naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
baikan
“Gak bisa gitu nara. Lo istri gue, tentu aja gue harus tahu” ujar naresh.
Nara terperangah mendengarnya, kemudian tertawa sinis. Apakah lelaki di depannya ini pikun?
“Gue gak salah denger? Lo lupa apa gimana sih? Kita udah sepakat untuk nggak saling ikut campur urusan satu sama lain. Gue gak ada ikut campur urusan pribadi lo, mau pulang malem atau pergi sama cewek mana pun. Kenapa lo ngatur hidup gue?” tukas nara menunjuk dada kiri naresh. Seolah menekan kan hubungan mereka yang sebenarnya.
Selama ini dia tak pernah sekalipun protes atau complain dengan kehidupan naresh. Tapi kenapa naresh seolah melupakan kesepakatan mereka.
Nara memilih meninggalkan naresh yang tampak tak bisa berkata apa apa. Pria itu tahu bahwa apa yang di katakan nara memang benar, tetapi ada rasa tak terima di hatinya.
Melihat nara pulang dengan pria lain, hatinya tiba tiba tak tenang. Tangannya tanpa sadar mengepal, naresh pun bingung kenapa dengan dirinya sendiri.
….
Nara menghembuskan nafas gusarnya. Matanya sudah berkali kali tertutup akibat kantuk yang tak bisa dia tahan.
Di depan komputer, nara masih berusaha mempertahankan kesadarannya. Dia meregangkan tubuhnya yang kaku akibat sedari tadi duduk.
Selain bekerja di perusahaan percetakan, nara juga bekerja sebagai artist secara freelance. Dia yang lulusan desain grafis, tak ingin menyia nyiakan kepiawaian nya dalam mendesain. Satu tahun yang lalu, dia menandatangi kontrak secara online dengan salah satu penerbit manhwa dari korea. Jadi waktunya untuk beristirahat semakin sedikit.
Tok tok tok!
Pintu kamarnya di ketuk berkali kali oleh naresh. Nara awalnya mengabaikan nya, tetapi ketukan itu malah semakin mengeras.
Meski menggerutu, nara akhirnya membuka pintu kamarnya. “Ada apa?” tanya nara tak santai. Selain karena lelah dia malas melihat pria itu.
“Lo udah makan?” tanya naresh.
Naya mengangguk meski matanya berpencar. “langsung aja. Ada apa?”
Naresh memandang ke dalam kamar istrinya. Komputer masih hidup, tampaknya nara masih belum tidur.
“Jangan begadang. Cepet tidur, ini udah malem” nasihat naresh, pria itu sadar dia memperhatikan nara.
Nara berdehem pelan, kakinya bergerak gerak pelan karena kaku. “Udah kan? Gue tutup” nara menutup kembali pintu kamarnya lalu duduk di depan komputer.
Satu lembar lagi dia akan selesai, tetapi ini agak komplek. Jadi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan nya.
Naresh kembali datang tak lama kemudian, pria itu tak mengetuk dahulu kini. Kebetulan pintu kamar nara tak di kunci, dia masuk seraya membawa coklat panas. Lalu meletakan nya di samping meja nara.
Nara menoleh dan mendongak, seolah bertanya apa yang naresh lakukan.
“Hm, minumlah. Udara dingin di tambah ini sudah malam” kata naresh perhatian.
Nara menghentikan aktivitas nya sebentar, lalu bersandar pada kepala kursi. “Sebenarnya mau lo apa sih? Gak mungkin lo tiba tiba bersikap baik kayak gini dan nanyain kondisi gue kalau gak ada mau” tanya nara. Dia tak yakin dengan naresh, pria itu berubah tiba tiba dan dia menjadi takut akan hal itu.
Tepat sasaran. Apa yang nara katakan barusan memang benar, dia kesini dengan maksud tertentu. Tetapi bukan niat yang buruk.
“Hm, gue minta maaf soal yang di mobil. Gue keterlaluan, gak seharusnya gue kayak gitu” ungkap naresh.
Duduk pria itu di ujung meja panjang yang nara gunakan, tangannya berlipat di dada dan menghadap pada nara. Memperhatikan gerak gerik wanita di depan nya.
“Hm. Terus?”
“kita baikkan dah. Jangan kayak gini, gue gak nyaman. Kita damai, jangan berantem lagi” ujar naresh.
“Kalau gue gak mau?”
“Nar.. “ naresh memelas.
Nara pun terkekeh. “Hm, kita baikan. Udah, cepet keluar sana. Gue mau lanjutin kerja lagi” ujarnya mengusir naresh.
“Oke. Jangan tidur terlalu malam.” pesan naresh sebelum keluar.
“Dan buka blokiran kontak gue” lanjutnya sebelum menutup pintu.
Nara menggelengkan kepalanya pelan, pelipisnya dia pijat dan kembali memajukan kursinya. Dia harus menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor