cekali citu lupa na ya, " Ejek Riana dengan sek enaknya, dia sebenarnya memancing emosi keempat preman itu.
"Kalian itu mau mati hari ini di tangan bos kami!!!! Jangan belagu tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian mengerti," Ujar salah preman itu .
"Aduh Liana tatut na ya titi? Dangan begitu dong om. Gimana talau Leno kacih penawalan? Citu blogol tangan citu sendili, nanti Leno kacih uang banak banak, " Ujar Reno dengan tenang.
"Kalian ini memang kurang ajar ya!!!!"Ucapnya dengan emosi di wajahnya dan ingin menyerah Reno karena mendengar ejekan Reno tadi.
"Tunggu dulu lah, cabal Dangan bulu bulu tita beltempul na? Toba cini dompet na ada belapa uang na," Ucap Riana sambil berjalan ke arah kedua preman itu.
Tapi preman itu malah menyerang Riana, dengan emosi, karena kedua anak kembar yang meraka hadapi saat ini pintar dan kuat, terlihat dari beberapa kali Riana, bisa menghindar dari pukul pukulan yang Meraka berikan.
"Gitu aja ya temampuan belamtem na? cini Liana ajalin belantem yang benal dan cepat, " Ujar Riana dengan entengnya. Lalu dengan kaki mungilnya di menendang perut kedua preman itu, dan tak lupa menginjak pusaka kedua preman itu dan menyemprotkan di pas bagian hidungnya.
" Kurang ajar kamu anak kecil!!! Kamu apakan temanku," Ucapnya sambil mau memukul kepala Riana dengan balok. Untung kewaspadaan dan kepekaan Riana langsung menghindar dan menusuk kaki preman itu tak lupa memandang bokongnya dan memukul leher preman itu.
"Gimana lasa na cakit kan? Mata na dangan sok dagoan situ!!! Ini Liana na tasih hadiah buat talian berdua, " Kata Riana dengan semangat. Lalu dengan sek enaknya dia berdiri di perut kedua preman itu, tak lupa menyetrum tangannya dengan alat yang di buat sendiri dan meraka berdua pingsan kesetika.
Sedangkan Reno sendiri terlihat bertengkar dengan kedua premannya itu. Dia terlihat sedang mencari gerakan tangan kedua preman itu.
"Awas ya kamu!!! Kalau kamu ketangkap aku benar benar akan menghajarmu!!!!" Ujar preman itu lalu berlari dulunya menyerah Reno. Tapi sayangnya tidak kena karena Reno cepat menghindar lalu ketika preman itu mau membalikkan badannya Reno, segera melompat dan menendang perutnya dengan semua tenaganya tak lupa menusuk pistol itu ke dalam pipinya.
"Cepetan bangun!!! Gitu aja temampuanmu dasal payah!!! Cudah gemblot badan na becal telnyata tayak banci. Lawan tami beldua endak mampu, " Ujarnya yang melihat preman itu tidak bisa bergerak dan berdiri karena perutnya saat terasa sakit sekali dan pipinya mengeluarkan darah serta wajahnya terlihat merah sekali karena tadi Reno tak sengaja menendang pusakanya.
Lalu dari arah belakangnya mau menyerahkan Reno, tapi sayangnya harus terhenti karena sebuah pisau yang Riana, lempar tetap sasaran mengenai bagian tenggorokannya, dan tendangan kaki Reno menangis bagian pusakanya bisa di pastikan mungkin pecah .
" Ayo kita beleskan pasang lantai na Leno na," Ajar Riana lalu menyerahkan borgol tangan pada Reno untuk memborgol keempat preman itu tak lupa Riana motong rambut mereka asal. Sedangkan Reno malah mengajak Riana untuk berfoto dengan mereka berempat dengan semangat Riana berganti-ganti gaya.
Sedangkan di dalam mobil Kendra sedang menyiarkan secara langsung pada Bima, dan orang tuanya yang ada di mobil tadi jauh dari tempat itu. Dirinya begitu syok sampai terbengong-bengong melihat aksinya Reno dan Riana, kagum dengan keberanian keduanya dan Kendra aku mereka memang keturunan Wijaya. Baik Wili dan Kendra ngilu sendiri melihat para korban yang di hajar dan di permainkan seperti boneka oleh Riana dan Reno.
