Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Banyak Pelakor
Pembagian harta gono-gini sudah Adrian putuskan dan langsung disetujui Aira tanpa banyak berdebat. Gak sampai menempuh jalur hukum sebab Aira menyerahkan semua kepada Adrian lantaran malas terlibat apalagi bertemu langsung dengan orang yang hampir memperkosaanya. Karena cinta, Adrian membagi dengan banyak tercurahkan ke Alea dan juga Aira ketimbang dirinya sendiri. Yang Adrian punya atas miliknya pribadi hanya berupa mobil yang dipakai untuk pulang pergi bekerja.
Waktu masih jadi seorang suami, weekend begini biasanya Adrian bangun siang. Setelah itu ngajak Aira jemput Alea di rumah Bu Salmah kemudian lanjut jalan-jalan quality time. Sekarang udah gak sama lagi. Adrian isi dengan kegiatan ibu rumah tangga, mengisi kulkas dengan bahan makanan untuk seminggu kedepan, juga menyetrika pakaian yang sudah menggunung. Sudah selesai semua, dia lanjut mencuci mobil di depan rumah.
"Adrian!"
Yang dipanggil melongok ke arah sumber suara. Ada teman sekantornya datang, Irene namanya.
"Ada perlu apa Ren?"
"Aku mau pukul kamu kuat-kuat!"
"Lah kok aku dipukul?! emangnya aku salah apa sama kamu?"
Ingat gak Irene itu siapa? nah iya itu, teman sekantornya Adrian yang ketemu Aira di pasar terus cerita kalau di kantor lagi gak sibuk, dan para karyawan gak ada yang pulang sampai malam. Waktu itu Adrian sebenarnya udah mau ketahuan, tapi lantaran dua teman lelaki Adrian beserta Irene sudah dikongkalikong, maka selamat lah dia.
Awalnya Irene mau nolak disuruh bohong sama Adrian ketika mereka akan ditelepon, posisinya juga Irene belum tahu persis sebenarnya apa yang dilakukan Adrian dibelakang hingga harus bohong ke Aira, tapi lantaran takut Adrian musuhin dirinya, jadilah mau gak mau Irene pura-pura gak tahu soal Adrian. Bermusuhan dengan rekan kerja kan gak enak rasanya, makanya Irene ikuti drama lelaki itu saja dengan tujuan gak mau ikut campur lebih dalam. Salah-salah kalau Irene mengutarakan kecurigaannya pada Aira, nanti malah buat rumah tangga orang berantakan. Biarlah Aira tahu sendiri nantinya tanpa harus dari dia.
Ternyata, sekarang Irene seperti merasakan sebuah karma. Suaminya mencurigakan, dan dia gak bisa mengorek informasi apapun dari teman-teman si suami. Irene baru tahu betapa sakitnya ketika si suami main api tapi malah dilindungi.
Plak.. bugh..
"Aduh! kamu ngapain sih Ren?! sakit tahu!!dateng-dateng main gebuk aja. Salah aku apa emang?"
"Salah kamu karena udah selingkuh."
Dengar kata-kata Irene sangat frontal karena posisi mereka di luar ruangan, Adrian langsung melotot pada Irene, menaruh telunjuknya di bibir sambil berbunyi sssstttt.. agar Irene diam. Takutnya nanti kedengeran sampai ke taii kuping tetangga.
"Ya terus apa hubungannya sama kamu woy?"
"Gara-gara dulu pernah ikutan bohong sama Mbak Aira, aku sekarang jadi ngalamin apa yang dia rasain?"
"Maksudnya?"
"Yaelah gitu aja gak ngerti. Suami aku main serong Adriaan. Mana teman-temannya malah kaya ngedukung, kan gedeg jadinya. Aku jadi ngerasain gimana sakitnya perasaan Mbak Aira waktu itu. Dasar kamu bajingaan Adrian." Irene kembali pukul-pukul meluapkan kekesalannya. Pasalnya si suami lagi gak pulang-pulang. Jadilah Irene kepikiran buat mencak-mencak ke Adrian karena kesalahannya yang sama.
Kali ini Adrian diam saja mau ditendang, dipukul, digemesin, lelaki itu hanya bisa menerima. Kalau urusannya soal selingkuh, Adrian gak punya ruang buat berdebat. Sebagai pelaku perselingkuhan, Adrian tahu diri dirinya memang salah dari segi mana pun.
"Kok kamu diam aja?" tanya Irene keheranan.
"Pukulin aku aja Ren, emang pantes kok digituin. Jangankan seorang istri, aku aja kesel sama diri sendiri."
"Lah, pasrah banget nih orang."
"Ya mau ngapain lagi kecuali hanya bisa menerima nasib." Begitu kata Adrian sembari memeras kanebo, lanjut ngelap body mobil.
Karena gak ada perlawanan dari Adrian, Irene pun berhenti menyiksa duda itu. Kasihan juga lihat Adrian udah sampai mode pasrah. Irene duduk di beranda rumah Adrian setelah dapat perintah dari si tuan rumah.
Adrian ngelap-ngelap mobil dengan pikiran bengong, Irene juga duduk di kursi sambil melamun. Dua orang sebagai pelaku dan korban sama-sama menderita.
"Rencana kamu kedepannya apa? mau gugat cerai atau milih bertahan?" tanya Adrian tepat ketika lelaki itu turut duduk di kursi sebelahnya setelah meletakkan nampan wadah air minum.
"Btw jangan berharap kesini disuguhi beraneka ragam camilan ya. Di rumah seorang duda, ada air putih aja udah paling bagus. Nih minum." Imbuhnya.
"Iya, iya, terimakasih. Aku belum nentuin langkah apa yang mau diambil. Soalnya bukti belom kuat, dan juga lelaki itu belum nunjukin batang hidungnya, jadi aku belum bisa ambil jalan apa-apa. Seandainya masalah udah berat ya aku minta cerai. Tapi kalau masih bisa dipertahankan karena alasan dia selingkuh karena gara-gara aku, ya paling nyari jalan tengah."
Adrian mencerna.
"Jadi gini sederhananya, kalau alasan suami aku selingkuh karena ada di diri aku yang menyiksanya, maka kami bakal nyari jalan keluar. Tapi kalau emang dasarnya dia yang kurang ajar nyari spek perempuan yang lebih, sedangkan dia gak ngaca tuh banyak kekurangannya juga, ya mohon maaf nih, mending bubar aja."
Adrian tercenung.
"Kamu sendiri gimana?" tanya Irene ke Adrian.
"Aku mau nikah sama wanita selingkuhan ku Ren."
"Gila! bukannya kata kamu dia orangnya gak pantas buat dijadikan istri?"
"Iya benar. Dengan menikahinya aku anggap ini sebagai hukuman. Biarlah hidupku yang hancur ini semakin seperti di neraka." Saking frustasinya, Adrian ingin hidupnya tambah hancur.
Tiba-tiba Melvi datang dengan tampang merongos. Dia keki lihat Adrian duduk berbincang dengan seorang wanita.
"Eh siapa lo?"
Irene shock. "Temannya Adrian."
"Teman apa teman? yaelah jaman sekarang kan banyak pelakor."
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️