My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Peringatan Langit
...Kenapa sangat menggemaskan,,...
...Baju tidur motif panda, rambut di ikat acak tanpa polesan make tetap aja Lo sangat cantik Aleta.....
------------------------------------------------
Luna terus mencoba menghubungi Langit namun tidak bisa bahkan semua pesannya masih centang satu abu, Apartemen ya pun Luna tidak bisa lagi mengakses bahkan di bengkel Langit tidak ada membuatnya semakin kesal.
Argh,, Gak mungkin Langit blok nomor gue.
Luna Langsung beranjak keluar kamar, dia tidak bisa diam dia harus mencari keberadaan Langit dan meminta penjelasan darinya.
"Sayang kamu mau kemana?" Ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Ke Apartemen Langit Mih."
"Loh tapi ini sudah malam sayang, besok lagi aja ya."
"Gak bisa, Luna harus ketemu Langit sekarang."
"Ya sudah hati-hati ya, jangan kebut-kebutan naik mobilnya."
Luna mengangguk dan berjalan keluar, dia tidak bisa lagi menahan besok. Dia harus segera ketemu langit malam ini.
Langit sendiri baru saja pulang dari Bengkel miliknya, memang sehari ini dia berada di bengkel namun dia sudah meminta orang bengkel jika Luna mencarinya untuk tidak memberitahu jika dia berada di sana.
Langit keluar dari mobil, namun matanya menatap mobil yang juga baru sampai dan berhenti di depannya.
"Aluna." Ucap Langit saat melihat Luna keluar.
"Lo blok nomor gue? Lo juga ganti password apartemen Lo? Kenapa Lang?"
"Perlu gue jawab?"
"Gue butuh jawaban Lang, jangan kayak gini gue gak bisa Lo seperti ini. Gue mau-
"Kita udah putus kalo Lo lupa." Potong Langit.
"Tapi gue gak pernah anggap kita putus."
Langit terkekeh dan berlalu pergi namun Luna langsung memeluknya dari belakang.
"Plis Lang, jangan kayak gini. Gue gak bisa jauh dari Lo. Gue minta maaf gue salah."
Langit mengepalkan tangan nya dan langsung melepaskan tangan Luna dengan kasar.
"Jaga sikap Lo."
"Kenapa? Lo gak pernah kayak gini sama gue Lang."
"Instrospeksi diri Lo. Kenapa gue bisa gini."
"Gue minta Maaf" Ucap Luna terisak.
Langit tidak goyah, dia sudah cukup muak dengan sikap Luna.
"Jangan pernah muncul di hadapan gue lagi "
Deg.!
Luna mendongak menatap Langit yang mulai berjalan pergi, dia menggeleng, dia tidak mau jauh dari langit.
"Engga,, Langit.!" Teriak Luna namun langit sama sekali tidak menghiraukannya.
Langit sampai di Unit Apartemen miliknya, dia langsung menghubungi Aldo.
"Halo Bos"
"Cariin gue Apartemen baru."
"Loh kenapa Bos"
"Sekarang."
"Oke siap Bos."
Langit memijat pelipisnya, tubuhnya yang begitu lelah dan malah bertemu dengan Luna.
Sementara di tempat lain.
Lebih tepatnya di sebuah kamar yang bernuansa pink terlihat Leta sedang mengerjakan tugas fisika. Namun beberapa soal dia tidak mengerti, dia sudah berusaha mengerjakan namun tetap saja tidak bisa.
Leta menghela napasnya dan kembali mencoba namun tetap saja tidak bisa, padahal besok harus di kumpulkan.
Leta menyambar ponselnya dan menghubungkan Alis.
"Halo Ta.."
"Al, Lo udah ngerjain tugas?"
"Belum, gue masih di luar kenapa Ta?"
"Gue kira udah.."
"Lo mau nyontek gue? Gak salah? Lo bahkan lebih pinter dari gue Aleta."
Leta berdecak kesal,
"Em gimana kalau Lo tanya sama Kak Langit, setau gue dia pinter dan selalu unggul di Kampus."
"Kak Langit?"
"Wait gue kirim nomornya, Lo chat dia aja."
Leta menatap ponselnya, Alis mengirimkan nomor langit. Entah kenapa bisa Alis memiliki nomor Langit.
Masa sih gue harus chat dia, tapi gue juga gak bisa ngerjain tugas ini..
Akhirnya Aleta pun memutuskan untuk mengirimkan pesan.
Kak Langit
Malam Kak, gue boleh ganggu?
Sepuluh menit, Lima belas menit hingga sampai hampir satu jam pesannya sama sekali tidak di balas bahkan di baca pun tidak membuat Leta kesal.
Kak Langit
Gue Aleta.
Setelah mengatakan jika dirinya, tidak lama ponselnya berdering terlihat Langit yang langsung menghubunginya.
Leta menggeser tombol hijau untuk mengangkat nya.
"Ha-Halo Kak?"
"Halo Kenapa Ta?"
"Gapapa kok Kak, gue- ganggu ya"
"Kenapa hm?"
Leta menghela napasnya "Gue mau minta tolong"
"Ada soal yang gue gak ngerti, Lo bisa bantu gue?"
"Gue ke rumah Lo."
Tut,,
Tut,,
Tut,,
Leta membulatkan matanya, what Langit ke rumah padahal dia hanya minta di ajarin tugas saja.
Leta merutuki dirinya, kenapa bisa dia malah menghubungi Langit, malu banget pasti dia.
Langit sendiri langsung menyambar jaket juga kunci mobilnya, entah lah mendengar Aleta minta bantuannya membuat Langit tidak bisa menolak.
Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit, mobil Langit sampai di depan rumah mewah Aleta. Langit keluar dan berjalan menuju pintu utama.
Tok,,
Tok,,
Tok,,
"Ya sebentar,,"
Ceklek..
Pintu terbuka, Melisa melihat Langit berdiri di sana.
"Eh Langit,,"
"Malam Tante,,"
"Malam, mau ketemu Aleta ya.."
Langit mengangguk,,
"Masuk dulu, Tante panggil Aleta di kamar dulu ya."
"Makasih Tante."
Langit masuk ke dalam, dia melihat begitu banyak foto Aleta bersama kedua orangtuanya. Namun matanya memicing saat melihat satu foto namun terlihat laki-laki di samping Aleta dan mereka terlihat sangat dekat.
Siapa laki-laki itu?
"Kak Langit."
Langit menoleh dan terlihat Aleta berdiri di sana.
"Sorry gue ganggu Lo ya."
"Gak, mana tugas yang Lo gak paham."
"Wait"
Langit terus menatap Aleta yang berjalan mendekat, Leta terlihat begitu lucu dengan memakai baju tidur motif panda dan rambut yang di ikat asal.
Walaupun penampilan Leta seperti akan tidur namun tetap saja terlihat sangat cantik.
"Ini, gue gak paham."
Langit mengangguk dan menatapnya."Jadi Lo harus-
Langit mulai menjelaskan secara detail dan sabar, bahkan Leta yang duduk di sampingnya merasa paham dengan penjelasan Langit.
"Oke gue paham, gue coba kerjain ya."
Langit mengangguk dan menatap wajah Leta yang fokus dengan tugasnya.
"Coba deh Kakak cek." Ucap Leta memberikan bukunya.
Langit tampak menatapnya, Leta sendiri menunggu dengan menggigit bulpen yang di pegang.
"Gimana Kak, salah ya."
Langit menggeleng "Benar."
"Yey,,"
Langit menyunggingkan senyumannya melihat tingkah Aleta yang begitu menggemaskan.
"Loh udah belajarnya,," Ucap Melisa yang datang membawa minum juga cemilan.
"Di minum dulu, Pasti capek ngajarin Aleta belajar."
Leta menatap Langit yang tampak tersenyum.
"Makasih Tante "
"Sama-sama, Ya sudah di lanjut dulu Tante tinggal ya."
Langit mengangguk.
"Di minum Kak." Ucap Aleta dan Langit meneguknya.
"Sorry ya gue pasti ganggu Lo tadi, sebenarnya tadi tuh gue niat mau belajar kelompok sama Alis cuma dia keburu pergi, eh malah kasih nomor kak langit."
"Gapapa, next kalo gak ngerti telp gue."
Leta tersenyum dan mengangguk"Thanks kak."
Langit mengangguk dan mereka kembali diam. Bingung harus memulai dari mana.
"Em- Soal kemarin sorry ya, gue gak tau kalau kalian-
"Lo salah, kita gak ngapa-ngapain." potong Langit.
Leta mengangguk dan kembali diam, sementara Langit masih menatap Leta.
"Lo pacaran sama Bram?" Ucap Langit membuat Aleta menoleh.
"Kita cuma kenal aja gak pacaran."
Langit mengangguk, dia mengira jika mereka pacaran karena Bram yang menyukai Aleta.
"Keluar mau?" Ajak Langit membuat Leta menoleh.
"Kemana?"
"Lo pengin kemana?"
"Em- Ya udah tapi gue ganti baju dulu ya"
Langit mengangguk dan menatap Leta yang berjalan masuk.
Kenapa sangat menggemaskan,,
Baju tidur motif panda, rambut di ikat acak tanpa polesan make tetap aja Lo sangat cantik Aleta..