Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
"Selesaikan masalah kalian" ujarnya dingin pada putranya
"Kami tidak ada masalah"
"Jika tidak ada masalah kenapa putriku bisa sampai melamun saat berjalan dihalaman belakang" alis Arthur menukik tajam
'apa sebegitu pentingnya pengakuan cintaku? aku akan selalu bersamanya, aku camkan itu'
Arthur sudah meniatkan itu dalam hatinya.. tapi siapa yang tau kan, masa depan seseorang tiada yang tahu.
"lebih baik kau temani istrimu" tanpa berkata apapun Arthur segera berlalu dari sana
saat tiba dikamarnya, ponselnya berdering tepat dinakas sebelah istrinya
Drrrt....Drrrt...
"mmmh..." Livia menggeliat ditidurnya karna dering ponsel suaminya
"Sssst...." Arthur mengusap kepala istrinya sampai tertidur lagi
sementara itu ia juga mengangkat panggilan itu, "Aku telepon nanti.."
Arthur meletakkan kembali ponselnya dinakas.
"Ar...." Livia mengigau
"Aku disini sayang" bisikan Arthur, membaringkan tubuhnya perlahan dibelakang istrinya. tangannya mengusap perut istrinya
tiba² Livia berbalik badan.. menelusupkan wajahnya didada suaminya, Arthur berusaha menahan rasa sakitnya karna Livia menyenggol lukanya yang belum kering.. untung saja tidak berdarah.
"Aawwws" demi menjaga Kenyamanan istrinya Arthur rela menahan rasa sakit ditubuhnya.
setelah berada pada posisi yang sama selama setengah jam Arthur mulai melepaskan pelukannya. ia harus menghubungi orang yang meneleponnya tadi.
.
.
dibalkon kamar...
'Seorang mata² menguntit nona Kendall dan tuan muda Erland sampai ke Apartemen' lapor sang bodyguard ditemenin itu
"selidiki siapa penguntit itu jangan sampai Kendall dan Erland terluka" Arthur menanamkan pandangannya lurus kedepan
setelah itu panggilan berakhir...
"Siapa yang berani bermain²... kita lihat saja nanti" sorotan matanya sangat tajam seperti akan menghunus lawan dihadapannya.
tubuhnya berbalik melihat istrinya masih tidur diranjang mereka.. tatapannya melembut. ada sedikit terlintas dibenaknya rasa bersalah kepada sang istri, seharusnya ia menceritakan keberadaan anak kandungnya dengan wanita lain diluar pernikahan.
tapi memikirkan mood istrinya yang sangat sensitif, Arthur lebih memilih menundanya saja
kakinya melangkah menaiki ranjang, berbaring disebelah istrinya, entah mengapa jika Livia berada disisinya seakan suasana begitu nyaman baginya. perlahan Arthur memejamkan mata ikut tertidur disana.
.
.
.
sementara itu dinegara lain.. Kendall sedang menemani anaknya belajar diruang tengah Apartemen mereka, "mom.. kenapa sih Daddy hanya bisa kesini 1 kali seminggu aja?" tanya Erland yang tangannya masih fokus mewarnai gambar mobil pada kertasnya
"Daddy sibuk sayang, kan Daddy udah bilang juga waktu itu kan?" Kendall menjawab sekenanya
"apa tempat kelja Daddy jauh?" Erland bertanya dengan tatapan polosnya
"Mommy tidak tau nak"
"mommy ini gimana sih, kan mommy istlinya Daddy kok gak tau suaminya kelja dimana" Kendall terkesiap dengan penuturan putranya, dari mana dia tau istilah suami-istri?
"m-maksud mommy, mommy belum pernah ke tempat kerja Daddy Arthur.. mungkin sangat-sangat jauh" Erland menghadap sepenuhnya pada kendall, ia meletakkan begitu saja pensil warnanya.. sepertinya ia penasaran akan hal tentang Daddy nya
"kalau begitu minta Daddy kelja disini aja mom.. jadi Elland bisa beltemu Daddy setiap hali" ucapnya dengan nada gembira
sepertinya Kendall harus berhenti menjawab pertanyaan putranya dari pada nanti ia salah bicara. "emm nak mommy mau cek jadwal dulu ya, kamu lanjutkan gambaranmu saja" Kendall mengusap kepala putranya lalu masuk ke dalam kamar
"Mommy kok ga jawab sih, bebelapa hali lagi kan Daddy kesini. Elland akan bilang ke Daddy tentang yang tadi" ia ketawa cekikikan sendiri diruang tengah itu sambil melanjutkan mewarnai gambarnya
Didalam kamar Kendall tidak habis fikir dengan apa yang dikatakan putranya barusan.
Ting...
ponselnya berbunyi tanda pesan masuk, saat membuka isi pesan itu.. tidak ada nama pengirimnya namun hanya sebuah emoticon yang dikirimnya
'☠'
dahi Kendall mengkerut, entah apa maksudnya. ia lebih memilih mengecek jadwalnya saja dan mengabaikan pesan itu
.
.
.
kembali ke kediaman Arthur ada satu jam mereka tidur siang.. Arthur lebih dulu membuka matanya, tiba² ada benda yang menimpa dadanya tepat disebelah luka yang hampir kering itu
rupanya itu adalah tangan istrinya yang tidur menempel padanya, sudut bibir Arthur terangkat melihat itu
"Kupastikan kamu tidak akan pergi dariku" ucapnya lirih
"Kenapa begitu cantik, aku jadi ingin menciummu" katanya lagi
Livia terusik karena ulah Arthur yang terus mencubit pipinya.. "eengh..."
perlahan kelopak mata indah itu terbuka.. Livia langsung tersadar saat menyadari tangannya menyentuh dada suaminya yang masih terdapat luka disana
kening Arthur mengkerut.. "Ada apa sayang?"
"maaf.. apa aku menyenggolmu?" Livia langsung bangun memeriksa tubuh suaminya
"syukurlah hampir kering" ucapnya pelan
"ini hanya luka ringan sayang" Livia mendelikan matanya
"kamu tidak lihat luka sayatan nya panjang dan dalam"
"kamu mengkhawatirkanku, hm?" goda Arthur.. perlahan bangun lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah istrinya
"pertanyaan konyol apa itu" Livia malas yang tadinya sempat khawatir malah tidak jadi karna Arthur
ia memilih beranjak dari kasur.. namun Arthur lebih cepat turun sehingga dapat menarik pinggang istrinya
"kamu mau kemana?" Arthur meletakkan dagunya di bahu istrinya
"ke dapur" jawabnya singkat
"disini saja temani aku, hm?" Arthur membalikkan tubuh istrinya kemudian mensejajarkan tubuhnya sehingga ia berhadapan dengan perut istrinya
mengangkat dress sampai perut itu terlihat, Arthur mencium perut dihadapannya itu
"cepat besar nak.. Daddy tidak sabar menantikanmu" lalu memeluknya.. menempelkan pipinya diperut Livia
hati Livia menghangat diperlakukan seperti ini, ia mulai berpikir seharusnya tidak perlu mempermasalahkan pengakuan cinta dari suaminya.
Livia mengusap rambut suaminya
"jadi, sedari tadi kamu hanya memakai celana dalam saja.. tanpa celana?" Arthur bertanya tiba²
"tentu saja.. aku nyaman seperti ini" jawab Livia
"kamu hanya boleh berpakaian seperti ini jika kita hanya berdua saja, hm. lain kali pakailah short pants"
tangan Arthur yang jahil menurunkan sedikit celana dalam istrinya dan langsung dipukul
plak...
"kamu mau apa menurunkan celana dalamku?"
"ingin bercinta denganmu" jawab Arthur dengan senyum jahilnya
"apa kamu sangat ingin?.. " Arthur hanya bermaksud bercanda.. bukan ingin membuat istrinya sedih
"hey...tidak, aku hanya bercanda... Aku mengerti kondisimu yang sedang hamil trimester pertama, kita akan melakukannya ketika usianya sudah masuk trimester kedua" Arthur mengusap pipi istrinya
"maaf aku hanya bercanda tadi, sayang" Arthur mengangkat dagu istrinya
Cup...
awalnya hanya kecupan singkat tapi Arthur malah jadi ketagihan.. mengecap rasa manis bibir istrinya tidak akan pernah bosan
mereka tidak sadar pintu terbuka, Sarah tersenyum melihat pemandangan didepannya.
"mereka sudah akur lagi" ucapnya pelan
namun ia harus melanjutkan langkahnya.. memberikan ramuan pada anaknya agar lukanya cepat sembuh
akhirnya dengan tidak tega ia harus merusak adegan romantis itu
Tok.... Tok....
Livia langsung melepas paksa ciuman mereka dan menyembunyikan wajahnya didada bidang suaminya
"Mom.. " Arthur merasakan jengkel
"Mom membuat istriku malu"
"maaf..Mom tidak bermaksud mengganggu. mommy hanya mengantar ramuan jamu untukmu nak, habiskan ya" setelah itu Sarah menutup lagi pintu kamar putranya
"Mommy sudah pergi.. " Arthur melihat sekilas wajah istrinya yang sudah merah lantas tertawa pelan
"ingin melanjutkan?" Arthur meringis ketika Livia mencubit pinggangnya
.
.
.
.
.
.
haii... readers
jangan lupa tinggalkan komen, like, subs, beri vote dan gift ya
lovyu