NovelToon NovelToon
Sugar Dating!

Sugar Dating!

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Sugar daddy
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

Mencari Daddy Sugar? Oh no!

Vina Rijayani, mahasiswi 21 tahun, diperhadapkan pada ekonomi sulit, serba berkekurangan ini dan itu. Selain dirinya, ia harus menafkahi dua adiknya yang masih sangat tanggung.

Bimo, presdir kaya dan tampan, menawarkan segala kenyamanan hidup, asal bersedia menjadi seorang sugar baby baginya.

Akankah Vina menerima tawaran Bimo? Yuk, ikuti kisahnya di SUGAR DATING!

Kisah ini hanya fantasi author semata😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Status Bukanlah Ukuran Sejati.

"Vi-Vina..." Heru terpaku, melihat gadis yang ia sukai sejak lama menggandeng pria yang sudah berumur, sahabat ayahnya, hatinya cemburu.

Pemuda itu merasa sakit yang tak terhingga. Pertemuan di rumah sakit dulu sudah memupus harapannya. Kini, malam ini, dirinya harus melihat kebersamaan mereka lagi.

"Sekarang loe percaya kan? Kalau si Vina itu memang seorang ayam kampus murahan!" Riska tertawa pelan ditelinga Heru, sengaja memancing di air keruh.

"Ngapain loe kemari? Loe tidak diundang!" hardik Heru dengan tulang rahangnya yang mengeras, tanpa menoleh sedikitpun pada Riska yang tiba-tiba muncul di sebelahnya.

"Jangan lupa, gue adalah putri dari Manager Operasional, tuan Harry Gunawan yang terhormat di hotel Viktoria ini. Jadi, gue datang tanpa di undang sama kakak ipar loe pun sah-sah aja," Riska tersenyum sombong.

Heru tidak menggubris, pandangannya masih mengawasi sepasang mempelai menyambut ramah penuh hormat bos dari sang kakak iparnya itu.

"Gue akui, si Vina pintar juga menggunakan kecantikan dan pura-pura lugunya itu menjerat pria kaya berkantong tebal sekelas tuan Bimo. Yah, walaupun usia tuan Bimo seumuran dengan ayah-ayah kita," Riska kembali tertawa dengan nada mengejek.

Heru membalikkan badannya, matanya menyala marah.

"Cukup! Tutup mulut loe!" katanya keras tanpa menoleh. Hatinya masih terbakar oleh rasa cemburu yang belum mereda sejak melihat Bimo dan Vina bersama di rumah sakit. Kini, melihat keduanya tampil bersama secara terang-terangan di depan umum, ditambah ucapan Riska yang memancing emosinya, membuatnya semakin marah.

Ballroom yang gemerlap dipenuhi tawa bahagia oleh undangan terhenti sejenak, mendengar teriakan Heru. Atensi mereka sekarang terfokus pada pemuda itu, termasuk Vina dan Bimo.

Riska tersenyum licik, menikmati drama yang berhasil ia ciptakan, memandangi punggung Heru yang berlalu pergi, setelah menerima tatapan tajam dari kedua orang tuannya, seolah menuntut penjelasan.

Suasana menjadi canggung setelah insiden Heru.

"Maafkan adik saya, Tuan. Dia memang mudah emosi, tapi dia anak yang baik." Robi, sang mempelai laki-laki, berusaha memperbaiki situasi.

Bimo menatapnya dengan keheranan, lalu memandang Anderson mencari penjelasan.

Anderson mengangguk. "Heru Mardani, putraku juga, seorang aktivis kampus. Kegiatannya padat, jarang kumpul bersama keluarga."

Bimo mengangguk pelan dengan ekspresi datar.

"Oh, begitu," ucapnya, nada suaranya tidak berubah.

Ia memikirkan kembali percakapan telepon yang tidak terduga dari Heru beberapa waktu lalu, melalui ponsel jadul Vina, ada penyesalan karena tidak menyelidiki lebih lanjut tentang pemuda misterius itu, apa lagi mengetahui bila pemuda itu adalah orang yang sama dengan laki-laki yang mengenali Vina dirumah sakit waktu itu.

"Tuan, terima kasih banyak. Ini luar biasa!"

Ucapan Tania membuyarkan lamunan Bimo, mempelai wanita itu menunjukan set kunci rumah yang berkilauan ditangannya, suaranya terdengar bergetar menahan rasa haru.

"Sebanding dengan kerja kerasmu Tania, jangan sungkan," Bimo tersenyum tipis.

Vina menatap Bimo dengan takjub, berusaha menelan ludah yang terasa menggumpal. Ternyata pria itu tidak sekedar bertanya padanya waktu itu, benar-benar mewujudkan apa yang ia katakan mengenai memberi hadiah buat sekretarisnya.

"Bimo, bisa ikut aku sebentar? Penting!" Anderson serupa anak kecil menarik tangan sahabatnya itu.

"Tidak bisa, kamu lupa aku sudah tidak sendiri," Bimo mengencangkan ototnya, berusaha berdiri stabil, khawatir Vina yang memeluk lengannya bisa terjatuh.

Anderson menatap Vina, dalam hati menyimpan rasa takjubnya, terpesona akan kecantikan gadis itu.

"Maaf Nona, boleh pinjam Bimo sebentar?"

Vina menatap Bimo dengan mata yang polos, lalu melepaskan lengan pria itu dengan perlahan, setelah mendapat izinnya.

"Sayang, tolong temani nona Vina, aku ada urusan sebentar dengan Bimo," Anderson berucap lembut pada Diana, isterinya.

"Jadi, dia gadis itu? Yang sudah menggigit dada dan lidahmu?" berondong Anderson penasaran, begitu dirinya dan Bimo sudah cukup jauh dari Vina.

"Dia benar-benar cantik, dan sangat patuh padamu," imbunya, tanpa memberi kesempatan Bimo menjawab.

"Benar-benar unik," tambahnya lagi, "Kamu biasanya tidak sabar dengan wanita yang menyakitimu."

"Jangan katakan kamu juga terjebak dalam pesonanya?" Bimo menatap Anderson dengan mata tajam.

Anderson mengangkat tangan, membela diri.

"Jangan salah faham, Bimo. Aku pikir Vina lebih cocok untuk Heru."

Bola mata Bimo memerah, menarik dasi Anderson. "Jadi aku terlalu tua? Tidak pantas untuknya? Begitu?!"

...***...

"Diana, boleh aku bergabung?"

Diana menoleh, begitu pula halnya Vina.

"Siapa yang mengundangmu?" Diana memperlihatkan wajah tidak ramahnya begitu mengenali wanita itu adalah Regina.

Regina tertawa, melirik sekitarnya, para undangan begitu sibuk dengan pasangan mereka masing-masing di pesta itu.

"Kita berbesanan Diana. Aku tantenya Tania, apa keponakanku itu tidak mengatakannya padamu? Mungkin dia lupa, atau sengaja tidak mengatakannya pada kalian karena takut pernikahannya dengan Robi putramu gagal," ucapnya masih tertawa pelan dengan gaya elegan.

"Melihatmu yang begitu berkilauan malam ini, sepertinya Bimo sangat mengistimewakanmu gadis kecil," Regina beralih pada Vina. Memandanginya dari ujung kepala hingga ujung kakinya dengan pandangan iri.

"Jangan mengganggunya!" peringat Diana penuh penekanan pada Regina.

Regina tidak menggubris, wanita itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Vina, yang kini berubah menjadi sosok anggun dan menawan. Perubahan itu membuatnya merasa heran dan sedikit cemburu.

Sejak pertemuan di klinik kecantikan, Vina telah bertransformasi menjadi gadis yang sangat menarik.

"Mungkin kamu bisa tampil cantik dan berkilau dengan berlian-berlian itu," Regina melirik mahkota, anting-anting, dan kalung yang melingkar indah dileher Vina. Sebagai isteri konglomerat, dirinya bisa menaksir berapa nilai dari perhiasan-perhiasan itu.

"Belum tentu kamu bisa mengimbangi gaya hidup Bimo. Aku tahu kamu berasal kalangan bawah, yang hanya menempel dan jadi benalu--"

"Pergi!" usir Diana geram, kesal melihat sikap Regina yang tidak pernah berubah, suka merendahkan.

Regina kembali tertawa pelan.

"Aku mau kita bersulang," menyodorkan segelas minuman beralkohol pada Vina yang hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Gadisku tidak bisa minum alkohol sepertimu," Bimo muncul, sementara Anderson berjalan dibelakangnya.

Regina tersenyum sarkastis, matanya berkilauan penuh ejekan.

"Bimo, kamu benar-benar kehilangan selera setelah aku pergi. Vina-mu ini... tidak sepadan. Tidak sesuai status sosial kita."

"Status bukanlah ukuran sejati. Aku mencari wanita dengan etika dan moral yang tinggi, yang berintegritas." Bimo menjawab dengan nada dingin.

Wajah Regina berubah masam.

"Kita lihat saja nanti! Gadis polos-mu itu tidak akan bertahan lama, dia akan bernasib sama dengan para wanita-wanitamu dulu!" Tanpa berpamitan, wanita itu segera bergegas pergi dari sana.

"Ayo bersulang," Bimo mengangkat gelasnya, memantulkan pelan gelas miliknya pada gelas jus buah milik Vina.

Anderson dan Diana saling pandang.

"Kamu melupakanku dan isteriku?" Anderson menginterupsi.

"Maaf, kadang aku lupa pada sekitarku saat bersamanya," Bimo lalu bersulang dengan keduanya.

"Tua-tua keladi!" Diana menimpali, tidak tahan melihat Bimo yang tidak tahu malu memperlihatkan kebucinannya yang tidak sesuai usia itu.

Bersambung...✍️

✍️Pesan moral : Never ever judge the book from it cover. (By : Author Tenth_Soldier)

1
Zenun
Pak, profesional pak.
Dewi Payang: Anderson : kalau sama mantan gak mampu profesional🙃🙃🙃🙃
total 1 replies
Zenun
Yang mencret jantungnya itu
Dewi Payang: Haha/Joyful/
total 1 replies
neng ade
ngakak aku ngebayangin Anggi jatuh lalu di timpal tubuh para polusi yg memegang nya hingga pingsan .. maaf ga bisa nahan buat ketawa .. terus lagi ulah Anderson yang tangani pasien yang ternyata adalah mantan nya .. 😂😂
Zenun
Laporkan saja,. gak ada bukti, weee...
Dewi Payang: Dia pikir mudah ngelaporin tanpa bukti😅
total 1 replies
Ikan
Nyebut, Bapak, Bapak teh dokter 🤣
Dewi Payang: Kalau dokter pada kaya Anderson, para mantan bakal.banyak yg metong/Facepalm/
Ikan: Wkwkwk sing eling, harus profesional
total 3 replies
Ikan
🤣🤣 Ini tuh jokes ala anak TikTok yang pernah rame dahhh. Nggak menyangka bakal ketemu adegan itu di sini
Dewi Payang: lumayan yah buat hiburan😆
Ikan: Iyaaa. Ada aja manusia tuh idenya
total 3 replies
Ikan
Yang kedua bohong, Pak! Tapi gapapa, angkut ajaaaa si pembuat onar itu!
Dewi Payang: Hahahaaaaa/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ikan
Nggak bersalah gimana, sengaja ngerusak properti orang gitu kok
Ikan: Emang rese ni ibu ibu satu
Dewi Payang: Tul banget, gak mau tanggung jawab
total 2 replies
Ikan
Nanti, kalau udah mau kiamat
Dewi Payang: /Joyful//Joyful/
Ikan: Kalau lambat sih yaudahlahyaa, derita dia ituu
total 3 replies
Ikan
Wkwk baru mau aku wakilin, Bimo udah ngomong sendiri
Dewi Payang: Bimo : Yeay💪💪 gpp, yg penting pernah se❤️
Ikan: Ahaha, kali ini kita sehati ya Bim.

Kali ini doang 😡
total 3 replies
Ikan
Serakahhhh
Dewi Payang: Mumpung😅
total 1 replies
Ikan
NGGAK SOPAN 😡
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ikan
Bawel banget dih 🙄 udah bagus nggak diusir
Dewi Payang: Anggi : Gak puas klo ga bawel🙃
total 1 replies
Ikan
Kau pikir jobdesk dia buat merhatiin Vina kah?
Ikan: He'euh... nggak jelas emang ibu ibu satu ni
Dewi Payang: Dikira semua org merhatiin keponakannya kalie ye😅
total 2 replies
Ikan
🤣🤣 kesian Arvian kegencet
Dewi Payang: Bi Anggi banyak makan tempat😅
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy°𝐒𝐒⃟: ✿࿐
Astagfirullah..... maafkan aku yang kelepasan menyukurin Keadaan bu Anggi
Dewi Payang: Wkwkwk😅😅
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy°𝐒𝐒⃟: ✿࿐: kan Ngucapin Maafin Doang Bunda 🏃🏃🏃
total 5 replies
Zenun
🙈🙈🙈🙈🙈
Dewi Payang: 😆😅😅😅😅
total 1 replies
Zenun
Lagak mu kaya bos nya bi
Dewi Payang: 😅😅😅😅😅
Zenun: bentar lagi kena batunya
total 3 replies
F.T Zira
aaaaa/Drowsy//Drowsy//Drowsy//Drowsy/...
dirimu mau berendam sambil minum atau gimana/Drowsy//Drowsy//Drowsy/
Dewi Payang: sehat untuk mata kak👍🏿😁😁😁
F.T Zira: aku mau juga... jus wortel🤭🤭
total 3 replies
F.T Zira
bener kan
. Arvian.. bukan Alvian.. di atas ada beberapa alvian aku oleng benerann... 🙈🙈🙈
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira: aku ingatnya juga Arvian.. tapi diawali alvian jadi oleng/Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!