Cinta tidak perna tahu pada siapa dia akan berlabuh ,begitu juga yang di rasakan Aisyah dia tidak perna mengira akan mencintai sahabat nya kebersamaan mereka sejak kecil membuat keduanya selalu bersama hingga akhirnya perasaan itu timbul .
Hingga akhirnya malam panas itu membuat jarak keduanya sedikit berjarak terlebih pria yang di cintai nya akan bertunangan dengan sang kekasih .
Aisyah tidak memiliki pilihan lain selain pergi menjauh meninggalkan orang yang di cintai nya ,tanpa dia ketahui jika saat ini dia sedang hamil .
5 tahun kemudian Aisyah kembali bersama buah hatinya ,perasaan takut dan gugup itu pasti ada ,lalu bagaimana jika dia bertemu kembali dengan sahabat nya ? apa kah sahabat nya akan mengenali sang anak ? atau justru sebaliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak bisa tidur
Sejak tadi Aisyah hanya membolak balikan badannya di atas tempat tidur mencari posisi yang nyaman untuk tidur .
Tapi tetap dia tidak bisa memejamkan matanya ,merasa lelah akhirnya Aisyah bangun menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
" Sudah jam 11 " Gumam Aisyah menatap ponselnya lalu kembali meletakan ponselnya di samping nya .
" Mama sudah ngantuk Nak " Aisyah mengelus perutnya dengan perlahan,sudah tidak terhitung lagi berapa kali dia menguap namun semua percuma saat dia memejamkan matanya tidak berselang lama mata nya kembali terbuka .
Huh !!
" Nanti Papa pulang baru tidur dengan Papa nak , sekarang sama Mama dulu boleh kan ? " Aisyah terus mengajak calon anaknya bicara sekalipun dia sendiri sudah frustasi.
Setelah lama berpikir akhirnya Aisyah memilih ke luar dari kamarnya .
Saat di luar Aisyah menatap sekeliling nya di mana sebagian lampu sudah di padamkan .
Dengan perlahan Aisyah menuruni anak tangga satu persatu ,hingga akhirnya kini dia berhadapan dengan pintu .
Tok ....tok ....
" Mami ...Papi " Panggil nya .
Di dalam kamar Papi Harits dan Mami Arum yang belum tidur langsung saling berpandangan.
" Itu suara Aisyah kan Pi " Papi Harits mengaguk " Buka Pi " Ujar Mami Arum khawatir,Papi Harits langsung turun dari tempat tidur membukakan pintu untuk Aisyah .
Ceklek
" Aisyah " Aisyah mengembangkan senyum nya menatap Papi Harits .
" Papi sudah tidur ya ,maaf Aisyah ganggu " Ujarnya tak enak .
" Belum lagi cerita sama Mami " Papi Harits membuka pintu kamarnya lebih lebar agar Aisyah bisa melihat lebih dalam " Kenapa ? Kamu ngidam ? " Tanya Papi Harits curiga .
" Tidak Pi " Jawabnya ragu.
" Lalu ? " Papi Harits mengerutkan keningnya menatap putrinya yang terlihat bingung " Hm ...Aisyah boleh masuk dulu tidak Pi " Izinnya sopan .
" Ayo masuk " Papi Harits menutup pintu kamarnya setelah Aisyah berada dalam kamar .
" Kenapa Sya ? " Tanya Mami Arum lembut .
" Aisyah boleh ikut tidur di sini tidak ? " Izin Aisyah takut² .
" Dengan Papi dan Mami" Tanya Mami Arum kaget .
" Iya " Jawab Aisyah terbata .
" Tumben ,dulu waktu kamu SD kelas 5 sudah tidak mau tidur dengan Papi dan Mami katanya sudah besar " Papi Harits kembali mengingat kan Aisyah pada kejadian beberapa tahun silam.
" Papi " Rengek Aisyah manja.
" Aisyah tidak bisa tidur dari tadi hanya membalikkan badan mencari yang nyaman tapi tidak bisa " Jawabnya merengek.
" Jangan bilang kamu takut tidur sendiri ? " Tanya Papi Harits bingung .
" Mana ada Aisyah takut Pi " sangga Aisyah cepat .
" Biasanya tiap malam itu mas Felix elus perut Aisyah jadi tidurnya lebih cepat " Lanjut nya kesal .
" Sekarang mas Felix lagi di luar kota jadi Aisyah susah tidur nya" Ucap nya lagi .
" Ya sudah tidur di samping Ana ,biar Papi elus perut nya " Ujar papi Harits.
" Terus papi tidur di mana ? " Tanya Aisyah menatap papi Harits.
" Di sofa " Tunjuk nya pada sofa yang ada di ruangan itu .
" Aisyah saja yang tidur di sofa,tapi Papi elusin dulu" Aisyah tidak mungkin membiarkan Papi nya tidur di sofa yang pasti ukuran nya tidak sesuai dengan badannya .
"Sandaran nya bisa di turunkan Sya jadi lebih lebar lagi nanti " Aisyah masih menatap papi Harits " Ayo Papi bantu tidur " ujarnya lembut .
" Kalau begitu Sofanya di bawah ke sini saja nanti Aisyah yang tidur di sofa " Mami Arum hanya bisa tertawa mendengar permintaan putri nya .
" Jadi Papi harus menggeser meja ini " Tunjuk nya pada meja samping tempat tidur ,dengan polos Aisyah mengaguk " Jadi Papi tidur di samping Ana dan aku tidur di sofa " Jawabnya polos .
" Kalau begini mendingan tadi Papi melarang suami mu untuk ke luar kota " Ujar papi Harits namun tetap melakukan apa yang di inginkan putri nya .
" Terimakasih Kakek Harits " Ujar Aisyah menirukan suara anak kecil.
" Mami duduk saja " Titah Papi Harits saat melihat pergerakan di atas tempat tidur .
" Tidak papa Pi biar cepat ,kasian Aisyah ini sudah larut malam " Mami Arum tetap turun dari tempat tidur membantu suami nya mendorong sofa detik kemudian Aisyah ikut mendorong sofa itu padahal Papi Harits bisa melakukan sendiri.
" Kan lebih cepat ' Ujar Aisyah bangga .
" Sofa nya ada roda nya " Jawab Papi Harits membuat Aisyah menatap ke arah kaki sofa lalu tertawa kecil .
" Kenapa Papi tidak bilang " Ujar Aisyah .
Papi Harits merubah sandaran sofa itu sehingga bentuk seperti tempat tidur ,setelah itu menarik kursi panjang yang berada di kaki tempat tidur di letakan di bagian bawah sofa.
" Terimakasih Papi" Aisyah langsung memeluk Papi Harits lalu mencium kedua pipi pria itu .
" Jangan loncat² Sya " Tegur Mami Arum .
" Duduk dulu , Papi ambilkan selimut sama bantal mu " Aisyah langsung duduk di sofa yang akan menjadi tempat tidurnya itu .
"Sofa nya enak Mi " Ujar Aisyah mengusap permukaan sofa itu .
" Iya , Dulu Papi membelikan nya itu karena Mami lihat iklan di TV dan mami hanya ngomong biasa saja namanya lihat barang bagus, sekali nya besoknya Papi belikan " Ujar Mami Arum tersenyum.
" Tapi karena sofa itu Mami lebih beta dalam kamar ,dulukan Mami belum bisa jalan jadi Papi membawa kursi itu ke balkon jadi lebih nyaman " Lanjut nya .
" Maafkan Aisyah ya Mi " Aisyah mengusap kaki Mami Arum dengan pelan .
" Tidak perlu meminta maaf sekarang kan Mami udh bisa jalan dan semuanya berkat Cucu Mami yang cantik ini " Mami Arum menarik hidung mancung Ana dengan pelan " Nanti setelah itu lahir buatkan Mami cucu lagi ya "Rahang Aisyah langsung terbuka menatap Mami nya " Biar rumah kita ramai Sya " Lanjut nya tanpa rasa bersalah.
" Mami yang ini saja belum lahir Lo " Aisyah menunjukan perut nya yang sudah berusia 5 bulan .
" Lahir yang itu buat lagi ' Jawab Mami Arum enteng.
" Anakmu bukan kucing Mi " Ujar Papi Harits yang baru datang lalu meletakan selimut dan bantal untuk Aisyah .
" Maksud nya setelah ini jangan berhenti gitu Pi " Papi Harits hanya bisa menggelengkan kepalanya.
" Sudah ayo istirahat" Ujar Papi Harits meminta kedua wanita itu untuk berbaring .
" Aisyah tidak papa kan belakangi Papi " Tanya Aisyah pelan .
" Tapi tangan Papi tidak sampai Nak " Ujar Papi Harits.
" Atau Papi nanti saja tidur nya , elus dulu perut mu " Lanjut nya .
" Tidak usah aisyah hadap Papi saja " Aisyah langsung membalikkan badannya hingga kini kedua nya saling bertatapan lalu tersenyum.
" Tapi nyaman saja kan " Aisyah mengaguk lalu memejamkan matanya .
" Malam ini kita Papi kelonin Mama nya , sedangkan Mami kelonin anaknya " Ujar Mami Aisyah membuat mereka tertawa .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...