Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
Ustadz Malik menggeleng kan kepala nya kuat saat mendengar perkataan dari Nadzira. "Enggak !! Aku enggak mau . Aku cinta sama kamu Zira !! Kamu salah paham . " Ucap ustadz Malik , namun sayang kata-kata nya sudah tidak di dengar lagi oleh Nadzira, Nadzira sudah berlari keluar dari cafe itu .
Ustadz Malik mengejar nya , begitupula dengan Kevin yang takut terjadi sesuatu pada Nadzira , namun sebelum itu Kevin merogoh saku celana nya dan menyerahkan uang pada pelayan cafe , untuk membayar minuman yang sudah di pesan nya tadi, walaupun mereka belum meminumnya .
Wanita yang bersama ustadz Malik tadi juga tidak tinggal diam , Wanita itu juga bangkit dan berlari mengejar ustadz Malik . Bisa wanita itu simpulkan jika perempuan yang menghampiri meja yang dirinya duduki tadi adalah tunangan dari ustadz Malik . Bukan kah hal itu akan sangat memudahkan dirinya untuk mendapatkan ustadz Malik. Dirinya akan sedikit membuat drama yang akan membuat gadis itu marah besar . Tidak akan dirinya biarkan ustadz Malik menikah .
Ustadz Malik terus berteriak , menanggil nama Nadzira , namun Nadzira enggan menjawab nya , gadis cantik itu terus saja berlari . Sudah cukup hati nya sakit . Beruntung dirinya mengetahui semua nya sekarang, jika dirinya mengetahui nya terlambat setelah menikah dengan ustadz Malik, entah bagaimana jadi nya Nadzira .
"Ya Allah , aku yang terlalu bodoh . Ternyata penampilan tidak menjamin perilaku seseorang . " Batin Nadzira . Nadzira bahkan tidak memperdulikan tatapan orang sekeliling nya yang menatap nya aneh , dirinya terus berlari sambil menyeka air mata yang sial nya selalu saja menetes. Hati nya terlalu sakit dan hancur . Bayang-bayang kebahagiaan di masa depan harus sirna , semua nya bagaikan sebuah gambaran yang di lukis di pasir pantai hingga ombak datang menghapus nya dan hilang seketika .
Tidak ada yang di harapkan nya lagi, seminggu waktu yang singkat , bahkan persiapan pernikahan nya sudah hampir siap .
Bagaimana dirinya menjelaskan semua nya pada kedua orang tua nya serta kyai Mahmud, mungkin mereka akan kecewa , namun Nadzira tidak bisa menutup mata nya dengan kesalahan yang di perbuat oleh ustadz Malik .
Brakkkk
"Aaaaaa" suara teriakan nyaring beberapa orang membuat Nadzira langsung menghentikan lari nya , Nadzira membalikkan tubuh nya , dan saat itu mata nya terbelalak saat melihat seorang wanita tergeletak dengan bersimbah darah akibat di tabrak oleh sebuah mobil . Kejadian nya tidak lah jauh dari tempat nya berdiri. Dan dirinya bisa melihat Kevin serta ustadz Malik yang menghentikan langkah nya sejenak, menatap orang itu dan setelah nya kembali berlari menghampiri Nadzira .
Sedangkan Kevin sudah meminta bantuan beberapa orang untuk menolong korban kecelakaan di itu . Walaupun dirinya tidak kenal , dan yang hanya dirinya tau jika wanita itu yang bersama dengan ustadz Malik tadi , tapi dirinya tidak bisa membiarkan seseorang mengalami kesusahan dan dirinya membiarkan saja .
"Pak , tolong, hubungi ambulance . " Teriak Kevin pada seorang bapak-bapak berkepala plontos yang berdiri tak jauh dari sana .
Bapak tergelak, masih syok melihat kejadian mengerihkan yang baru saja terjadi di depan mata kepala nya sendiri itu . Dengan tangan nya yang bergetar hebat, sang bapak langsung meraih ponsel milik nya dan segera menghubungi ambulance .
Berbeda dengan ustadz Malik, padahal dirinya melihat benar siapa yang kecelakaan, tapi dirinya seakan tidak peduli dengan kejadian yang menimpa wanita yang mengaku sedang hamil anak nya itu .
Ustadz Malik lebih memilih menghampiri Nadzira yang masih saja berdiri mematung di tempat nya . Langsung saja , ustadz Malik meraih lengan Nadzira , karena takut gadis itu berlari lagi .
Nadzira terkejut, dengan refleks langsung menghempaskan tangan ustadz Malik . Sungguh dirinya tidak tau kalau pemuda itu sudah ada di hadapannya .
Ustadz Malik berniat meraih tangan Nadzira kembali , tapi Nadzira langsung menghindari nya. "Kita bukan mahram ! Jangan sentuh . Haram " ucap Nadzira datar , sedatar ekspresi wajah cantik nya.
Ustadz Malik meraup wajah nya kasar , sungguh diri nya tidak menyangka jika Nadzira akan mengetahui nya . Tapi dirinya akan berusaha menyangkal nya , tidak membiarkan gadis yang di cintai oleh nya itu membatalkan pernikahan nya . "Zira , kamu salah paham sayang , apa yang kamu dengar tadi enggak seperti itu, kamu --"
"Awas ! Kamu enggak lihat apa ?! Itu wanita yang sama kamu tadi kecelakaan ! Kamu bukannya nolongin . " Sentak Nadzira .
Ustadz Malik menggeleng kan kepala nya , mana peduli dirinya dengan wanita sialan itu. Dirinya sudah merasa di tipu besar oleh wanita itu . Kalau wanita itu mati, itu malah keberuntungan bagi dirinya . "Enggak . Kita harus bicara. "
"Saya enggak mau. Ustadz keterlaluan tau enggak ? Dia kecelakaan loh, tapi ustadz sama sekali enggak peduli. " Ucap Nadzira dan langsung berlari menghampiri ambulance yang baru saja tiba di tempat kejadian .
Sedangkan ustadz Malik mengacak rambut nya frustasi .
Sialan !!
•
Sesampainya di rumah sakit , Nadzira dan Kevin juga ikut ke rumah sakit mengantarkan wanita yang sama sekali tidak di kenal oleh mereka berdua itu, tapi kedua nya merasa kasihan karena tidak ada siapa pun yang menemani . Sedangkan ustadz Malik, keduanya tidak tau entah kemana , mereka juga tidak peduli .
Kevin menatap wajah cantik Ustadzah nya yang sembab akibat banyak nya menangis , Kevin lalu menyerahkan ponsel milik gadis itu yang sedari tadi dirinya bawa .
Nadzira menerima nya , mata nya masih menatap lurus ke depan.
"Ekhm, " Kevin berdekhem sambil menggaruk bagian kepala nya yang tidak gatal, rasa nya canggung sekali di hadapi dalam situasi seperti saat sekarang ini .
"Kamu mau minum ? Aku bisa belikan dulu " ucap Kevin .
Nadzira menggeleng kan kepala nya ,
Kevin menghela nafas nya kasar , dirinya tidak suka melihat Ustadzah nya murung seperti saat sekarang ini, dirinya lebih suka melihat Nadzira yang mengomel .
"Aku tau. Kamu sedih karena kejadian tadi . Tapi kamu harus ambil sisi positifnya. Coba aja kalau sampai kamu tau nya udah menikah . Gimana coba ? Kamu mau ?
"Dan aku enggak ada niat sama sekali menghancurkan hubungan kamu dengan calon suami kamu, tapi ini murni karena aku tau . Dan rasanya aku berhak kasih tau kamu . " Ucap Kevin .
Nadzira menghela nafas nya kasar , yang di ucapkan oleh Kevin benar ada nya , kalau saja Kevin tidak tau, dan kalau saja Kevin tidak mengatakan nya pada Nadzira mungkin dirinya akan terjebak oleh kebohongan yang di lakukan oleh ustadz Malik .
"Makasih , makasih karena kamu sudah baik mengatakan nya pada saya . "
Kevin mengangguk . "Emm udah adzan Maghrib ayo kita shalat. " Ajak Kevin.
Nadzira mengangguk kan kepala nya ,
Kedua nya beranjak dari duduk dan ingin melangkah kan kaki nya pergi , namun dokter keluar dari ruangan IGD dan menghentikan langkah kedua nya .
"Maaf kalian keluarga pasien ? " Tanya dokter itu .
Kevin langsung saja menjawab nya . "Bukan dok , kami kebetulan lewat dan melihat kejadian kecelakaan tadi . " Sahut Kevin jujur .
Dokter tersebut menghela nafas nya kasar . "Kalau bisa kalian tolong hubungi keluarga pasien , sebab pasien sudah tidak tertolong lagi "
Deg