Bratt Wilson, pria berdarah Inggris-Indonesia yang sudah menginjak usia 35 th. Diusianya yang sudah matang, Bratt memilih untuk tidak menikah. Karena trauma melihat kehancuran rumah tangga orangtuanya, membuat Bratt menganggap pernikahan hanya lah tempat untuk menambah masalah hidup.
Meski tidak menikah, Bratt masih bisa menyalurkan hasratnya dengan memakai jasa wanita bayaran.
Hingga akhirnya Bratt bertemu dengan Alea Andara. Rasa ingin memiliki Alea sangat lah besar meski Bratt tahu kalau Alea sudah memiliki suami.
Apakah rasa ingin memiliki itu hanyalah sekedar obsesi Bratt atau karena memang Bratt telah jatuh cinta pada Alea?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Meja Billiar Menjadi Saksi
"Oh.. shiit!! Aku sudah tidak tahan lagi!" Desis Bratt saat Alea memainkan Bang Jago-nya selama tiga menit.
Bratt menarik kepala Alea dan mengeluarkan Bang Jago-nya dari dalam goa bergigi Alea.
"Tuan, aku belum puas bermain-main dengan alat itu." Masih saja Alea mengira kalau Bang Jago Bratt adalah alat yang biasa Alea pakai untuk melepaskan hasratnya.
Bratt tidak menghiraukan protes Alea dan malah menarik Alea naik keatas pangkuannya.
KRAAAK. Dengan satu tarikan, Bratt langsung merobek kemeja yang Alea pakai.
Karena Alea tidak memakai pakaian dalam, dua gundukan daging milik Alea pun langsung terpampang nyata di depan mata Bratt.
Kedua telapak tangan Bratt pun langsung memainkan dua gundukan daging dan sesekali memilin puncak dua gundukan daging itu.
"Ah.... Tuan.." racau Alea.
"Kau suka?" Tanya Bratt.
"Sangat suka Tuan. Aku sangat merindukan sentuhan ini." Balas Alea.
Sambil tangan Bratt bermain dengan dua gundukan dagingnya, Alea pun mendaratkan bibirnya ke bibir Bratt dan mereka pun berciuman panas pun tak bisa terelakkan.
Hasrat Alea makin menggelora, ia ingin merasakan lebih. Sambil bibir mereka berciuman panas dan tangan Bratt bermain dengan dua gundukannya, tangan Alea pun ikut bermain dengan Bang Jago sesaat sebelum mengarahkan Bang Jago masuk ke dalam rumah Eneng Tembem.
Dirasa sudah cukup bermain dengan Bang Jago, Alea pun mulai mengarahkan Bang Jago masuk ke dalam rumah Eneng Tembem. Tapi baru sampai Bang Jago di depan pintu rumah Eneng Tembem, Bratt menahan tangan Alea.
"Tahan Lea." Ucap Bratt lalu mengangkat bokongnya dari sofa dengan Alea dalam gendongannya.
Bratt berjalan menuju meja billiar lalu membaringkan Alea diatas meja billiar. Setelah Alea berbaring di meja billiar, Bratt pun membuka kaki Alea lebar-lebar lalu memberi sengatan pada Eneng Tembem dengan lidah profesionalnya.
Tubuh Alea membusur merasakan kenikmatan yang Bratt berikan, suara racauan dan desa*han yang keluar dari mulut Alea adalah sound pengiring yang memecahkan keheningan dalam ruangan itu.
"Ah... Tuan, aku ingin keluar..!" Racau Alea.
Bratt pun menghentikan aksinya dan menjauhkan wajahnya dari Eneng Tembem, lalu memasukkan dua jarinya ke dalam rumah Eneng Tembem. Sedangkan mulut Bratt beralih melahap salah satu gundukan daging milik Alea.
Bratt memainkan kedua jarinya dengan sangat cepat, sampai akhirnya...
"Aaaargh...." Erangan panjang keluar dari mulut Alea.
Tahu Alea sudah sampai pada puncak kenikmatan, barulah Bratt mengeluarkan dua jarinya dari dalam rumah Eneng Tembem.
"Apa kau puas?" Tanya Bratt.
Alea menganggukkan kepalanya.
"Jangan puas dulu Lea, itu masih jari ku, belum Bang Jago ku." Bisik Bratt.
Bratt pun menarik tangan Alea untuk membantu Alea duduk, lalu menggendong Alea seperti anak koala sambil kembali berciuman panas. Dengan bibir yang masih berciuman panas, Bratt pun berjalan menuju tangga untuk naik ke lantai atas.
Sesampainya di lantai atas, Bratt pun langsung berjalan menuju kamarnya.
Ceklek. Pintu kamar pun terbuka.
Bratt pun masuk ke dalam kamar dan berjalan menuju ruang tidur. Sesampainya di ruang tidur, dengan perlahan Bratt membaringkan Alea diatas ranjang suci-nya. Suci karena belum pernah ada satu wanita pun yang Bratt bawa naik di atas ranjangnya itu, baru Alea lah wanita pertama yang Bratt baringkan diatas ranjangnya.
Setelah membaringkan Alea diatas ranjang, Bratt berjalan menuju nakas dan mengambil satu bungkus sarung karet pengaman untuk Bang Jago lalu memakaikan sarung karet itu pada Bang Jago.
*
*
*
Bersambung...